Sagara membawa Alana ke suatu pantai yang masih tersembunyi mereka melewati bebatuan yang cukup berbahaya dengan tangan Sagara yang selalu menggenggam tangan Alana menjadikan Alana tetap aman dan kemungkinan jatuh sedikit.
"Ini kamu ngajak sekalian modus ya pegang-pegang tangan" Cibir Alana.
Sagara melepas tangan Alana dan Alana berhenti berjalan karena bingung dengan mana yang ia akan pijak "Ihhh SAGARAAAA".
"Modus"
"Baperan ah skip" Alana menginjak salah satu batu dan ia terjatuh membuat lututnya berdarah cukup parah.
"Gausah di bantuin gua kaga lebay"
"Siapa yang mau bantuin geer"
"Marahan gua sama Lo" Alana memalingkan wajahnya dari Sagara.
Tanpa menunggu lama Sagara membopong tubuh Alana sempat memberontak tapi akhirnya Alana diam dan mengalungkan tangannya pada leher Sagara.
Cukup jauh Sagara menggendong Alana dan akhirnya sampai di suatu pantai terpencil temuan Sagara.
Alana terkagum dengan pemandangannya benar-benar masih asri belum ada kerusakan ulah manusia sama sekali pasirnya sangat putih dan airnya berwarna biru seperti di dunia dongeng.
"Lu penjelajah ya?"
"Ini tempat yang sempat gua kunjungi sama seseorang" Ucapan Sagara membuat Alana bertanya siapa seseorang itu.
"Pacar Lo?" Sagara menggeleng.
"Dulu kesini sama bunda sekarang sama menantu nya"
"Hah?" Alana celingukan mencari apakah ada seseorang yang lain selain mereka berdua.
"Itu Lo"
Alana harus berbuat apa?jantungnya tidak beraturan dia bingung mau bicara apa kenapa Sagara selalu membuat dirinya berdetak cepat tanpa ada tanda-tanda.
"Tapi boong" Alana mengehela nafasnya menatap Sagara dengan tatapan marah.
"Kalau marah berati ngarep ya?"
"SAGARAAAAAAAAA" Teriak Alana mengejar Sagara yang berlari duluan.
Memang Sagara tidak berfikir kaki nya itu panjang pasti larinya cepat sedangkan Alana tinggi badan 162 sudah sangat bersyukur tapi kenapa harus lari sama tinggi badan 195 di ibaratkan jerapah dengan kambing.
Mereka terus berlarian hingga Sagara yang berbalik dan mengejar Alana dengan cepat menangkap Alana dan menceburkan Alana ke pantai.
"GILAKKK BUNUH ORANG"
Melemparkan sendalnya kepada Sagara.
Sagara duduk di bibir pantai di susul Alana mereka di pantai hingga matahari hampir terbenam menikmati suara ombak dan pemandangan matahari tenggelam mengajak mereka untuk pulang.
Di perjalanan Alana sempat kesusahan karena memakai jaket Sagara ukurannya yang sangat besar membuat Alana susah untuk berpegangan pada bahu Sagara.
"Jaketnya bintang 0" Teriak Alana tepat di telinga Sagara.
"Netizen komen" Sagara menarik tangan Alana untuk di lingkarkan ke perutnya.
"Diem dari pada jatoh keinjek truk" Alana mengucapkan sabar 5000 kali kepada dirinya sendiri.
Hingga adzan maghrib memberhentikan mereka berdua dan berhenti di masjid terdekat.
"Kayaknya kita ketinggalan rakaat deh Gar" ucap Alana melihat semua jamaah sudah rakaat terakhir.
"Gua yang pimpin sana ambil wudhu"
Sagara mendorong Alana ke wudhu tempat perempuan dan Sagara menuju tempat wudhu laki-laki hingga mereka bertemu di pembatas jendela Sagara memberi isyarat untuk Alana menjadi makmumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
S A G A R A
Novela Juvenil[PROSES REVISI] welcome to my fictional world sedikit cerita seorang sagara dengan kehidupan sehari-hari nya yang bahagia tanpa ada musibah yang menimpa bagaimana hidup sagara?let's read this story selamat membaca dan jangan lupa vote beserta kome...