46. I'm... Avenori?

31 2 0
                                    

if because of this magic I can hurt you, I better not have it all. ~Alliona Wyne Caitlin.

***

Suasana mendadak sepi ketika Alliona masuk kedalam markas kapal itu. Seluruh anggota kaum Elf Air memilih berubah wujud menjadi Mermaid dan berenang kedalam laut. Alliona berjalan tergesa memasuki lorong panjang kapal seraya memeriksa setiap bilik ruangan yang ada disana. Hingga akhirnya, ia menemukan Alzhery di salah satu kamar.

Alliona diam terpaku, mematung  melihat Alzhery yang sedang terbaring lemah di sebuah ranjang. Iris mata putihnya perlahan menghilang. Entah mengapa gejolak amarah dalam hatinya lenyap begitu saja saat melihat wajah kakak laki-lakinya itu.

Dengan kedua kaki yang bergetar, Alliona melangkah mendekati Alzhery. Ia tak menyangka bisa bertemu kembali dengan kakaknya, namun dalam kondisi yang kurang baik. Wajah pria itu nampak pucat dan penuh memar.

"Alzhery...?"

Alliona bersuara. Namun Al tak menyahut. Pria itu memejamkan matanya dengan kedua tangan yang dilipat di atas perut. Perempuan itu pun berlutut, air matanya jatuh begitu saja. Ia terus menggenggam erat tangan pria itu.

Satu sisi Alliona lega, bersyukur Alzhery masih hidup, setelah ia mengingat kejadian perang dua bulan lalu yang begitu menyakitkan. Namun ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya melihat kondisi Alzhery yang seperti ini.

Alliona mendaratkan keningnya di sisi tempat tidur sambil menangis. Sejak masuk kedalam portal itu, ia merasa sangat jauh dengan Alzhery. Kehidupannya benar-benar  terpuruk, begitu juga saat Alliona yang masih buta dan tuli. Pikirannya tak pernah lepas dari Alzhery setiap hari, setiap saat.

Tapi seketika itu, sesuatu terjadi. Sebuah cahaya muncul ketika Alliona menggenggam Alzhery, namun ia belum menyadari hal itu.

Alliona merasa genggaman tangannya dibalas juga dengan erat. Alliona sontak mengangkat kepalanya, menatap Al. Pria itu sudah membuka kedua matanya.

"Alzhery? Kau sudah sadar?"

Pria itu mengangguk, tersenyum tipis. Alliona menegakkan lagi tubuhnya, menatap Alzhery tak percaya. Dengan segera Alliona memeluk pria itu hingga membuatnya terkejut.

"Aku merindukanmu Alzhery. Kumohon jangan tinggalkan aku lagi..." tukas Alliona sambil terisak.

Alzhery terdiam, membalas pelukan Alliona sambil menuangkan juga kerinduannya pada sang adik.
"Aku juga merindukanmu Alliona. Maafkan aku karena aku tak ada bersamamu selama ini," ucap Al pelan.

Mereka melepas pelukan dan Al bangun untuk duduk. "Terima kasih, adikku,"

Alliona sedikit bingung meliihat kondisi Alzhery yang mendadak bugar seperti sedia kala. "Tetimakasih untuk apa?"

Alzhery kembali tersenyum. "Sihirmu baru saja memulihkan tubuhku dan kekuatanku."

Alliona mengernyit. "Tapi aku tidak... melakukan apapun,"

"Aku tahu," balas Al. "Tanpa sadar sihir penyembuhmu mengalir pada tubuhku. Tanpa kendalimu pun, jika fikiranmu sedang tertuju padaku, sihir itu akan mengalir,"

Alliona terdiam. Tapi benar, wajah Al yang tadinya penuh memar sudah hilang sekarang, seperti tidak ada luka apapun.

"Aku mendengar semua keributan diluar sana, dan aku mendengar suaramu. Karena amarahmu yang menggebu, kau nyaris menyakiti semua orang," tukas Al yang membuat Alliona terkejut.

"Sungguh?? Tapi... aku tidak berniat menyakiti siapapun. Aku pun tidak tahu kenapa aku bisa seperti itu,"

Sesaat pandangan mata Al bergeser kearah Artaga dan Hero yang baru saja tiba dibelakang mereka. "Untung saja Pangeran Hero mampu menyelamatkan pemimpin Elf air darimu. Jika tidak, kau bisa menghabisi nyawanya, juga nyawa kekasihmu,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang