Alliona melangkahkan kakinya kearah balkon di depan kamarnya pagi itu. Melihat pemandangan di sekitar istana ditemani angin pagi yang sejuk.
Ia juga menikmati suara kicauan lembut burung-burung yang bertengger di atap-atap istana. Alliona sampai terkesiap kaget mendengar ada yang memanggil namanya dari dalam. Tak lama seseorang membuka pintu balkon. Dia adalah Raja Lionel. Alliona berbalik dan segera membungkukkan tubuhnya hormat.
"Tak perlu begitu formal, Alliona. Kau adalah keluargaku." Raja Lionel tersenyum.
Alliona menegakkan lagi tubuhnya. "Ada apa Yang Mulia?"
"Ah, aku hanya ingin mengobrol denganmu. Sudah lama kita tidak meluangkan waktu untuk berbincang seperti ini." Raja Lionel mendekat ke pagar balkon, berdiri di samping Alliona.
"Semenjak kau diangkat menjadi seorang putri, banyak pria dari kalangan bangsawan dan non bangsawan yang ingin bertemu denganmu. Maksud dan tujuan mereka semua tidak lain yaitu.. untuk melamarmu, Alliona." Raja Lionel berkata dengan tenang. Pandangannya kedepan, hingga ia tidak tahu ekspresi wajah Alliona yang terkejut saat mendengar itu.
"Me-melamarku?"
"Iya. Sejak kematian adikku Lucy, istana kami belum menerima tamu-tamu lagi dari kerajaan lain maupun penduduk. Kami sengaja menutup akses tamu yang ingin berkunjung kemari karena kondisi Ratu dan istana kami yang sempat memburuk." Raja Lionel kini menoleh, menatap Alliona. "Dan sekarang, semua sudah kembali pulih. Apa kau siap menyambut tamu-tamu yang akan melamarmu? Dan apa kau akan siap jika menerima salah satu lamaran dari pangeran-pangeran itu?"
Alliona menelan ludah diam-diam. Ia terdiam sebentar sambil berpikir. Jujur saja jika membahas tentang lamaran atau perjodohan, Alliona belum siap. Alliona bahkan masih tidak menyangka dengan perkataan Raja Lionel.
"Jika hanya menyambut mereka, saya siap yang Mulia. Tapi jika menerima lamaran, saya... tidak tahu." Jawab Alliona pelan.
"Jika itu adalah perjodohan yang disetujui ibu, tentu kau akan bersedia kan?" Raja Lionel bertanya lagi.
Alliona hanya diam terpaku. Ia tidak menjawab.
Raja Lionel kemudian tersenyum tipis. "Maaf jika aku terlihat menekanmu Alliona. Kau sendiri yang akan menentukan pilihannya setelah bertemu dengan para pangeran itu nanti. Aku hanya berharap kau akan mendapatkan jodoh yang tepat."
Alliona masih terdiam mendengar ucapan Raja Lionel.
Raja Lionel bergerak sedikit menjauh, kearah pot-pot bunga yang terpajang menghiasi dinding balkon. "Dulu, Lucy pernah menyukai seorang pangeran. Tapi dia tidak pernah memberitahuku atau ibuku tentang pangeran yang dicintainya itu. Sampai suatu hari, setelah kami menghadiri acara di kerajaan tetangga, dia akhirnya bilang padaku bahwa... dia menyukai pangeran dari kerajaan Alvonlea."
Bola mata Alliona melebar mendengar itu.
Kerajaan Alvonlea? Alliona tidak salah dengar kan?"Namanya adalah... pangeran Hero," Raja Lionel melanjutkan perkataannya.
Rasa terkejut menghantam Alliona kedua kalinya. Kerongkongannya seperti tercekat ketika mendengar nama pangeran itu.
"Pa-pangeran Hero?"
Raja Lionel menoleh. "Iya. Kau mengenalnya?"
Alliona hampir saja mengangguk. Tapi untungnya ia segera menggeleng. Alliona tidak ingin Raja Lionel mengetahui tentang hubungannya dengan Hero selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
خيال (فانتازيا)[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...