☆SAGARA 35☆

768 49 11
                                        

Keesokan harinya Atlas ke apartemen Garva baru masuk saja beragam sampah tercecer di ruang tamu bahkan kaos tergantung di pinggiran tv dan Atlas mulai mencari pemilik sarang seseorang itu berada di dapur membersihkan dapur yang juga kotor penuh cucian piring dan sisa makanan.

"Ini kandang apa aprtemen si?" Sindir Atlas melemparkan beberapa sampah ke tempatnya.

"Ragunan" saut Garva yang masih membelakangi Atlas.

"Va lo kemarin ngehubungin Sagara kagak?" Garva memutar tubuhnya "Kemarin pagi,kenapa emang?" Tanya Garva sambil melanjutkan aktivitasnya.

"Tadi malem gua chat centang satu juga gua nelfon memanggil mulu apa gua di blokir?"

"Berantem Lo sama Sagara?"

"Sagara bukan tipe musuhan ngeblokir"

"Lah terus?"

"Coba telfon pake hp Lo" Garva berdecak "Lo galiat gua ngapain?".

"Kan gua butuhnya handphone Lo bukan Lo nya"

"Taik Noh ambil di selipan sofa" Atlas mencari Handphone Garva ada celah sofa cukup lama karena sofa di ruang tamu lebar-lebar dan cukup banyak membutuhkan beberapa menit menemukan handphone Garva.

"Sandi Sandi" Teriak Atlas.

"GARVA CAKEP HURUF GEDE SEMUA" Teriak balik Garva.

Setelah membuka handphone Garva Atlas pun mulai mencari nomor Sagara ia menekan nomor itu terus memanggil dan akhirnya tidak terjawab mencoba lagi dengan mengirim pesan kepada Sagara hasilnya sama centang satu seperti di handphonenya.

"Ko Lu juga centang satu si?" Ucap Atlas sambil berjalan menuyusul Garva yang masih berada di dapur.

"Tanya Bram atau vincen dia punya pelacak"

Tak lama ada seseorang yang mengetuk pintu Garva membersihkan tangannya dan berjalan ke pintu utama setelah knop dibuka seekor Bram datang "Lo tau Sagara?" Tanya Bram.

"Gua aja mau baru tanya Lo tentang Sagara" mereka sama-sama bingung dimana Sagara berada tak mau pikir panjang mereka bertiga menuju ke kantor Sagara siapa tau Sagara tidur kan bisa jadi.

Setelah sampai di kantor Atlas langsung menemui sekertaris Sagara yang tepat di depan ruangan Sagara "Sagara ada di dalam?" Ucap sekertaris Sagara.

"Tuan Sagara belum ke kantor sejak kemarin pak" Jawaban Sekertaris Sagara membuat mereka lebih kebingungan lagi.

Mereka meninggalkan kantor Sagara dan menuju ke bandara mereka nekat menyusul Sagara ke LA karena ini menyangkut beberapa orang hanya Sagara dan Malik yang memegang list Perwakilan dan hanya mereka yang bisa membawa Anak SMA untuk ke Harvard dan lagi-lagi mereka kena apes jadwal penerbangan ke LA hanya ada besok pagi bahkan hari ini tidak ada jadwal penerbangan ke LA.

"Gua punya helikopter kita harus ke bukit" Ucap Atlas membuat Garva dan Bram melongo tak percaya.

Saat masuk ke mobil kaca Atlas di ketuk seseorang "Aku tau dimana Sagara".

•°•°•

Alana terusik saat bunda membangunkannya dengan berat hati ia membuka matanya melihat senyum bunda membuat hatinya terasa tenang takut ada apa-apa ternyata hari sudah pagi pukul 05.45 ia bangkit dari tempat tidurnya bersiap untuk ke sekolah hari ini walaupun di sekolah sudah tidak ada pelajaran tapi ia ingin bertemu Sagara ia mau meminta maaf dan menerima permintaan Sagara.

"Bunda kak Atlas mana?" Tanya Alana turun menuju meja makan.

"Ada kerjaan di luar jadi beberapa hari ini nggak pulang" Ucap Ririn batinnya meminta maaf berkali-kali karena membohongi putrinya.

"Sagara belum sampai sini?" Tanya kembali Alana dan Ririn menggeleng.

"Diantar Ayah ya" Alana mengangguk dan mulai melahap makanannya.

Setelah semua selesai Alana dan Raga masuk ke mobil tak lupa melambaikan tangan sebelum meninggalkan pekarangan rumah di jalan pun kerap Raga dan Alana menukar cerita menukar hal lucu selama ini,selama Alana masuk SMA Alana jarang diantar Raga karena Raga kerap kerja keluar kota.

Tak lama akhirnya sampai di sekolah Alana menghela nafas biasanya dia langsung masuk gerbang tanpa berhenti di depan gerbang dahulu Alana ingin bertemu Sagara.

"Yah Alana masuk dulu ya" wajah Alana lesu Raga pun menepuk pelan kepala Alana ia tau Alana.

"Yah uang jajan" ucap Raga dan Alana bersamaan mereka sama-sama tertawa dan Raga mengeluarkan selembar uang 50 ribu wajah muram terlihat di wajah Alana lagi.

"Nih" Raga menambahkan uang merah kepada Alana.

"Ayahh gantengg banget bye ayah" Alana keluar dari mobil melambaikan tangannya dan membentuk love pada pipinya juga dibalas Raga dengan love di pipi.

Kebiasaan Alana dari Taman kanak-kanak hingga sekarang tidak ada yang berubah hanya suaranya Alana semakin cempreng dan keras seperti bundanya.

Alana masuk kedalam kelas tempat Sagara kosong padahal semua antek-anteknya sudah berada di kelas termasuk Garva.

"Sagara mana?" Tanya Alana.

"Gua aja mau tanya Lo" Jawab Garu ia juga tengah mencari Sagara karena ada berita besar dari Aleister croup.

Kali ini Alana benar-benar merasa bersalah coba saja kemarin dia tidak marah-marah pasti Sagara tidak akan menghilang tiba-tiba pikiran Alana terbuyar saat wali kelas masuk ia duduk di tempat duduknya ia ingin bertemu Sagara.

Wali kelas memberitahukan akan ada seseorang yang mau mendata siswa ternyata seseorang itu adalah Malik ya dia masuk me kelas Alana membawa map yang sama seperti yang Alana lemparkan kemarin.

"Selamat pagi perkenalkan saya michael saya adalah suruhan dari Harvard University untuk mendata adakah Salah satu murid di SMA TARUNA BUMI yang berkeinginan melanjutkan perkuliahan di Harvard Univ bagi yang berminat silahkan ikut saya ke Aula" ucap panjang lebar malik dan beberapa siswa -siswi mengikuti malik termasuk Alana.

Setelah sampai di gor cukup banyak siswa-siswi yang ingin mewakili SMA ke Harvard dan kagetnya Alana ketika melihat Jelita juga berada di Aula ia tidak menyangka Jelita juga mengikuti perwakilan ini Alana tidak mau meremehkan Jelita karena disini mereka berlomba.

Semua diam kecuali Alana ia justru kaget siapa yang tengah berdiri di depan "Selamat pagi".

Semua mengucapkan selamat pagi untuk seseorang di depan "Perkenalkan saya Raga Andromeda" itu ayah Alana.

Semua pertanyaan berputar di otak Alana "Saya yang mengajukan perwakilan dari SMA ini untuk menjadikan SMA TARUNA BUMI sebagai  alumni yang bisa mengharumkan nama sekolah dan kami mengambil 20 siswa terbaik dari sekolah ini untuk kuliah di Harvard"

"Kami akan menguji dari nilai pengetahuan,psikolog kalian dan mental kalian hasil akan di koreksi dari Harvard langsung kami pastikan tidak akan ada kecurangan dalam keputusan"

Semua bertepuk tangan setelah Raga menyampaikan beberapa pesan Alana keluar dari barisannya ia menyusul Raga di bawah panggung "Ayah kok bisa ikut dalam perwakilan ini?" Tanya Alana.

"Sagara yang minta untuk ayah ikut mengurus siswa-siswi dari SMA untuk ke Harvard" Mata Alana membulat tak percaya se-effort ini kah Sagara untuk mengkuliahkan Alana.

Ia tak tau wajah malu mana nanti untuk bicara dengan Sagara.

"Dimana kamu Sagara"

•°•°•

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang