Rasanya, Haknyeon tidak pernah membayangkan akan ada pada posisi saat ini.
Berpacaran dengan San. Bekerja di rumah sakit yang merupakan tempat baru baginya—dan memang milik keluarga San—yang berakhir membawa beberapa perawat dari rumah sakit sebelumnya.
Bora yang perawatannya pindah ke rumah sakit milik keluarga San dan dibiayai sepenuhnya oleh San dengan alasan karena tersentuh mendengar cerita Haknyeon jika anak perempuan itu menganggapnya baik.
Juga tidak menduga jika Gaeul sekarang bekerja di kafe yang membuka cabang di rumah sakit milik keluarga San. Meski saat tahu kenyataan temnpat kerjanya adalah milik San membuatnya menggerutu dan Haknyeon tertawa melihat reaksi San yang sebal.
Serta jangan lupakan Haerin yang sudah debut menjadi anggota girl group New Jeans. Meski pada awalnya Haknyeon, Hyeyeon dan San bukan merasa senang serta bangga, justru curiga jika Haerin melakukan sesuatu yang tidak mereka ketahui. Akan tetapi, ternyata tidak seperti itu dan mereka semua lega sehingga bisa merayakan keberhasilan Haerin tanpa memiliki ketakutan apa pun.
Seharusnya, semua sesempurna ini dan tidak ada kabar buruk.
"Hah? Dia bukannya mantan pacar San-ssi?" tanya Gaeul yang menunjuk televisi.
Haknyeon dan San yang tengah duduk di kafe, segera menoleh ke arah Gaeul, lalu mengikuti arah tunjuk perempuan itu. Televisi menayangkan berita yang meski menyensor nama, akan tetapi perawakannya jelas mereka bertiga kenali. Haknyeon menatap San yang ekspresinya terlihat panik sekaligus kesal.
"San, kamu tidak apa-apa?"
Akan tetapi, pertanyaan Haknyeon itu tidaklah dijawab karena San sedang berusaha menelepon seseorang. Sesaat kemudian, San menaruh ponselnya dengan keras di meja dan Haknyeon yang justru khawatir jika ponsel pacarnya itu mengalami kerusakan pada layarnya. Meski Haknyeon tahu, bagi seseorang seperti San membeli ponsel baru tidaklah berpengaruh apa pun kepada harta kekayaannya.
"San ... kamu oke?"
Sebenarnya Haknyeon ragu jika San akan menjawab pertanyaannya ini. Akan tetapi, kali ini San menoleh dan menatapnya selama beberapa saat. Kemudian San menghela napas panjang dan berkata, "Foto itu ... fotonya diambil saat mereka pergi menjemputku ke rumah sakit."
"Apa?"
"Mereka menjemputku untuk membicarakanmu, Haknyeon."
Kali ini Haknyeon yang terdiam. Karena dirinya tidak menyangka jika akan terlibat secara tidak langsung dalam skandal yang menimpa Youngkyun dan Mingi. Haknyeon menatap San yang kembali mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang dan berhasil tersambung.
"Mingi, apa maksud berita semua ini? Aku tahu kamu tidak menyukai Youngkyun, tapi ini keterlaluan."
Haknyeon tidak begitu bisa mengikuti pembicaraan San dan Mingi. Selain tidak mendengar respon Mingi, karena San menggunakan Bahasa Inggris—yang mana Haknyeon tidak begitu yakin dengan kemampuan linguistiknya—sehingga tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Akan tetapi, dari ekspresi wajah San yang terlihat benar-benar marah dan memutuskan sambungan telepon secara sepihak, Haknyeon tahu pembicaraan mereka tidak berakhir baik.
Meski Haknyeon hendak bertanya kepada San, tapi memutuskan mengurungkan niatannya itu. Sepanjang jam praktek, pikiran Haknyeon bercabang antara mengkhawatirkan kondisi San dan fokus untuk memeriksa pasiennya. Perawat senior Park sepertinya menyadari hal tersebut sehingga membuatkan teh mint untuk Haknyeon.
Saat jam praktek Haknyeon berakhir, dia segera pamit kepada semua perawat dan berjalan menuju tempat praktek San. Lucunya di rumah sakit ini, tempat praktek San masih terpisah jauh dengan Haknyeon. Masih terletak di dua sisi rumah sakit yang berjauhan dan San masih tetap menggerutu karena hal tersebut.
Akan tetapi, sepertinya San tidak berniat untuk memberikan perubahan akan hal tersebut. Saat tiba di sana, Haknyeon menyapa perawat senior Uhm yang sedang berjaga di nurse station. Kondisi tempat ini cukup ramai, padahal seharusnya jam praktek San sudah berakhir setengah jam yang lalu.
"San Euisa bilang jangan menutup pendaftaran sampai jam prakteknya berakhir." Perawat senior Uhm memberikan penjelasan saat Haknyeon terlihat bertanya-tanya dengan kodisi yang dilihatnya sekarang. "Haknyeon Euisa silahkan masuk kemari. Saya punya beberapa camilan yang mungkin Anda berkenan untuk makan."
"Ah, tidak usah. Aku tidak mau merepotkan Anda."
"Saya tidak merasa repot jika menawarkan kepada Anda."
Jawaban Perawat senior Uhm mengingatkan Haknyeon dengan jawaban San selama ini. Membuat Haknyeon tersenyum dan akhirnya menerima tawaran tersebut. Setidaknya kali ini Haknyeon tidak diberikan teh, tetapi dipersilahkan untuk mengambil minnuma yang ada di dispenser otomatis. Ada beberapa minuman yang ada, mulai dari ada kafein hingga yang paling sehat, air mineral.
Sepertinya San memang benar-benar memperhatikan semua orang yang bekerja padanya selama ini. Pantas saat San bilang memutuskan untuk berhenti dari rumah sakit yang selama ini membesarkan namanya, semua perawat dari spesialisnya memilih mengikuti lelaki itu kemari. Orang-orang yang tahu bagaimana San yang sebenarnya dan tidak terpengaruh dengan semua berita buruk yang sedang menimpa keluarganya saat ini.
Mungkin Haknyeon menunggu sekitar satu jam lamanya, sampai melihat San yang tergopoh-gopoh menghampirinya. Seolah Haknyeon akan pergi meninggalkan San jika tidak muncul sesegera mungkin, padahal dirinya tidak akan melakukan hal itu. Tidak mungkin Haknyeon bisa melakukan hal tersebut setelah semua hal yang San lakukan kepadanya selama ini. San yang bersabar untuk meruntuhkan perasaan tidak percaya dirinya bahwa pantas berada di sampingnya sebagai orang yang dicinta.
"Haknyeon, kamu tidak membaca berita online, 'kan?" tanya San yang membuatnya mengernyit. San kemudian menghela napas, seolah lega meski ekspresi wajahnya tampak frustrasi. "Lebih baik sekarang kamu ke dorm Haerin. Dia pasti membutuhkanmu."
"Apa?"
"Haerin ... dia juga disangkut pautkan dengan skandal yang menimpa Youngkyun serta Mingi saat ini." Mendengar hal itu membuat jantung Haknyeon berhenti sesaat, kemudian berdebar dengan sangat kencang. "Jadi aku harap kamu segera menghampiri Haerin. Aku dari sini akan mengusahakan untuk mengurusi omong kosong yang menyinggung Haerin."
"Tapi Dongsaeng-ku berusaha keras untuk debut, San!"
"Aku tahu." San mencoba menenangkan Haknyeon yang benar-benar terlihat marah. "Aku lebih dari tahu hal itu, Haknyeon. Tapi dunia ini memang tidak bisa melihat seseorang yang baru memulai dan langsung sukses."
Haknyeon tidak mengatakan apa-apa, tetapi tangannya mengepal. Kemudian, Haknyeon merasa tangannya digenggam dan membuatnya mendongakkan kepala ke arah San. Lelaki itu menganggukkan kepalanya, memberikan kode kepada Haknyeon untuk pergi sekaligus mempercayainya.
"San, apa kamu yakin bisa melakukannya?"
"Kalau aku bisa membuat seorang bintang paling bersinar saat ini tersiksa perlahan dengan menjaga Kakak perempuanku, kenapa kamu pikir aku tidak bisa menyelesaikan omong kosong yang menyangkut Haerin?"
Mendengar hal itu membuat Haknyeon teringat Hyojung, Kakak perempuan San yang sudah terbangun dari koma dan dengan pemikirannya yang sedang berada di masa SMA. Haknyeon tahu jika San memiliki banyak topeng dan sudah melihat hampir semuanya selama ini. Akan tetapi tetap saja Haknyeon merasa ini adalah situasi yang baru baginya melihat San yang benar-benar marah seperti ini.
Karena Haknyeon terbiasa dengan marahnya San yang cemberut, bukan kemarahan yang bisa menghancurkan hidup seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]
FanficApakah benar akhir bahagia itu eksis? Saat dunia San yang mulai berjatuhan karena melepaskan semua topeng sandiwaranya. DISCLAIMER: • Ateez, SF9 & The Boyz Fanfiction [Minsan, Hwisan & Haksan] • Multiple chapters • Untuk NaNoWriMo 2022 • Start: 01/1...