Part 17

53 14 0
                                    

Sejenak suasana hening dan mata mereka saling bertukar pandang.

Bahkan suara musik horror dan suara hantu buatan yang menyeramkan pun seolah tidak terdengar lagi oleh mereka berdua, hanya detakan jantung tak berirama dan hembusan nafas dua orang yang kini sama-sama membeku yang kini terdengar.

Kiiiikkk,,,kiiikkk,,,kiiiikkkk,,,kkiiiiikkkkk....

Tanpa diduga Hantu kembali muncul dan terbang melintasi mereka, tama langsung mendekap erat tubuh harie dengan tubuh bergetar karena ketakutan.

Masih dalam dekapan tama, harie mencoba berjalan dengan langkah terhuyung menuju pintu keluar.

Setelah berhasil keluar harie segera melepaskan diri dari dekapan tama, sedang tama langsung terduduk lemas dilantai dengan nafas tersengal dan keringat yang membasahi wajahnya .

"PpPppffftttthhh.." harie menahan tawanya melihat tama yang terlihat sangat berbeda dari biasanya, dan buru-buru menetralkan ekspresinya saat tama melirik ke arahnya.

"eeekheemm.."harie membersihkan tenggorokannya sambil menetralkan ekspresinya dan berjalan mendekati tama yang masih terduduk dilantai.

"bapak nggak apa-apa?"tanya harie sambil berjongkok didepan tama.

Melihat tama berkeringat sangat banyak membuat harie secara reflek mengusap pelipis tama dengan punggung tangannya, dan lagi-lagi harie baru menyadari tindakan kurang ajarnya setelah melihat ekspresi terkejut dari tama.

"mMm..mMa,,aaff pak"buru-buru harie menarik tangannya dari wajah tama, namun tama menahannya.

"kamu harus bertanggung jawab karena sudah membuat saya seperti ini"tama menatap tajam kearah harie

"tT,,tTangGung jJjaawab aAppa?"harie tergagap, terakhir kali tama memintanya bertanggung jawab membuatnya terikat hubungan kerja seperti ini, lalu apa lagi sekarang?

Harie menelan ludah kasar, sedikit ngeri dengan tanggung jawab yang tama maksud.

Tama memajukan wajahnya, memberi kode pada harie untuk menyeka keringatnya lagi.

Dengan ragu harie mendekatkan kembali tangannya dan menyeka keringat tama dengan punggung tangannya sambil memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembunyikan kegugupannya.

Ini hal aneh, tama tidak pernah membiarkan sembarang orang menyentuh wajahnya. Tapi kali ini dia sendiri yang meminta harie menyentuhnya.

Hatinya berdebar, namun tidak bisa dia sembunyikan karena senyumnya yang terus mengembang . tak berbeda dengan harie yang kini tengah sibuk bergelut dengan fikirannya sendiri agar berhenti memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang menurutnya tidak boleh menjadi mungkin.

Ddrrrttttt,,,ddrrtttt...dddrrrrtttt....

Ponsel tama berdering dan memunculkan nama marchel pada layar.

"kita udah selesai, kalian dimana?"

",,,"

"hahh,,udah pulang?

Terus leon?"

",,,"

"oohh,, yaudah kalo gitu"

",,"

"gila,,jangan mikir aneh-aneh"

",,,"

"iya, makasih bro.

Titip leon dulu, nanti gue jemput"

Tama mengakhiri panggilannya dan memasukkan ponselnya kedalam saku celananya

SHE'S MY MYSTERIOUS GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang