☆SAGARA 37☆

753 44 7
                                        

Anggota Osis yang dulu tengah berkumpul di ruang osis mereka tengah merencakan acara kelulusan tanpa di dampingi seorang kapten mereka mulai mencari acara-acara yang meriah untuk merayakan hari kelulusan dan ini lah acara terakhir yang mereka ampu sempat beberapa kali cekcok dengan acaranya kali ini mereka benar-benar membutuhkan seorang kapten untuk memberikan jalan tengah.

"Sumpah ini Sagara mana?" Satria mulai frustasi rapat ini akhirnya Garu turun tangan mencoba mencari jalan tengah untuk masalah ini.

"Mboh urus aja kalau pada kebanyakan bacot gini" Garu menggebrak meja karena semua anggota sama-sama ingin mengutarakan pendapat tapi dengan suara keras.

"Woy Cil" panggil Garu kepada seseorang yang baru saja lewat di depan ruang osis.

"Nah untuk melatih jiwa pemimpin Lo gua minta tolong urusin ni semua orang" Garu mendorong Ganesha masuk ke dalam ruang osis semua pandangan mengarah ke Ganesha.

"Bang kagak lucu lah" rengek Ganesha mencoba mendorong Garu keluar tapi apalah tubuh Ganesha kalah jauh dengan tubuh Gari walau sama-sama punya bisep besar.

"Kaga ada yang ngelucu udah sebagai pemimpin yang baik berikan kakak kelas Lo ini sesuatu yang dapat di kenang" Garu mendudukkan Ganesha di kursi yang kerap Sagara duduki.

Suasana canggung setelah Garu keluar dari ruangan hanya tersisa anggota dan Ganesha yang bercengir ragu "Gimana pendapat Lo?" Tanya Satria.

"Jadi untuk kelulusan......" Ganesha mulai berbicara dengan otak seadanya ia memberanikan diri mengeluarkan suaranya semua anggota mulai paham apa yang diinginkan Ganesha tanpa mereka sadari ada seseorang di luar ruang osis mengintip rapat.

"Keputusan gua nggak pernah salah"

°•°•°

Sekitar 30 menit seleksi berjalan dan penentuan terkahir adalah tes psikolog tepat panggilan pertama adalah Jelita dengan percaya diri Jelita maju ke depan dan duduk di depan penguji.

"Apakah keluarga kamu lengkap?orang tua tidak bercerai?"

"Lengkap" Ingin rasanya air mata Jelita turun membayangkan keluarganya hanya tinggal dirinya dan ibunya.

Berbagai pertanyaan di jawab Jelita dengan yakin di akhiri penguji itu memeluk Jelita air matanya sudah tidak bisa di bendung "Jelita anak yang kuat"

"Terima kasih bu"

Jelita berdiri dari duduknya dan kembali ke tempat duduknya saat ia duduk seseorang berdiri di sebelah pintu ia mengintip dan seseorang itu berucap dengan isyarat seketika Jelita nge-blank melihat siapa yang sedang memeberikan isyarat.

Jelita buru-buru keluar tapi seseorang itu sudah lari menjauh "Iya itu Sagara tapi kenapa dia lari?" Monolog Jelita dan ia kembali masuk ke kelas.

Ganesha dan semua anggota osis lama maupun baru sudah turun di lapangan kembali merencakan apa yang dibutuhkan untuk kelulusan di rasa semua baik mereka mulai menjalankan tugasnya.

Ganesha menyusul Garu yang duduk di pinggir lapangan "Bang,Sagara kemana?" Garu menggeleng.

"Gua juga lagi nyari Sagara nesh"

"Kenapa emang?"

"Banyak yang mau gua sampein ke Sagara dan tu anak malah ilang gatau kemana" Ganesha ber-oh.

"Oh iya bang graduation direncanakan deket-deket ini satu mingguan lah"

"Semua aman?"

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang