25. In this Masquerade

31 2 0
                                    

"Hei, bangun! Anda diminta Yang Mulia Alexus untuk segera mempersiapkan diri!" tukas salah seorang penjaga penjara yang didampingi oleh pelayan wanita. Kedatangan mereka lagi-lagi mengejutkan Alliona yang sedang tidur.

Alliona segera memperbaiki posisinya. Berusaha menatap dua orang yang berdiri di depan sel besinya yang gelap.
"Ke-kalian ingin membawaku kemana?"

"Ikut saja!" sahut penjaga penjara. Ia pun membuka kunci sel.

Alliona hanya menurut saat penjaga itu menarik tangannya keluar dari penjara. Tak disangka, penjaga itu lalu memborgol kedua lengan Alliona dan mendorong pundak gadis itu agar terus berjalan.

***


Alliona tiba disebuah kamar. Kamar yang lebih luas dibanding kamarnya di istana Avoenus. Alliona terkejut saat melihat Kalura sudah berada disana, berdiri di depan meja rias. Alliona melihatnya pangling. Kalura memakai gaun formal sebetis berwarna biru langit. Riasannya sederhana, namun sangat anggun. Alliona baru melihatnya berpakaian seperti itu.

Kalura mengucapkan terimakasih kepada pelayan wanita yang sudah mengantar Alliona. Ia pun menuntun Alliona untuk duduk di depan meja rias.

"Bagaimana Putri bisa..." Alliona menatap Kalura heran dari kaca.

"Aku yang menawarkan diri agar bisa mendadanimu. Aku memaksa mereka," jawab Kalura cepat.

Alliona mengernyit, masih penasaran. "Tapi... kenapa aku dibawa kesini?"

Kalura mulai menata rambut Alliona. "Apa kau lupa malam ini Raja Alexus mengadakan pesta?"

Alliona tertegun, lalu ingat dengan perkataan Alexus kemarin. Ia pun lalu mengangguk.

"Aku baru tahu bahwa kerajaan laknat ini juga mengadakan pesta," celetuk Kalura lagi sambil tersenyum miring.

Keheningan menyapa mereka sesaat. Kalura masih sibuk mendandani Alliona dengan telaten. Lalu kembali membuka suara.

"Setiap harinya, Alexus mengerahkan para prajuritnya untuk membantai setiap wilayah termasuk kerajaan yang masih berdiri. Tentunya, mereka tidak lupa dengan tujuan mereka, yaitu mencarimu. Awalnya, mereka juga menginterogasiku tentang dimana keberadaanmu dan Hero."

"Putri... mengetahui semua itu?"

Kalura mengangguk. "Aku selalu menguping setiap pembicaraan Raa Alexus dan prajuritnya. Mereka merencanakan pemberangkatan mereka di malam hari."

"Selesai. Kau sangat cantik, Alliona." Kalura tersenyum menatap wajah Alliona dikaca. Alliona menatap dirinya dikaca, lalu tersenyum tipis sebentar. Beberapa detik kemudian, Kalura tersadar. Ia menatap leher Alliona yang tidak menggunakan kalung ruby dari Hero.

"Kau tidak memakai kalung ruby itu, Alliona?"

Alliona refleks memegang lehernya. Seketika raut wajahnya cepat berubah. Gadis itu terlihat sedih dan menyesal. "Kalung itu hilang saat kami diserang kaum Elf Air."

"Mereka mengambilnya?"

Alliona mengangkat bahu. "Kemungkinan jatuh ke dasar laut. Aku minta maaf putri Kalura, aku tidak bisa menjaga kalung pemberian Hero."

"Hey, tidak apa-apa Alliona. Kau tak perlu meminta maaf padaku." Kalura menyentuh pundak Alliona, "Lagi pula itu sebuah kecelakaan. Oh, ya. Ada dua gaun yang sudah dipilihkan khusus untukmu. Kau mau yang mana?" Kalura bertanya seraya menenteng dua gaun di tangannya.

Alliona menoleh. Sebenarnya ia tidak peduli dengan gaun-gaun itu. Tapi mau tidak mau, Alliona harus tetap memilih. Ia menjatuhkan pilihannya pada gaun panjang berwarna merah muda.

Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang