44 - Jika Semuanya Semudah Itu, Maka Mereka Tidak Seperti Ini Sekarang

15 6 0
                                    

Pada akhirnya, Haknyeon tidak makan siang. Selain karena tidak berselera, juga karena harus mengurusi kasus perawat yang hampir memukul Bora dan bersikap kurang ajar kepadanya. Meski sebenarnya sedikit kesalahan ada pada Haknyeon yang tidak mengenakan jas putihnya—karena tidak suka aroma makanan menempel pada jasnya—akan tetapi tidak seharusnya perawat hendak memukul pasien.

Apalagi jika pasiennya masih berada di bawah umur.

Setidaknya hari ini Haknyeon jam prakteknya hanya sampai sebelum jam makan siang. Jadi saat kembali ke ruangannya untuk mengambil jas putihnya, tas serta kunci mobilnya, Haknyeon bisa langsung pulang ke apartemennya.

Sebenarnya jika ini hari biasa, maka seharusnya jam ini adalah waktu Haknyeon melakukan kunjungan kepada pasien-pasien yang dipegangnya. Namun, karena Haknyeon sudah mengajukan surat pengunduran diri, jadi tugas itu sudah tiada karena sudah didelegasikan kepada dokter lainnya.

Biasanya, waktu seperti ini adalah waktu favorit Haknyeon karena akhirnya bisa bersantai. Tidak perlu menunggu akhir pekan untuk bisa benar-benar bersantai dan membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia seolah dalam kedipan mata. Namun, Haknyeon sekarang merasa tidak yakin apakah ini yang dikehendakinya?

Apalagi saat mengingat ini adalah hari di mana San tidak memulai praktik jam 1 siang, tetapi dari jam 3 sore. Haknyeon biasanya yang mendengar gerutuan San yang tidak tahu harus melakukan apa untuk 2 jam ke depan dan takut untuk tidur karena kemungkinan tidak terbangun tepat waktu sangatlah besar.

"Haah ... aku benar-benar menyedihkan." Haknyeon melengos, kemudian memutuskan untuk mencari jalan sejauh mungkin untuknya.

Alasannya termasuk konyol, karena Haknyeon tidak mau segera meninggalkan rumah sakit dan saat tiba di apartemennya akan membuatnya menyesali pilihannya. Namun, pada akhirnya Haknyeon tidak akan bisa melarikan diri dari kenyataan jika pada akhirnya harus pergi dari rumah sakit karena sudah tidak ada kepentingan di sana.

Meski Haknyeon melakukan apa pun untuk tidak segera pulang ke apartemennya, nyatanya jam 3 sore adalah waktunya tiba di apartemen. Haknyeon menghela napas melihat jam digital yang menampilkan waktu tersebut, karena itu adalah benda yang dibelinya karena San membenci suara detik jam biasa.

Haknyeon pikir, saat mengakhiri semuanya dengan San, maka semuanya akan lebih mudah untuknya. Nyatanya, sekarang berbalik untuk membuatnya dua kali lebih menderita dari sebelumnya dan itu memuakkan. Rencana yang Haknyeon pikir akan membebaskannya dari semua hal yang selalu berjalan ditempat, nyatanya sekarang justru berbalik mengurungnya dalam kenangan-kenangan yang tidak berhenti untuk mengalir.

"Ju Haknyeon ... Ju Haknyeon ... JU HAKNYEON!" Ucapnya sembari menepuk pipinya selama beberapa kali, kemudian menghela napas panjang. "Berhenti menyesali pilihanmu. Ini hanya sementara dan sebentar lagi akan terbiasa dengan semuanya." Kemudian Haknyeon melonggarkan dasi serta membuka dua kancing atas kemejanya.

Mendudukkan dirinya di sofa dan sialnya justru melemparkannya ke kejadian beberapa hari yang lalu. Membuat Haknyeon memejamkan matanya, mencoba untuk mengontrol kepalanya tidak memutar adegan yang spesifik. Namun, justru semakin Haknyeon tekankan adegan yang mana tidak mau diingatnya, itulah yang muncul dan membuatnya berakhir membuka matanya.

Haknyeon mendongak untuk menatap lagit-langit apartemennya. Hanya ada pendingin udara yang ditempel pada langit-langit, selain itu hanya warna putih yang membuatnya teringat dengan perkataan San jika warna putih itu seringnya membuat lelaki itu teringat dengan rasa depresi.

Terdengar seperti lelucon—yang tentunya tidak lucu—karena mereka bekerja di area yang penuh dengan warna putih. Mungkin itu alasan San meminta ruangan praktiknya tidak berwarna putih—meski San membawa banyak teori psikologi untuk mendukung permintaannya—dan setidaknya rumah sakit tidak mempersulit lelaki itu untuk mewujudkan harapannya.

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang