Alzhery bersama tiga orang prajurit berkuda lainnya baru saja pulang usai berpatroli seharian di wilayah penduduk desa Avoenus.
"Bagaimana balap kuda siang tadi? Kau pasti tidak melewatkannya kan?" sambut salah satu prajurit istana sambil terkekeh. Ia mengelus kepala kuda Alzhery.
Alzhery tersenyum menang. "Tentu. Yacht-ku yang terhebat."
Seperti biasa jika Alzhery keluar untuk berpatroli, dia selalu menyempatkan waktu untuk memacu lari kudanya dengan balapan bersama kuda prajurit lain.
Alzhery yang lelah pun buru-buru memasukkan kuda kesayangannya ke kandang, lalu berjalan menuju markas para prajurit kerajaan yang letaknya di belakang istana.
Begitu membuka pintu markas, Alzhery tersentak kaget melihat kehadiran Alliona disana. Gadis itu berdiri tepat dihadapannya. Dengan segera Alzhery pun menundukkan kepala.
"Putri Alliona? Sedang apa Tuan Putri berada disini? Apa ada yang bisa saya ban..."
"Aku sudah seharian menunggumu pulang Al," potong Alliona membuat Alzhery terdiam.
"Ma-maafkan saya tuan putri. Mohon maaf jika Tuan Putri telah lama menunggu kedatangan saya. Jika Tuan Putri butuh sesuatu sekarang, saya akan siap melayani." Tukas Al sopan. Ia merasa bersalah.
Dahi Alliona mengkerut. Ia menatap Al heran dan tidak percaya. "Lupakan soal keinginanku! Apa kau tidak ingat? Aku Alliona. Kita berdua telah masuk ke dalam portal dimensi siang tadi."
Alzhery terdiam sejenak, nampak kebingungan dengan perkataan Alliona. "Maaf Tuan Putri, saya tidak mengerti apa yang tuan Putri bicarakan."
Alliona menganga tidak percaya. Ia menatap Alzhery lekat-lekat. "Kau tidak sedang bercanda kan, Al? Kau jelas-jelas yang menyuruhku memasuki dimensi ini agar terhindar dari kejaran Alexus!"
Alliona dapat melihat jelas raut wajah Alzhery yang kebingungan. Laki-laki itu tidak tahu harus mengatakan apa pada Alliona. Tapi sekarang Alliona tahu tanpa Al menjawabnya lagi. Ia tertegun. Benar yang ia dengar samar-samar dari Alzhery ketika memasuki portal.
Alzhery tidak ingat sama sekali.
Jika semuanya berubah, terimalah. Jalani hidupmu disana sampai waktunya tiba.
"Putri Alliona..."
Helen berlari kecil ke tempat Alliona dan Alzhery berdiri. "Rupanya tuan putri ada disini? Saya sangat khawatir karena tidak menemukan putri di istana seharian ini."
Hening diantara mereka. Alzhery dan Alliona masih saling tatap. Alliona masih berharap Al bisa mengingatnya.
"Putri sudah ditunggu yang Mulia di meja makan untuk makan malam," tukas Helena lembut.
"Baiklah," balas Alliona pasrah. Mereka pun pergi dari sana.
***
Alliona berjalan canggung kearah meja makan. Membuat pandangan Ratu dan Raja tertuju padanya."Kemarilah Alliona, sini duduk disebelahku," ujar Raja Lionel.
Alliona menurut duduk disampingnya, bersiap untuk makan. Di meja makan itu hanya ada mereka bertiga.
"Sepertinya kau terlihat lelah. Apa yang kau lakukan seharian ini?" tanya Raja Lionel.
"Ah, tidak ada." Alliona menggeleng. "Kapan yang Mulia pulang dari Kerajaan Canola?"
Raja Lionel pun mengangkat satu alisnya, menatap Alliona. "Sejak kapan kamu memanggilku dengan sebutan 'Yang Mulia'?"
"Sejak siang tadi. Dia juga memanggil ibu seperti itu. Entahlah, kenapa kau jadi sangat formal hari ini Alliona," sahut Ratu, lalu terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...