"Bagaimana perbincanganmu dengan Pangeran Caspian?""Biasa saja," jawab Kalura pendek.
Ratu Elnora pun menghembuskan nafas, tidak puas.
"Lama-lama kau seperti adikmu. Ayolah Kalura, ayahmu bilang kalian mengobrol lama sekali di acara itu. Apa kalian membicarakan sesuatu yang lebih serius?"Kalura menoleh sambil mengernyit samar, mencerna lagi ucapan sang ibu. "Tentang...?"
"Tentang hubungan kalian," jawab Ratu Elnora tidak sabar.
"Ibu, kami hanya mengobrol biasa. Tapi Pangeran Caspian bilang bahwa..."
"Bahwa apa?" sela Ratu Elnora penasaran
Kalura menatap ibunya. Perlahan ia menarik senyumnya sedikit kikuk. "Dia akan datang melamarku, jika Yang Mulia Raja Carlophus sudah pulang dari luar kota."
Spontan kedua bola mata Ratu Elnora membulat tak percaya. "Sungguh? Akhirnya..."
Kalura mengangguk. Ratu Elnora pun tersenyum lebar seraya menggenggam lengan putrinya. "Oh ya, bagaimana dengan Hero? Apa dia sudah mulai bergaul dengan perempuan?"
Kalura terdiam mengingat sejenak. "Malam itu... aku melihatnya berdua dengan Putri Beatrix."
Lagi-lagi Ratu Elnora menghembuskan nafas lega. "Syukurlah, kalau begitu ibu akan menanyakannya langsung." Ia menoleh ke segala arah diruangan itu. "Lantas dimana Hero?" tanyanya kepada pengawal istana.
"Saya diberitahu pengawal pangeran, bahwa pangeran masih berlatih di hutan, Yang Mulia," jawab prajurit itu dengan sopan.
"Tapi bukannya dia seharusnya sudah pulang dua jam lalu?" sambung Kalura, bertanya.
"Saya tidak tahu tuan Putri. Pengawal Pangeran hanya menyampaikan itu kepada saya."
Sesaat suasana di ruang keluarga itu hening. Menyisakan tiupan angin berhembus membuat jendela kaca di ruangan itu berbunyi. Setelah menyeruput tehnya, Ratu Elnora kembali bertanya.
"Ibu masih penasaran dengan anak itu. Apa Hero pernah membicarakan tentang seorang gadis padamu? Mungkin... dia lebih terbuka padamu dibanding ibu."
Kalura menaruh cangkir tehnya diatas meja lalu menggeleng. "Hero tidak pernah membicarakan apapun, apalagi seorang gadis. Dia lebih menyibukkan dirinya seharian untuk berlatih."
"Kau benar." Ratu mengiyakan dengan pasrah. Sesaat kemudian kedua matanya melebar saat melihat kearah jendela. "Lihat, ayah dan adikmu sudah pulang," tunjuknya kearah kereta kuda yang hampir tiba di halaman istana.
***
Keesokan harinya..
"Latihan yang bagus Pangeran!"
Raja Marvelluz tersenyum dari kejauhan saat melihat putranya yang semakin hebat dalam bela diri. Usai latihan, Hero memenuhi panggilan Raja yang sedang duduk di taman belakang itu.
"Ada apa ayah?"
"Duduklah, putraku. Ayah ingin menanyakanmu sesuatu," ujar Raja Marvelluz. Hero pun menurut duduk dihadapan ayahnya. Entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget You
Fantasy[FANTASY-ROMANCE] "Kenapa rasanya sesakit ini?!" Hidup menjadi gadis seperti Alliona Wyne Caitlin? Tragedi kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Alliona harus tinggal seorang diri sejak usianya 10 tahun. Gadis malang itu juga pernah...