Haknyeon berkeras untuk mengantar San kembali ke rumah sakit. Meski sepanjang jalan mereka tidak mengatakan apa-apa dan bahkan tidak ada musik yang Haknyeon putar di mobilnya. Padahal San tahu jika Haknyeon adalah orang yang tidak bisa hidup tanpa musik.
"Terima kasih, Haknyeon." San menatap Haknyeon yang baru memarkirkan mobilnya di area rumah sakit.
Meski begitu, San merasa begitu berat untuk melepaskan sabuk pengaman yang dikenakannya. Membuat San menghela napas panjang dan akhirnya melepaskan sabuk pengamannya. Membuka pintu mobil dan keluar dari mobil Haknyeon. Akan tetapi, San refleks menoleh saat mendengar suara pintu mobil yang ditutup dan melihat Haknyeon yang menyusul langkahnya.
"Aku tidak tenang jika tidak mengantarkanmu kembali ke depan ruangan Kakak perempuanmmu dirawat."
San sebenarnya tidak bisa sepenuhnya mengerti dengan apa yang sebenarnya Haknyeon pikirkan. Akan tetapi, pada akhirnya San tidak mengatakan apa-apa dan memandang ke depan. Haknyeon berjalan di sebelah San dan mereka tidak mengatakan apa-apa selama perjalanan.
Haknyeon tahu rumah sakit ini, karena dahulu melakukan praktek di rumah sakit ini untuk persyaratan lulus kuliah kedokteran. Rumah sakit milik keluarga San, meski mengingat cerita jika sebenarnya San tidak didukung untuk berkuliah di kedokteran itu seperti ironi. Meski saat praktek di sini bersama San—karena mereka tidak mendapatkan tempat di rumah sakit yang mereka incar karena sudah tidak ada kuota—tentu Haknyeon melihat jarak yang tidak kasat mata selama ini diabaikannya, semakin terlihat jelas.
Bahwa Haknyeon tidaklah setara dengan San.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya San yang membuat Haknyeon mengerjapkan matanya.
Kemudian Haknyeon yang ternyata refleksnya sudah menoleh ke arah San, akhirnya menoleh ke arah pandangan San dan mengernyit melihat lelaki yang dia tahu adalah idola sekaligus aktor. Hal yang diketahui Haknyeon karena Gaeul sering bercerita tentang selebritis dan idola.
Akan tetapi, kenapa lelaki itu bisa ada di sini?
"Pergi." San mengusir lelaki itu, akan tetapi nyatanya lelaki itu tidak terlihat hendak pergi. Haknyeon menatap San yang terlihat kesal dan mendengar San berkata, "Kehadiranmu tidak diharapkan siapa pun di sini."
"Bukankah seharusnya kamu memanggilku Hyung, San?"
"Aku tidak perlu melakukan hal itu untuk orang yang menyakiti Hyojung Noona."
Lelaki itu menghela napas panjang, seolah sudah menduga jika reaksi San akan seperti ini. Akan tetapi, lelaki itu tidak bergerak dari tempatnya dan tetap memandang ke dalam ruangan dari bagian pintu yang terbuat dari kaca. San berdecak yang membuat Haknyeon menoleh dan melihatnya tampak kesal.
"Pergilah, Rowoon-ssi!"
Haknyeon tahu ini salah, merasa melihat emosi San saat ini justru membuatnya merasa lebih baik. Membuat Haknyeon merasa yakin jika San yang tengah bersamanya adalah manusia yang memiliki emosi dan bukanlah seseorang yang berasal dari imajinasinya karena tersiksa dengan keputusannya.
Pintu ruangan rawat Kakak perempuan San terbuka dan Haknyen segera menoleh. Awalnya dia pikir yang melakukannya adalah lelaki bernama Rowoon itu, tapi ternyata yang membuka adalah Adik tiri San, Jongho. Kemudian mendengar San yang melengos membuat Haknyeon menoleh.
Melihat San yang memijit pelipisnya membuat Haknyeon berkata, "San, mau pergi minum kopi?"
San menoleh ke arah Haknyeon, kemudian merespon, "Biasanya kamu melarangku minum kopi jam segini."
"Aku tahu hanya kopi yang bisa membuatmu merasa lebih baik."
"Siapa yang bilang seperti itu?" tanya San yang membuat Haknyeon terdiam. Meski kepalanya tanpa permisi justru menyusun skenario seperti San akan berkata kepada Haknyeon..., "Bukan kopi yang membuatku merasa lebih baik, tapi dengan siapa aku meminumnya."
Haknyeon tidak bisa berkata-kata karena mendadak kepalanya kehilangan kemampuan itu. Akan tetapi, mata Haknyeon tidak bisa melepaskan pandangan dari San. Ada berbagai hal yang berkecambuk di kepalanya setelah mendengar hal itu, tetapi kemudian sisi logika Haknyeon kembali mengambil alih dan mengingatkan bahwa keduanua tidak akan bisa melewati batasan yang sudah eksis bahkan sebelum mereka bertemu.
"Hei..," tepukan di bahu Haknyeon membuatnya mengerap dan San menatapnya selama beberapa saat, kemudian berkata, "ayo masuk ke dalam. Jongho sedang berbicara dengan Seokwoo Hyung."
Sebenarnya Haknyeon menjadi semakin bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi. Akan tetapi, di sisi lain Haknyeon tidak merasa itu adalah hal yang penting untuk diketahui olehnya. Tepatnya, Haknyeon tidak yakin siap untuk mendengar apa yang sebenarnya terjadi dan berakhir semakin menyadari bahwa perbedaan dirinya dengan San sebesar itu.
Meski saat ini pun, saat melihat Hyojung dirawat di ruangan pasien VVIP, Haknyeon kembali disadarkan akan posisinya.
"Seokwoo Hyung itu adalah nama sebelum dia debut menjadi idola dan mengganti nama legalnya." San tiba-tiba mulai bercerita dan Haknyeon menoleh ke arah lelaki itu. Melihat San menghela napas panjang serta tatapannya kepada Hyojung yang tengah terbaring. "Dahulu, mereka berpacaran. Tapi Hyojung Noona mengalami perundungan dan mengambil langkah seperti ini."
San memijit pelipisnya dan Haknyeon tentu khawatir melihat sikapnya seperti itu. "San, kamu tidak apa-apa?"
"Tidak." San menatap Haknyeon, kemudian menghela napas. "Apa kamu pikir aku bisa baik-baik saja jika ini sudah terjadi untuk ketiga kalinya?"
"Apa?"
"Ini kali ketiga Hyojung Noona melakukannya...," San terlihat frustrasi dan menghela napas panjang, lalu berkata, "dan dua dari tiga percobaan bunuh dirinya Hyojung Noona selalu berhubungan dengan Seokwoo Hyung."
Haknyeon tahu jika mengatakan kalimat penghiburan apa pun saat ini terdengar seperti omong kosong untuk San. Karena Haknyeon hanya bisa berpikir itu pasti menyakitkan dan membuat semua orang yang menjadi keluarga inti Choi frustrasi karena Hyojung. Akan tetapi, Haknyeon pada akhirnya tidak benar-benar tahu rasanya menjadi San yang membuatnya frustrasi. Karena Haknyeon merasa tidak berguna karena tidak bisa membuat San merasa lebih baik.
"Haknyeon...," panggilan San yang tidak dihiraukan membuatua menepuk pundak Haknyeon. Melihat reaksi Haknyeon yang terlonjak nyatanya membuat San tersenyum, padahal jika orang lain yang mengabaikan San saat sedang bercerita akan membuatnya marah. "Haknyeon, aku harap kamu tidak berpikir terlalu jauh dari realitas."
"Aku tidak seperti itu, San."
Meski mengatakan seperti itu, San hanya tersenyum. Nyatanya itu membuat Haknyeon gugup, berharap jika San tidak benar-benar tahu isi pikirannya karena pekerjaannya sebagai Dokter Jiwa dan memiliki kemampuan tersebut. Setidaknya San akhirnya kembal memandang Hyojung dan Haknyeon bisa mulai mengendalikan debaran jantungnya yang disadarinya begitu menggila.
"Terkadang aku bertanya-tanya, apakah keluargaku itu memiliki kutukan percintaan." San menghempaskan punggungnya ke sofa dan kepalanya mendongak ke atas. Haknyeon tetap memandangi San sejak tadi. Kemudian, menyadari bahwa Haknyeon tidak bisa melepaskan pandangan dari San setelah mereka bertemu kembali. San menghela napas, perlahan memejamkan mata dan berkata, "Sejak dahulu, semua keturunan keluargaku tidak ada yang benar-benar bisa bahagia dengan percintaannya."
"Memangnya kamu percaya itu eksis?"
"Tidak." San menjawab dengan tegas, tetapi kemudian suara helaan napas panjang kembali terdengar. Haknyeon merasa San saat ini benar-benar frustrasi karena helaan napasnya yang begitu banyak dalam rentang waktu yang berdekatan. "Sejujurnya, aku tidak percaya sampai Sulli Noona memutuskan untuk mengakhiri hidupnya."
"San...."
Haknyeon melihat San yang masih mendongakkan kepala, tetapi mulai tertawa sembari menutup mata dengan sebelah tangannya. Setelah tawanya menghilang, San berkata, "Haknyeon, apa menurutmu aku juga akan berakhir seperti Sulli Noona dan Hyojung Noona?"
"Hidupmu berbeda dengan mereka, San." Haknyeon berhati-hati menjawab pertanyaan San barusan. "Aku yakin kamu bisa menemukan kebahagiaanmu dan itu bertahan hingga akhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]
FanfictionApakah benar akhir bahagia itu eksis? Saat dunia San yang mulai berjatuhan karena melepaskan semua topeng sandiwaranya. DISCLAIMER: • Ateez, SF9 & The Boyz Fanfiction [Minsan, Hwisan & Haksan] • Multiple chapters • Untuk NaNoWriMo 2022 • Start: 01/1...