"You really interfere with my life by continuing to cover my insides."
Dua hari berlalu setelah kejadian itu, kondisi Alliona sudah membaik. Luka sayat di lehernya sudah mulai rapat berkat sihir penyembuh Silva dan Luna.
Sore itu, Alliona bilang dia akan menunggu Hero di tepi pantai. Kebetulan Alliona bersama beberapa penduduk temasuk Alzhery sedang mencari ikan untuk makan malam mereka.
Hero terlihat sedang berlari di pesisir laut. Tapi tak lama kemudian lelaki itu menghentikan langkahnya saat melihat Alliona. Gadis itu tengah berdiri di bibir laut, membiarkan angin menerpa rambut kecoklatannya yang terurai itu. Alliona nampak asyik bertelanjang kaki, menikmati deburan air laut yang menyentuhnya kakinya.
Hero pun berjalan menghampirinya. Laki-laki itu menelusupkan kedua lengannya ke pinggang Alliona, memeluknya dari belakang hingga membuat Alliona tersentak kaget.
"Hero! Kau selalu...--"
"Maaf. Aku kira kau sudah pulang,"
"Aku kan sudah bilang akan menunggumu disini."
Hero mengangguk. Ia menunjukkan wajahnya dari samping, menikmati angin laut yang kencang berhembus.
"Aku merindukanmu," bisiknya.
"Aku juga," Alliona menatap gulungan ombak dari kejauhan. "Setiap saat."
"Aku pun," Hero lalu menumpukkan wajahnya di pundak Alliona, mendekap gadis itu semakin erat.
Sunyi sesaat. Tubuh Alliona meremang. Ia tersenyum menikmati debaran kencang di jantungnya seraya menggenggam tangan Hero di pinggangnya.
Alliona juga melihat Alzhery yang berjalan pulang dengan beberapa penduduk. Pria itu sempat melihat kearah mereka dengan tatapan dingin sebelum memalingkan lagi wajahnya.
"Kau mau pulang sekarang?" tanya Hero.
"Aku belum mau pulang," jawab Alliona pelan. Gadis itu sedikit mendongak memandang langit senja yang berwarna oranye dan sedikit keunguan. Ia mengembangkan senyumnya.
"Aku tahu. Kau selalu menantikan pemandangan seperti ini sejak dulu. Tapi aku belum sempat membawamu ke pantai, aku minta maaf," Hero mendengus pelan.
Alliona menggeleng, masih dengan senyumnya. "Tak apa-apa. Sekarang aku sudah bisa melihatnya kan?"
Hero mengangguk, ikut tersenyum. Ia kini berdiri sejajar dengan Alliona.
Suasana kembali hening. Lengang di area pesisir itu, menyisakan suara angin yang berhembus kencang dan kawanan burung camar yang saling bersiul.
"Apa alasan kau menolak lamaran para pangeran itu, Alliona?"
Alliona menoleh seketika, melirik Hero dengan terkejut.
"Kau... tahu tentang itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...