39 - Konfortasi yang Berakhir Tidak Seperti yang Diharapkan

17 4 0
                                    

"Apa yang kamu lakukan di sini, San?"

Haknyeon yang terlihat terkejut tentu beralasan. San yang sudah masuk ke dalam apartemen Haknyeon—karena dirinya masih memegang kartu akses masuk apartemen tersebut—dan sebagai orang yang ditanya justru tidak menjawab. Hal yang dilakukannya justru melangkah mendekati Haknyeon dan San menatap lelaki itu saat sudah berada di depannya.

San bisa melihat kebingungan di wajah Haknyeon, tetapi itu justru semakin membuatnya kesal. Namun, San tahu jika berbicara di saat seperti ini justru akan berakhir melenceng jauh dan hal utama yang hendak dibahasnya tidak dibahas. Jadi yang San lakukan adalah berjalan masuk ke apartemen—tentu sudah mengambil alas kaki miliknyanya yang memang sudah diletakkan sejak lama di apartemen ini—dan Haknyeon menoleh.

Matanya mengikuti langkah San, kemudian berbalik untuk menyusul lelaki itu. Haknyeon tidak tahu apa yang dipikirkan oleh San saat ini, tetapi melihatnya yang sudah berbaring di sofanya dan wajahnya yang terlihat tertekan bukanlah hal yang biasa dilihatnya. Tidak dalam setahun belakangan ini.

"San, apa kamu sudah makan malam?"

"Aku tidak punya selera makan."

Haknyeon mendengarnya hanya tersenyum, karena menganggap San ke tempatnya karena hendak makan malam bersama. Seharusnya Haknyeon tahu kalau San ke apartemennya memang biasanya untuk tujuan tersebut setelah mereka sama-sama memiliki pekerjaan tetap di rumah sakit.

Meski setelahnya adalah hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.

Pada akhirnya, Haknyeon hanya duduk di sofa tempat San berbaring. Karena kebiasaan San yang senang menghadap ke sofa, sehingga sekarang dia membelakangi Haknyeon. Menatap San seperti ini, ada banyak hal yang Haknyeon pikirkan. Kemudian Haknyeon mengerjapkan matanya saat menyadari tangannya sudah mengusap kepala San dan menariknya untuk menjauh.

Namun, sebelah tangan San menangkap tangan Haknyeon dan memaksa untuk kembali mengusap kepala lelaki itu. Tentu Haknyeon tidak melakukannya, meski tangannya memang berada di kepala San dan tangan lelaki itu masih memegangnya.

Sebenarnya apa yang San inginkan dari Haknyeon?

"San, apa kamu bisa melepaskan tanganku?" tanya Haknyeon yang justru merasa cengkraman tangan San pada tangannya menguat. "Aku mau ke dapur, memasak sesuatu untukmu."

"Tetap di sini."

Haknyeon tetap berdiam di tempatnya bukan karena menuruti perkataan, tetapi merasa bingung. Karena makna perkataan San yang begitu luas untuk Haknyeon.

Tetap berada di sini untuk hal apa?

Tetap berada di sini untuk menemani San di sofa. Ataukah tetap berada di sini untuk tidak kembali ke Jeju.

"Aku tidak akan lama, San."

Namun, saat Haknyeon berdiri dan sudah berbalik ke arah dapur, tangannya tidak dilepaskan oleh San. Justru merasa tangan San yang sengaja dibiarkan untuk Haknyeon angkat dan saat hendak dilepaskannya, justru merasakan tangannya ditarik. Membuat Haknyeon terhempas ke sofa dan itu tentu membuatnya terkejut sekaligus takut jika menindih San.

Setidaknya, saat menoleh, Haknyeon melihat San yang sudah duduk dan itu membuatnya lega. Meski kelegaan itu hanya ada sesaat lantaran Haknyeon melihat San yang tengah menatapnya dengan marah. Bahkan sebelum Haknyeon sempat bertanya, San sudah berpindah duduk di atas pahanya dan tentu itu membuatnya terbelalak.

Meski ini bukan kali pertama San melakukannya kepada Haknyeon, bukan berarti lelaki itu terbiasa. Tidak akan ada pernah saat Haknyeon terbiasa dengan semua sikap San.

"San, apa yang kamu lakukan?" tanya Haknyeon yang mencoba untuk tetap tenang, meski itu tidaklah mudah. Apalagi dengan keadaan sebelah tangannya yang San cengram, sekarang berada di samping kepalanya. "San, aku tidak suka seperti ini."

"Kamu pikir apa aku juga suka dengan keadaan kita yang begini?"

Haknyeon bisa melihat rasa frustrasi San dan sejujurnya dirinya tidak mengerti. Bukankah yang seharusnya merasa frustrasi dengan sikap San adalah Haknyeon?

Karena Haknyeon tahu jika San yang tadi kembali ke apartemen yang ditinggalinya saat kuliah. Haknyeon tahu jika San menemui seseorang di sana yang jelas bukan merupakan Adik tirinya, Jongho. Meski Haknyeon tidak suka dengan kenyatannya dirinya mengikuti San, tetapi dirinya lebih tidak suka dengan kenyataan saat memutuskan untuk mendekat pintu unit tersebut, bisa mendengar suara San yang marah kepada lelaki lainnya.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan, San?"

Haknyeon pada akhirnya bertanya, karena San tidak mengatakan apa pun selain menatapnya dengan marah. Karena Haknyeon merasa lelah dengan semuanya dan sampai akhir tidak benar-benar paham apa yang sebenarnya San pikirkan.

"Apa kamu tidak bisa berhenti dengan semua omong kosong ini?" tanya San yang sejujurnya itu membuat Haknyeon merasa kesal. Perasaannya dianggap omong kosong oleh San dan mengharapkan Haknyeon untuk tidak marah adalah hal yang tidak mungkin. "Apa kita tidak bisa kembali seperti biasanya dan kamu tidak selalu mencari cara untuk mendorongku pergi?"

"Jadi menurutmu perasaanku hanyalah omong kosong, San. Oh...," ucap Haknyeon yang menatap San kesal, "lalu apa yang kamu harapkan sekarang setelah mengatakan hal itu? Aku akan tertawa seolah semuanya baik-baik saja seperti biasanya dan kamu akan mendapatkan kembali ketenangan semu yang seperti biasanya."

Kemudian Haknyeon memegang tangan San—karena cengkraman tangan San yang tidak tepat di pergelangan tangannya—dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menarik San untuk wajah lelaki itu lebih dekat dengan Haknyeon.

Bisa dilihat ekspresi terkejut San, tetapi Haknyeon sekarang benar-benar marah, dan bertanya, "Begitukah harapanmu, San?"

"Haknyeon, aku tidak bilang...."

Haknyeon tidak membiarkan San menyelesaikan perkatannya lantaran sebelah tangannya yang bebas menarik tekuk lelaki itu untuk semakin dekat dengannya sehingga mereka bisa berciuman. Ini adalah hal yang sudah beberapa waktu Haknyeon hindari untuk proses melepaskan San dari hidupnya, tetapi rasanya sia-sia.

Karena Haknyeon saat menyadari jika yang dilakukannya salah dan hendak menarik diri untuk meminta maaf atas sikapnya, San membalas ciumannya. Ini bukanlah hal yang Haknyeon harapkan, tetapi tubuhnya tidak sependapat dengan pikirannya. Haknyeon meski sering mengalah untuk San pada banyak hal, tetapi bukan untuk dominasi.

Jika bukan kebutuhan oksigen yang membuat keduanya berhenti berciuman selama sesaat, Haknyeon tahu ini tidak akan berakhir baik. Meski rasanya tidak ada yang pernah berakhir baik setelah Haknyeon memutuskan untuk membiarkan perasaannya yang mengambil alih dan membiarkan San untuk menang darinya.

Apakah benar Haknyeon itu benar-benar baik saat 10 tahun ini dia seringkali berakhir melewati batasan pertemanan dengan San seperti ini?

"Haknyeon...."

Panggilan San membuatnya menatap lelaki itu, tetapi Haknyeon menunggu untuk mendengar apa yang akan dikatakan dan tidak ada apa pun. Keduanya saling bertatapan dan San mendekatkan wajahnya kepada Haknyeon, tetapi kali ini sebelah tangannya yang menghentikan pergerakan lelaki itu. Haknyeon bisa melihat tatapan San terbelalak karena Haknyeon menghentikannya dengan membekap mulut lelaki itu.

"San, sampai kapan aku harus seperti ini?" tanya Haknyeon yang tidak tahu harus merasa marah atau sedih dengan keadaan saat ini. "Aku bukan dirimu yang bisa mengendalikan perasaan serta egomu saat bersama orang lain, saat hatimu sudah ditetapkan kepada orang lain." Kemudian Haknyeon menghela napas panjang, menatap San cukup lama dan akhirnya berkata, "San, jika tidak bisa membalas perasaanku, tidak apa-apa. Tapi bisakah kamu membantuku untuk membuatnya lebih mudah untuk aku akhir?"

Padahal yang mengatakan hal itu adalah Haknyeon dan seharusnya yang menangis saat ini adalah dirinya karena merasakan sesak yang tidak pernah diharapkannya hadir.

Bukan San yang dilihat Haknyeon sekarang menangis.

Saat melepaskan bekapan mulutnya kepada lelaki itu, Haknyeon seharusnya tidak menarik San untuk berada dipelukannya. Karena orang yang benar-benar hendak mengakhiri semuanya tidak akan bersikap seperti Haknyeon kepada San saat ini.

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang