42 - Area yang Tidak Dia Masuki Sejak Awal dan Menjadikannya Serba Salah

15 3 0
                                    

Haknyeon tahu jika San tidak akan muncul di rumah sakit setelah apa yang terjadi dengan perusahaan keluarganya. Meski itu bukanlah kesalahan San—karena korelasi dokter dengan membangun apartemen tidaklah ada—tetapi pada akhirnya itu berdampak kepadanya secara langsung. Haknyeon mengerti jika San tidak mencarinya setelah kejadian mereka berkonfortasi di apartemennya hari itu.

Namun, sejujurnya itu yang membuat Haknyeon merasa buruk.

Karena dirinya terbiasa untuk selalu ada saat San terpuruk.

Sekarang, itu tidaklah bisa dilakukannya karena Haknyeon yang meminta mereka untuk benar-benar berakhir. Saat itu terdengar lucu—tidak, itu sebenarnya tragedi—karena sejak awal mereka tidak pernah memulai apa pun. Karena San tidak pernah menjanjikan apa pun untuk Haknyeon dan dirinya yang memutuskan untuk menyerahkan dirinya selama ini.

Apa Haknyeon masih bisa dianggap baik saat dirinya egois?

"Aku dengar dia mengajukan cuti," ucapan dokter saat melewati Haknyeon, membuatnya berhenti berjalan, apalagi saat mendengar dokter lainnya mendengkus dan merespon, "apa dia tidak malu melarikan diri saat pekerjaannya sebagai dokter yang menangani orang-orang yang selalu melarikan diri dari masalahnya?"

"Ha, kamu pikir pepatah orang-orang yang serupa akan berkumpul dengan sesamanya itu omong kosong?"

Kemudian, Haknyeon mendengarkan tawa yang membuatnya mendengkus. Meski Haknyeon tahu manusia itu banyak yang bermuka dua, tetapi mendapati langsung orang-orang melakukan tersebut di depan matanya, membuat dirinya kesal. Apalagi mereka yang seharusnya lebih tahu tentang penyakit mental—karena profesinya sebagai dokter di rumah sakit meski bukan berkecimpung di spesialis tersebut—justru menggunakan hal tersebut sebagai candaan yang tidak ada lucunya.

Memang benar, tidak semua manusia itu pantas menjadi manusia. Beberapa ada yang tidak menghilang dari dunia ini lantaran membunuh sesama manusia itu dilarang oleh hukum, meski sebenarnya memang lebih baik manusia jenis ini enyah dari dunia karena kebodohannya yang melampaui batasan logika manusia beretika.

Haknyeon kembali melengos dan melanjutkan perjalanan menuju ruang praktiknya. Karena pada akhirnya, Haknyeon tidak bisa melakukan apa pun untuk opini-opini publik kepada San, meski kebanyakan opininya yang terdengar seperti merasa bahagia karena ada seseorang yang menderita karena keadaan hidupnya yang terlihat lebih baik dari semua orang disekitarnya. Mental keirian yang mengerikan, meski Haknyeon tahu akar masalah dari orang-orang sekitarnya bersikap seperti itu.

Hal yang salah pada akhirnya tetaplah salah meski pun tahu alasan yang sebenarnya dan merasakan simpatik kepada orang-orang tersebut. Saat orang-orang bisa memilih untuk menjadi baik, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya hanya karena merasa dunia tidak adil dan saat orang yang selama ini menjadi bahan keirian mengalami kesulitan, itulah saatnya untuk menertawakannya.

Memang benar, uang itu berbahaya dan bisa memperlihatkan wajah manusia yang sebenarnya. Namun, Haknyeon tahu pada akhirnya dirinya tidak berbeda dengan orang-orang yang berkata buruk kepada San, meski hanya target opininya yang tidak kepada San.

Pada akhirnya, uang itu berkaitan dengan kesempatan yang bisa didapatkan dan meski tidaklah adil, tetapi itulah dunia.

Memang benar, dunia masa kini seperti hidup di neraka Joseon.

"Selamat pagi, Haknyeon Euisa." Sapaan perawat senior Uhm yang membuat Haknyeon mengerjap karena terkejut, tetapi dengan cepat segera tersenyum untuk tidak membuat situasi menjadi canggung. Namun, sayangnya langkah preventif itu tidaklah cukup lantaran perawat senior Uhm sepertinya menyadari keterkejutan Haknyeon, karena berkata, "Ah, maaf karena kehadiran saya mengejutkan Haknyeon Euisa."

"Tidak apa-apa," ucap Haknyeon sembari tersenyum, mencoba untuk melakukan kontrol sehingga situasi tidak semakin canggung, "bagaimana kabar Uhm Gonhasa?"

"Saya berbohong jika mengatakan baik-baik saja," ucap perempuan yang sebaya dengan perawat senior Park—yang mana Haknyeon terkadang masih sukar percaya karena mereka seperti dua orang yang berusia berbeda jika bersebelahan—dan ekspresinya terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu, tetapi kemudian akhirnya berkata, "apa saya boleh bertanya?"

Meski Haknyeon merasa aneh dengan pertanyaan perawat senior Uhm, tetapi dia berusaha untuk mengerti. Karena jika perawat senior Uhm berada di area yang bukan tempatnya, maka kemungkinan besar berhubungan dengan San. Mengingat San membuat Haknyeon hanya menghela napas panjang, karena sampai sekarang dirinya tidak ada menghubungi.

Meski sejujurnya ini sejak berita itu rilis, ego dan hati Haknyeon selalu bertengkar untuk menghubungi San atau tidak.

"Haknyeon Euisa...," panggilan perawat senior Uhm membuat lamunannya Haknyeon buyar dan menatap perempuan itu yang terlihat merasa bersalah, "saya rasa tidak perlu menanyakan hal yang hendak ditanyakan kepada Anda."

"Tentang San, 'kan?" tanya Haknyeon yang membuat perawat senior Uhm terlihat terkejut, tetapi Haknyeon bisa melihat beberapa perawat di belakang perempuan itu sengaja melambatkan aktifitasnya untuk mendengar apa yang terjadi. Membuat Haknyeon tersenyum, meski tahu setelah ini akan mengatakan kebohongan dan membuatnya merasa bersalah. "Aku tidak bisa mengatakannya dalam keadaan baik, tetapi dia bilang butuh waktu sendiri."

"Ah, begitu rupanya."

"Tenanglah, Uhm Gonhasa. San bukanlah orang yang semudah itu hancur karena masalah seperti ini...," ucap Haknyeon yang mencoba terdengar semenyakinkan mungkin, meski sebenarnya tidak tahu apa yang sebenarnya bisa membuat San berada di titik runtuhnya selain hubungannya dengan lelaki itu yang berakhir beberapa hari yang lalu, "percaya kepadanya, oke. Dia akan kembali dan tidak semudah itu terpengaruh dengan perkataan orang-orang."

Melihat ekspresi perawat senior Uhm yang terlihat lega, membuat Haknyeon merasa bersalah. Karena meski Haknyeon mengenal San selama 10 tahun, dia tidak benar-benar yakin dengan perkataannya barusan. Karena meski San terlihat seperti mengkalkulasikan semuanya dan bisa mengontrol semua sikapnya di situasi yang seharusnya tidak seperti itu, nyatanya Haknyeon merasa San sering kali bersikap di luar perkiraannya setelah menghafal semua pola sikapnya.

Ah, Haknyeon benar-benar gila karena San.


Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang