Langit gelap terasa memeluknya erat.
Tak ada yang tersisa dari pulau yang indah itu selain pemandangan yang kacau di sekitarnya sekarang.
Setahunya, hanya dirinyalah dan Alexus beserta pengikutnya yang berdiri disana. Jadi benarkah... semua penduduk Avoenus dan Castellar yang tersisa sudah mati?
Dimana kah kaum Seelies? Dan apakah kaum Elf Air masih berada dibawah laut?Satu pertanyaan lagi yang membuat Alliona sungguh penasaran. Apa Hero juga sudah mati?
Sekali lagi Alliona menelan salivanya berat, pundaknya melemas. Pandangannya bergulir kearah Alzhery yang masih terkapar dan tak bergerak disana. Perasaanya kacau. Alliona ingin sekali lari kesana, memastikan apa lelaki itu masih hidup atau tidak. Namun musuh dihadapannya sudah menentang Alliona dengan keberadaannya.
Alliona menatap Alexus dan Alzhery bergantian. Ternyata Gwendolin tidak menghilang, melainkan ruhnya telah merasuki tubuh Alexus, menyatu dengan jiwanya. Ingatan-ingatan tentang kematian kedua orang tuanya, kehancuran di desanya, pembantaian Ratu Keanne dan kerajaannya menghujani Alliona.
Kepalan tangan Alliona semakin kuat. Rasa takut di matanya kini berubah menjadi kebencian mendalam. Mereka masing-masing telah berdiri di pinggir jurang sebagai perbatasan diantara mereka.
"Tatapan yang mengerikan," ucap Alexus takjub. "Untuk gadis lemah dan bodoh sepertimu," lanjutnya mencibir.
Wajah Alliona terangkat, menentang kata 'bodoh dan lemah' yang diucapkan pria itu tadi. Kedua tangannya yang mengepal itu terbuka. Seketika angin kecil berhembus membuat Alexus dan prajuritnya tak bisa bergerak. Tubuh mereka semua terkunci.
"Kau berusaha membunuhku?!" geram Alexus dengan tubuhnya yang kaku.
Alliona menaikkan satu sudut bibirnya. "Mengapa jika iya? Bedebah angkuh sepertimu memang pantas dibunuh!"
Alexus dibuat bungkam oleh perkataan Alliona dan membuatnya semakin geram. Seketika iris matanya merah menyala. Dengan satu hentakan mereka semua bisa kembali lepas dari sihir Alliona dan balik menyerang gadis itu. Sejurus kemudian sulur-sulur besar keluar dari tanah lalu melilit tubuh Alliona seluruhnya.
Sulur besar itu juga membuat tubuhnya terangkat kembali keatas, membuat Alliona tercekik dan tak bisa bergerak. Melihat itu Alexus hanya terkekeh sinis.
"Kau pikir kau bisa melakukan itu? Sebesar apapun White Clover dalam dirmu, tetap tidak akan membuat alam tunduk padamu! Hanya kaum bodoh yang percaya pada ramalan itu."
Alliona terdiam, ia merasa sulit bernafas. Akar-akar besar itu melilit tubuhnya dengan kuat. Namun sejatinya bukan alam lah yang tunduk pada Alexus, tapi Alexus yang menggunakan sihir gelapnya untuk mempengaruhi alam.
Alexus pun lalu berjalan kearah Alzhery. Spontan pandangan Alliona mengikutinya dengan waspada. Alexus menarik kerah baju perang Alzhery, membuat tubuh lelaki itu terangkat hanya dengan satu tangannya. Ia lantas mengarahkannya pada Alliona, memperlihatkan Alzhery yang tak sadarkan diri. Wajahnya pucat, penuh memar dan luka-luka.
"Kau ingin tahu bagaimana kondisi kakakmu ini hm..?"
"Alzhery..." desis Alliona.
"Dia sudah mati!"
Sontak Alliona terkejut. Kedua matanya membulat tak percaya. Alliona juga harus dibuat kaget ketika Alexus lalu melempar jasad Alzhery ke bawah jurang.
"Tidak!! Alzhery...!!"
Alliona menjerit. Tubuhnya meronta kuat melihat kakak laki-lakinya itu dijatuhkan kedalam jurang. Air mata mengalir deras seiring hatinya yang juga meraung pilu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
Fantasía[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...