☆SAGARA 14☆

1.2K 92 8
                                    

Atlas duduk di depan dokter yang menangani Sagara dokter itu melihatkan hasil ronsen luka Sagara tembakan dari ayahnya sendiri menggores jantung Sagara hanya sedikit tapi tetap saja atlas akan makin membenci Anthoni pria gila itu.

"Ambil dokter terbaik dari penjuru negara" ucap atlas.

"Baik tuan kami akan mengusahakannya tapi tuan Sagara masih keadaan kritis hanya doa dari keluarga dan kuasa Tuhan yang membantu tuan Sagara"

Atlas mengangguk berpamitan pada dokter itu keluar dengan wajah lesu Gathan dan Vincen duduk di depan ruang UGD dan itu garva duduk dengan perban di beberapa bagian tubuhnya pakaian penuh debu pun masih melekat pada tubuh garva.

"Gimana Sagara bang?" Tanya garva berdiri menyambut atlas datang.

Atlas tersenyum "kalian doakan Sagara dia baik-baik saja".

"Atlas ini mungkin nggak pas dengan waktunya tapi ada masalah yang benar-benar gua atasin sekarang" ucap Vincen dengan wajah seriusnya.

"Masalah?"

"Semua berkas perusahaan aleister di bobol di dalam negeri maupun luar negeri" Vincen mengeluarkan handphonenya melihatkan roomchatnya dengan orang kepercayaan Sagara.

"Semua dokumen untuk saham terbanyak ada di perusahaan dan juga surat kontrak di pusat aleister Vin" ucap atlas.

"Gila,gua sama alpha bakal kesana secepatnya Lo tetep kasih kabar tentang sagara dan yang lain oke?" Atlas mengangguk dan Vincen meninggalkan tempat.

"Bang aleister itu apa?" Tanya garva.

"Aleister damares perusahan milik sagara dengan hak milik sepenuhnya,naungan terbesar di dunia perusahaan tersukses tahun ini dan mungkin tahun berikutnya" jawab atlas.

"Gua ke kantin" garva dan Gathan mengangguk mempersilakan atlas untuk pergi.

Sampai di kantin yang lumayan ramai atlas memilih duduk paling pojok dekat kaca yang melihatkan padatnya kota ia membuka dua surat yang nama rumah sakitnya sama tapi nama tuan dan sang nona.

"Jantung?"

"Jantung kalian berdua apa saling merasakan yang sama?"

"Jantung kalian berdetak bersama"

"Denyut kalian berdua tidak ingin kehilangan denyut lainnya dan aliran darah kalian berirama dengan nafas kalian"

"Tetap hidup"

"Untuk selalu bersama"

Batin atlas menyimpan kembali dua surat itu pada saku jaketnya membelikan beberapa makanan untuk anak-anak dan kembali menuju ugd.

"Adohh" jerit atlas saat dirinya di dorong dari belakang Untung saja tidak jatuh kalau jatuh di lorong ini ramai mau di taruh mana muka atlas.

"...." Perempuan itu menaruh telunjuk dan jempolnya yang menyatu pada pipi kirinya.

"Saya tidak tau kamu mengucapkan apa"

Perempuan itu buru-buru mengeluarkan kertas dan pulpen menulisnya dan merobek kertas itu melihatkannya pada atlas.

Maaf,aku tidak bisa berbicara

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang