Alliona tiba-tiba berada di sebuah tempat yang asing. Semua yang dilihatnya hanya putih. Alliona hampir terperanjat dari kasurnya saat tiba-tiba seorang perempuan muncul dan berdiri di samping tempat tidurnya.
Perempuan itu menatapnya. Alliona mengenali perempuan itu. Namanya adalah Kalura Adelaine Da Alvonlea. Kakak perempuan Hero satu-satunya. Hero mengenalkannya saat Alliona berkunjung ke istana Alvonlea pertama kalinya.
Sudah lama sekali Alliona tidak melihat perempuan itu. Dan kini, Kalura hadir dihadapan Alliona, namun dengan sorot penuh kesedihan di matanya. Alliona dapat melihat iris mata kebiruannya redup kali ini.
"Putri...Kalura?"
Perempuan itu mengangguk. "Maafkan aku Alliona."
"Kenapa putri harus minta maaf?" Tanya Alliona heran.
Cairan bening pun menetes dari pelupuk mata Kalura.
"Sebenarnya, yang menulis surat balasanmu itu adalah... Aku, bukan Hero."
Alliona diam terheran. Ia masih menunggu perempuan itu menyelesaikan penjelasannya.
"Alliona.."
"Lalu kenapa bukan Hero yang mengirimkannya?"
Kalura menghela nafasnya berat.
"Hero..."
"Hero kenapa??"
"Hero sudah mati."
Alliona diam tersentak.
"Apa kau tidak melihat kalung ruby yang kau pakai?" Kalura bertanya.
Alliona segera meraih kalung rubynya. Masih berwarna hitam sejak terakhir kali dilihatnya.
"Kalung itu sudah memberi tanda bahwa Hero sudah tidak ada!!" Nada bicara Kalura meninggi.
"Tidak mungkin!"
"Putri Kalura apa yang terjadi pada Hero?!" Alliona bertanya panik.
"Dia mati terbunuh, Alliona," suara Kalura Kalura lirih.
Bola mata Kalura menekan kata 'MATI'.
***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."TIDAK MUNGKIN!"
Kedua kelopak matanya mendadak terbuka. Gadis itu bangun dari tidur siangnya dengan nafas yang memburu. Isakannya mulai terdengar.
Alzhery yang mendengar suara adiknya dari atas segera menuruni tangga dengan khawatir. Ia menghampiri Alliona lalu duduk di sampingnya.
"Kau bermimpi buruk?"
Alliona mengangguk. Air matanya sudah meluruh membasahi pipi. Wajahnya juga basah karena keringat.
Alzhery mengusap lembut kepala Alliona, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah gadis itu. Saat menyentuh kepala Alliona, Al langsung tahu apa yang ada dalam pikiran adiknya itu. Alasan mengapa Alliona sampai menangis tergugu seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...