Happy Reading ✓
•
•
•
•
•
Typo bertebaran ⚠️=======================================================
Riva berlari di koridor rumah sakit tanpa pedulikan orang - orang yang menatapnya heran,bahkan tak jarang ia menabrak orang-orang yang sedang berlalu lalang di koridor rumah sakit itu.
Riva terus saja berlari hingga netra nya bertemu dengan seseorang yang begitu di kenalinya.
"Bun"panggil Riva pelan.
"Nak"ujar Melani dengan suara seraknya.
"Aldo mana Bun?"tanya Riva
"Aldo masih ditangani sama dokter nak"balas Melani.
Nafas Riva terasa tersekat saat netra nya melihat kearah ruangan yang ia yakini keberadaan Aldo disana. Riva terduduk lemas dilantai,ia merasa gagal jadi orang tua untuk Aldo.
"Sabar sayang,kita berdoa supaya Aldo tidak kenapa-kenapa"ujar Melani sambil memeluk tubuh ringkih Riva.
Riva hanya diam sembari menatap kosong ke depan.
"KAK" panggil Naila yang berusaha tiba di ujung koridor. Dengan cepat Naila dan yang lainnya langsung saja berlari kearah Riva.
"Kak"ujar Naila sambil memeluk Riva dan juga Melani.
"Kita berdoa agar Aldo baik - baik kak,jangan kayak gini nanti Aldo sedih lihat mommy nya kayak gini"tambahnya. Sedangkan Riva masih diam.
"Tant"ujar Vani. "Yang sabar ya Tante,kita sama - sama berdoa"
"Iya tant,mending Tante duduk dulu"tambah Lena.
"Makasih ya,kalian udah repot - repot datang kesini"ujar Melani lembut.
"Gak papa kok Tant,kita juga udah anggap Aldo sebagai adik kita sendiri"tambah Dara.
"Mending Lo minum dulu kak"ujar Nara sambil menyerahkan botol mineral kearah Riva yang diterima oleh Naila.
"Tante juga mending minum dulu"tambah Nara kepada Melani yang disambut dengan senyuman oleh Melani.
***
Sudah satu jam mereka menunggu,namun sang dokter masih enggan untuk keluar dari ruangan yang membuat perasaan mereka kian cemas. Riva sedari tadi sudah cemas menunggu kabar tentang putra nya itu.
Selang beberapa menit,dokter keluar bersamaan dengan datangnya Ergan di rumah sakit. Dengan cepat Riva berdiri dan menghampiri dokter tersebut.
"Gimana dengan putra saya dok?"tanya Riva to the poin.
"Kondisi pasien sangat kritis karena benturan yang terjadi cukup keras membuat pasien kehilangan banyak darah. Kami sudah mengkonfirmasi kepada pihak rumah sakit lainnya yang menyediakan stok darah karena stok darah di rumah sakit ini sedang kosong"jelas dokter yang membuat mereka menjadi cemas.
"Kalo boleh tau golongan darahnya apa ya dok?"tanya Naila.
"Golongan darah pasien AB+ yang termasuk golongan darah langka"jawab dokter yang ber name taq dokter Clara tersebut.
"Dok lakukan yang terbaik untuk putra saya dok"ujar Ergan.
"Kami akan berusaha melakukan semaksimal mungkin untuk pasien"balas dokter Clara.
"Kami boleh jenguk dokter?"tanya Melani.
"Boleh buk,tapi secara bergantian dan jangan membuat keributan. Saya permisi karena masih ada yang harus saya urus. Permisi"ujar dokter Clara seraya berpamitan.
"Bang mending kalian masuk duluan,nanti biar bunda sama yang lain nyusul"saran Melani yang di angguki oleh Ergan dan Riva.
~∆°∆~
Vote and koment☺️
Satu suara berjuta makna
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND MY HUSBAND(END)
Ficção AdolescenteApa jadinya jika kita di tuduh berbuat sesuatu yang tidak kita lakukan? berusaha menjelaskan atau pasrah akan keadaan? Begitu pula yang terjadi diantara Riva dan Ergan. Dituduh berbuat sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan sama sekali. Apa yang...