☆SAGARA 16☆

1.1K 77 3
                                    

Dokter sedang memeriksa Sagara setelah beberapa menit yang lalu atlas memanggil dokter untuk sagara yang telah sadar dari kritis nya tapi tetap saja pandangan pertengkaran dari Alana.

"Na" atlas mencekal lengan Alana.

"Apa?"

"Dengerin kakak dulu na"

Alana memalingkan wajahnya saat air matanya mengalir "dengerin apa?kakak bohongin Alana".

"Naa kakak bohong bukan tanpa alasan na"

"Dan apa alasan kakak berbohong?"

Atlas menghela nafas mengeluarkan amplop putih dari balik jaketnya menyerahkannya pada Alana "dan kamu juga berbohong sama kakak naa".

Alana membulatkan matanya ini amplop atas namanya mengapa sampai ke tangan atlas apa ini alasan dokter bilang kita tunggu 24 jam suratnya untuk mengetahui penyakit rencana menyembunyikannya gagal atlas sudah tau apa yang sedang terjadi.

"Dokter saat kamu konsultasi adalah teman kakak dan dokter itu menghubungi kakak memberikan amplop ini ke kakak lebih jahat siapa na penyakit yang tidak bisa di anggap sepele kamu tutupi dari kakak atau bahkan kamu juga menutupi dari ayah bunda?"

Alana menunduk meredam tangisnya membuka amplop itu dengan tangan gemetar ia juga tidak tahu apa yang tengah menggerogoti tubuhnya.

HENTI JANTUNG

Alana terduduk lemas melihat diagnosis yang tertulis tebal pada kertas yang bertuliskan namanya ia meremas kertas tersebut memukul dadanya meredam tangisnya Atlas menarik tangan Alana memeluk adik kecilnya.

"Kenapa Alana harus punya penyakit kayak gini kakk?"

Atlas mengecup dahi adiknya mengelus Surai hitam itu mengucapkan beribu kata penenang untuk sang adik "ALANAA" Teriak Ririn setelah mencari Alana ke berbagai tempat Ririn sudah tau bahwa Alana telah membuka surat diagnosis itu.

Ririn merentangkan tangannya menerima pelukan Alana tak ingin membuang waktu Alana melepas pelukan atlas sedikit berlari untuk memeluk Ririn. "bundaaa maafin Alana yaaa selama ini nggak bilang sama bunda".

"Sekarang Alana fokus kesembuhan Alana ya sayang?" Alana mengangguk mencoba tersenyum menatap bunda nya.

"Tante...maaf ganggu Alana di cari Sagara"

"Tuh Sagara kangen sama kamu senyum biar Sagara nggak ikut sedih oke?"

"Oke bunda"

•°•°•

Atlas masuk terlebih dahulu ke ruangan Sagara kini manusia itu duduk dengan handphone di tangannya baru saja bangun dari ajal sudah bermain handphone batin atlas menyusul Sagara.

"At ini kenapa-

Stop stop lu baru sadar gar masalah ini udah terkendali sekarang lu fokus ke diri Lo sendiri"

"Ya tapi at ini menyangkut banyak group"

"Udah aman gar Vincen alpha udah ke LA"

Atlas menyenderkan tubuh Sagara menenangkan Sagara yang pikirannya harus putar untuk perusahaannya tapi kepeningan itu mulai luntur saat langkah lesu masuk kedalam ruangan.

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang