☆SAGARA 47☆

814 41 8
                                        

Sagara masuk kedalam rumah pemandangan yang sudah tak asing baginya semua mainan tercecer di ruang tamu suasana sangat ramai hingga Ia kesusahan mencari sang istri bahkan suaranya kalah suara anak-anak nya.

"Yahhh ade matahin tangan abang"Dahi Sagara berkerut mendengar tutur seorang anak perempuan sambil menunjuk anak laki-laki yang tengah kesakitan sambil memegang lengannya.

"Yahhh rambut abang di potong kakak"

"Yahhhh kaki dede di gigit baby"

Sagara memegang kepalanya berdenyut mendengar semua anak memanggil dirinya."Semua baris"Instrupsi Sagara membuat dari yang bertubuh tinggi hingga rendah berbaris.Sagara menghitung jumlah anak-anak di depannya.

"Kalian anak siapa?"semua menangis mendengar ucapan Sagara tak lama Alana datang dengan mengelus perut buncit-nya."Diapain lagi sih yahh"Sagara lagi-lagi bingung.

"Ini sembilan anak.Anaknya siapa?"Alana menepuk jidatnya.

"Ya anak kamu lah anak siapa lagi?"

"Huaaaa kita nggak dianggap anak ayahhh"

"Jahat kamu yah nggak mau ngakuin anak sendiri"ucap Alana mengusap air matanya.

"Kapan buatnya sayang...?"

Alana menunjuk perutnya."Kamu nuduh aku selingkuh sampe punya anak sembilan?"timpal Alana membuat semua anak memeluk Alana sambil menangis.

Sagara yang kebingungan ikut menangis "Tuhan cancel aja doanya gajadi anak sepuluh"tanpa Sagara sadari Alana menahan tawanya melihat Sagara yang tengah mengingau juga Barron yang ikut menyaksikan ngigo Sagara.

"Om banunnn udah cianggg ayo anterin barron pulangg ke rumah papa"teriak Barron tepat di telinga Sagara membuat tubuh itu berjingkat.Sagara mendekat kearah Alana meraba-raba perut datar Alana dan di tepis kasar oleh Alana."Mimpi jorok ihhh".

"Gamau punya anak sepuluhh"rengek Sagara memeluk Alana itu pula menjadi alasan Barron tertawa melihat tingkat Sagara seperti anak kecil menjadikan bahan ejekan Barron."Udah tua macih cengeng".

"Cengeng kita beda kelas ya"Sagara menjulurkan lidahnya saat Barron mengejeknya."Sana mandi ayo anterin Barron pulang".

"Bram aja yang suruh kesini"

"Bram lagi sakit makanya dia minta tolong buat anterin Barron pulang"

Sagara melepaskan pelukannya dari tubuh Alana mengambil handuk dan memulai ritual mandinya.20 menit Alana dan Barron menunggu seorang Sagara akhirnya Ia keluar memakai celana pendek putih dengan atasan biru donker kaca mata hitam bertengger di hidung Sagara.

Jeep Rubicon melaju membelah jalanan yang lumayan sepi karena waktu kerja tak butuh waktu lama sampai juga di apartemen milik Bram begitu masuk Barron langsung berlari memeluk Bram yang tengah tertidur di sofa.Tatapan mengejek mengarah ke arah Sagara yang datang dengan wajah malas.

"Gimana bedur-nya?"Sagara berdecak mendengar ucapan Bram tentu gelakan tawa keluar dari mulut Bram hingga gumpalan struk belanja tersumpal di mulut Bram karena ulah Barron.

"Oh ya makasih ya Na udah jagain Barron"

"Sering-sering deh Barron nginep di apart gua"ucapan Alana membuat dahi Sagara lagi-lagi berkerut."Nggak-nggak boleh sempit apart gua"tangisan Barron terdengar ketika mendengar ucapan Sagara.

"Barron nyusahin yaaa?"

"Enggak gantengg maksudnya badan om yang kegedean jadi nanti buat Barron sempit kan gaenak kalau buat tidur"bujuk Sagara mendekat kearah Barron.

"Hayo Sagara Barron-nya nangis"ledek Alana sambil bertepuk tangan.

Entah Bram tengah membisikkan apa kepada Barron sudah Sagara tebak pasti bisikan Bram memang bisikan setan"Oke nanti malem Barron nginep lagi".

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang