☆SAGARA 24☆

1K 62 30
                                        

Alana terlelap di balkon senyum sagara terukir memundurkan kursinya pelan dan menggendong alana dengan hati-hati sangat lelap alana tertidur mungkin efek setelah main hujan-hujanan Sagara menggendong alana menuju mobilnya ia berniat mengantar Alana pulang pasti bunda alana menunggu Alana pulang.

Sagara meminta tolong kepada satpam untuk membukakan pintu mobilnya mendudukkan Alana dan memakaikan seat belt menutup pintu dan ia menuju kursi kemudi.

Melajukan mobil di derasnya hujan di iringi musik menambah ketenangan di otak sagara melemaskan punggungnya pada seat mobil memyetir dengan santai tanpa kebut-kebutan sangat nikmat.

Menoleh ke samping ya Alana masih terlelap tangan sagara memegang kepala Alana supaya kepala Alana tidak menghantam jendela tangannya tetap berada di kepala Alana hingga sampai ke rumah Alana.

Sagara memarkirkan mobilnya menekan klakson pintu gerbang pun terbuka di sambut senyuman satpam Alana "Bunda ada pak?" Tanya sagara.

"Ada den"

"Makasih pak" Sagara menekan tombol jendelanya pak satpam pun memayungi Sagara untuk ke pintu penumpang menggendong Alana dan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum" Salam sagara seseorang yang di rumah bergegas mengecek siapa yang datang.

"Waalaikumsalam Bunda tungguin kok alana nya nggak pulang-pulang malah ternyata molor"

"Iya bun katanya capek terus ketiduran tadi"

"Taruh Alana di kamarnya ya pasti kamu keberatan kan alana berat" Ririn membuntuti Sagara dari belakamg membukakan pintu untuk sagara masuk setelah menaruh Alana di dapur Sagara tengah mengisi perutnya karena di paksa ririn untuk makan di rumah.

"Udah sehat?"

"Udah bun nyatanya sagara udah bisa gendong Alana"

"Jangan membenci ayah kamu ya gar"

Sagara berhenti melahap makanannya menatap kosong makanan di depannya yang baru setengah ia makan "Bunda tau perbuatan ayah kamu nggak mencerminkan seorang ayah nak".

"Tapi ayah jadiin bunda sagara simpanan dan Sagara hasil nikah siri ayah sama bunda apa Sagara nggak boleh benci ayah bun?" Tatapan Sagara sama persis dengan tatapan polos Sagara saat kecil Ririn ingat tatapan ini dengan tak sadar air mata ririn menjalari pipi menatap haru sagara.

"Sagara mau peluk bunda?" Tawar Ririn merentangkan tangannya Sagara pun mendekat kepada Ririn memeluk ririn yang jauh lebih kecil dari badannya.

"Bunda tau nak tapi ayahmu tetap ayahmu tidak ada mantan ayah sejahat apapun sekejam apapun anthoni tetap ayah Sagara walaupun dia juga menjadi ayah di keluarga lain dia juga ayah sagara karena setetes darah pun ada campur tangan ayah kamu" 

"Kadang Sagara pengen punya ayah kaya ayah nya Alana bun selalu jemput Alana sekolah nganterin Alana sekolah Sagara juga pengen kayak gitu dari sekolah dasar" Inikah tuan Sagara pemilik Aleister croup sedang menjadi dirinya sendiri seseorang anak yang menginginkan kasih sayang dari orang tua kandungnya.

Korban perceraian orang tua pasti ingin menjadi keluarga harmonis seperti keluarga harmonis lainnya mencoba baik-baik saja di luar sedangkan di dalam dirinya berusaha tetap tegar dengan kondisi yang harus di terima bahkan mereka pun tidak bisa menggagalkan perceraian.

-Sayangi keluarga kalian sayangi mereka yang masih di beri tuhan kebahagiaan hingga sekarang dan bahagiakan mereka dengan masa depan mu-

"Kan ayah Alana ayah Sagara juga" Sagara menumpukan dagunya di bahu kecil Ririn.

"Sekarang Sagara udah remaja dan bentar lagi dewasa pesan bunda tetap menjadi Sagara yang bunda kenal dan jangan pernah membenci seseoramg karena suatu saat seseorang yang kamu benci menolong kamu" Ririn menepuk-nepuk bahu lebar Sagara.

"Ini bunda gabisa nafas badan kamh kegedean" Sagara menyengir kuda dan kembali duduk.

"Habis SMA sagara fokus perusahaan atau kuliah?"

"Lebih ke perusahaan si bun karena nanti Sagara juga harus bimbing Garva karena dia udah jadi pemegang Damares croup"

"Garva?bukannya damares croup punya opa kamu ya?"

"Garva itu anak dari adeknya bunda bun ya karena sagara juga udah megang aleister jadi damares insyaallah nya di pegang Garva"

"Bagus dehh ada yang nerusin perusahaan keluarga kamu malah kamunya ikut nambah besarnya perusahaan" puji Ririn.

"Maaf bun tapi Sagara harus pergi di tunggu temen-temen ada rapat buat event beberapa bulan kedepan"

"Kalau gitu bunda bawain kue terus nanti bagiin ya ke temen-temen kamu" Ririn bergegas mengambil sekotak tempat menaruh cookies dengan rapi membawakan sekotak cookies itu untuk Sagara.

Sagara pamit dan masuk kedalam mobilnya menuju salah satu cafe semua teman Sagara berkumpul membawa beberapa berkas mereka mengeluarkan beberapa buku pelajaran mereka mulai belajar bersama ya tapi devos sibuk dengan cookies bunda ririn.

"Ini apa yang di pelajarin anjir buku gua bersih kaga ada tulisan sama sekali" Devos membolak-balik bukunya memastikan mungkin ada beberapa tulisan.

"Lu bukan nyatet materi malah gambar kuda lah monyet lah gaada tuh angka di pangku garis di kertas lu" omel Garu sambil menyingkap-nyingkap buku Devos.

"Kita bikin jadwal pelajaran aja biar antara main sama belajar kagak berantakan gimana?" Usul Vincen.

"Kita kumpul bahas matematika kalau ada Sagara emang kagak bosen itungan apa?" Tolak alpha melemparkan bekas sendok ke wajah Sagara yang tengah sibuk mengerjakan latihan soal.

Mereka pun mulai mengerjakan latihan soal sesekali pun devos mengamuk karena tidak bisa mengerjakan soal dan juga kadang-kadang garu akan adu mulut dengan devos.

"Kalian diem apa ni piring melayang" ancam Sagara menaikkan piringnya.

Dua orang itu diam dan mereka kembali  tenang sambil memeperhatikan buku mereka tapi kesunyian itu pecah saat Garva datang dengan berteriak.

"ASSALAMUALAIKUM" vincen melemparkan bukunya pada kepala Garva.

"Kata ustadz tuh kalau salam di jawab bukan di lempar buku,abang-abang..." ucap Garva menirukan suara anak-anak selesai ngaji.

"Salam yang bagus bukan teriak jablay"

"Waalaikumsalam"

"Ngapain?"

"Ikut belajar kan gua sekarang pinter" Garva tersenyum.

Mereka kembali mengerjakan soal sama-sama ikut menimbrung untuk mengerjakan soal latihan dengan serius dan Garva yang sudah mulai melihatkan kepintarannya dengan menjawab soal pembagian.

Dan mereka membagi untuk mengerjakan soal bila ada yang tidak paham dengan soal yang lainnya akan menerangkan beberapa soal dan materi untuk lebih di memgerti.

Setelah kurang lebih 1 jam mereka mengerjakn berpuluhan soal ya nongkrong ya belajar karena kurang beberapa minggu lagi mereka akan menghadapi ujian untuk kelulusan.

"Jadi saat nanti ujian jangan bahas masalah dulu kita fokus ujian ujian ujian masalah bisa di handle malik dulu jadi kalian tetap fokus ujian kalian belajar peringatan jangan ada yang bawa contekan senakal-nakalnya kalian jangan sampai bermaim curang" ucap Sagara panjang lebar.

"Tapi gua percuma bikin contekan kada ada jawabannnya di contekan gua" kesal Devos.

"Emang nggak di kagak di takdirkan pro dalam percontekan hanya gua yang bisa naruh contekan di belakang dasi hahaha" Sombong Alpha.

"Gua rekam gua laporin ke BK" Vincen melihatkan layar handphonenya mata Alpha melotot merampas handphone Vincen.

"Kaga temen lu kaga slayy" cibir Alpha melemparkan sampah ke wajah Vincen.

•°•°•

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang