Meski San dijemput oleh Mingi dan Youngkyun, dia memutuskan untuk mengemudi mobilnya sendiri. Mingi serta Youngkyun tetap satu mobil dan mobil San mengikuti mereka di belakang. San masih tidak bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan keduanya hingga bisa melihat momen ini.
Gelombang kecemasan sekaligus kecurigaan terus menghantam San hingga kepalanya sakit. Setidaknya sekarang San tengah berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah dan membuatnya bisa memijit pelipisnya. Memejamkan mata sesaat dan mengatur napasnya untuk menenangkan dirinya. Saat San membuka matanya, lampu lalu lintas sudah berubah warna dan membuatnya menjalankan kembali mobilnya untuk mengikuti mobil yang dikendarai oleh Mingi dan Youngkyun.
Pada akhirnya mobil mereka berhenti di sebuah restoran. Akan tetapi, San memandangi tempat itu cukup lama dan bukan karena tidak menyukai restoran tersebut. Justru karena San menyukai restoran tersebut dan sering pergi bersama Haknyeon sejak masa kuliah hingga mereka bekerja di rumah sakit. Bahkan di antara semua tempat yang kedua lelaki itu bisa pilih untuk berbicara dengan San, dirinya tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Haknyeon.
Suara ketukan di kaca jendelanya membuat San menoleh dan menurunkan sedikit kaca jendelanya. Menyadari bahwa yang melakukan itu adalah Youngkyun dan ekspresi lelaki itu jelas terlihat khawatir. San hanya tersenyum dan berkata, "Aku tidak apa-apa."
"Kamu yakin?"
"Aku tidak akan mengikuti kalian kemari jika tidak dalam keadaan baik." San tetap tersenyum, meski sebenarnya itu bukanlah hal mau dilakukannya saat ini. "Bisakah kamu menjauh dari pintu mobil? Aku mau keluar, Youngkyun."
Youngkyun menjauh dan San menaikkan kaca jendelanya hingga tertutup sempurna. San menghela napas panjang dan mematikan mobilnya. Keluar dari mobil dan ternyata Mingi sudah menunggu di samping Youngkyun. Biasanya San tidak akan membiarkan orang lain untuk berjalan mendahuluinya, akan tetapi kali ini dirinya hanya ingin berjalan dengan perlahan. San tidak peduli jika itu bukanlah hal yang biasanya dilakukan, karena fokus utamanya saat ini adalah untuk menghentikan gelombang demi gelombang pemikiran yang saling tumpah tindih.
Apalagi semuanya bermuara pada Haknyeon.
Akan tetapi, San mencoba menepis pemikiran tersebut karena merasa tidak mungkin Mingi serta Youngkyun mengenal Haknyeon. Mereka hanya mengetahui eksistensi Haknyeon lewat cerita-cerita San dan melihat lelaki itu dari kejauhan. Tidak mungkin Mingi serta Youngkyun tiba-tiba berkenalan dengan Haknyeon hanya karena melihat kebersamaannya dengan San selama ini.
"San, kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Youngkyun yang entah sudah keberapa kalinya dalam rentang waktu kurang dari 1 jam ini.
San hendak mengatakan jawaban standarnya, akan tetapi Mingi sudah menyela dan berkata, "San, apa kamu tidak mau memesan makanan? Pelayan itu sejak tadi hanya menunggumu berbicara."
Biasanya, San akan memprotes sikap Mingi karena menurutnya itu mengesalkan. Akan tetapi, San bahkan sudah sampai titik tidak mau membuka buku menu untuk memesan dan akhirnya berkata, "Tolong pesankan yang seperti biasanya, Mingi."
Mingi berdecak, tetapi melakukan yang diminta San tanpa protesan. Hal yang dulu akan membuat San ribut karena menyakini Mingi memiliki agenda tersembunyi jika melakukan hal seperti itu untuknya. Namun, kali ini San tidak mau memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang semakin membuat kepalanya sakit.
Lebih baik—serta lebih mudah—untuk San menganggap jika Mingi mulai berubah menjadi lebih baik. Meski logika San masih tidak bisa menyakini jika Mingi memang berubah, tetapi saat ini dirinya mencoba untuk melakukan saran yang selama ini biasanya San berikan kepada pasien-pasiennya. Mengubah pola pikir serta pandangan kepada berbagai hal dengan prasangka yang positif.
Akan tetapi, memang manusia itu lebih mudah mengatakan hal-hal baik daripada melakukannya. Karena nyatanya San tetap merasa pesimis jika Mingi memang benar-benar berubah. San tidak melihat ada alasan Mingi untuk mendadak berubah seperti ini. Apalagi Youngkyun yang seolah-olah lupa dengan semua hal yang telah dilakukan oleh Mingi.
Mungkin, Youngkyun benar-benar memaafkan Mingi.
Mungkin, Youngkyun berakting untuk memaafkan Mingi karena mantan tunangannya itu karena di bawah ancaman yang berhubungan dengan karirnya.
Mungkin....
"Dia benar-benar pergi ya?" pertanyaan Mingi membuat lamunan San buyar dan sekarang menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. Mingi menghela napas panjang, kemudian berkata, "Jadi apa yang aku pikirkan selama ini tentang kalian benar dan baru menyadarinya sekarang."
Apa maksud Mingi?
"Haknyeon menemuiku dan Mingi."
Perkataan Youngkyun tersebut membuat San segera menoleh dan bingung karena tiba-tiba kedua lelaki ini membicarakan Haknyeon. San yakin Mingi tidak pernah berinteraksi langsung dengan Haknyeon dan Youngkyun hanya pernah sekali bertemu dengannya karena ternyata sepupu jauhnya adalah salah satu anggota S#ARK.
Kecuali....
Seolah Youngkyun tahu apa yang tengah San pikirkan saat ini, lelaki itu tersenyum dan berkata, "Dia menitipkan pesan untuk menjagamu."
"Apa?"
"Waktu aku bertemu di pintu gerbang pemakaman, sebenarnya aku mau mengatakan hal ini," ucapan Mingi membuat San kembali menatap lelaki itu, kemudian mendengar kelanjutannya, "tapi kamu tidak mau mendengarkanku dan semua pesanku kamu abaikan."
San terdiam dan Mingi menghela napas panjang. Bukan maksudnya untuk menyalahkan San—karena hubungan mereka telah berakhir dan Mingi menyadari sikapnya memang tidaklah bisa ditoleransi selama ini—dan melirik Youngkyun untuk memberikan sinyal untuk berbicara kepada San. Meski Mingi tidak suka mengakui hal ini, akan tetapi memang Youngkyun jauh lebih baik dalam mengomunikasikan hal-hal yang diperlukan.
Sebuah keterampilan yang membuat Youngkyun mungkin menjadi salah satu anggota S#ARK yang populer.
"Dia mengirimku email untuk menemuinya di sini," jelas Youngkyun yang membuat San menatapnya, kemudian mendengar, "dan dia bilang menitipkanmu kepadaku karena dia kembali ke Jeju. Katanya, kamu bisa bahagia denganku."
Rasanya sekarang San sedang diuji pada titik maksimalnya dengan sikap Haknyeon. Bahkan ini belum 12 jam semenjak San mengetahui jika Haknyeon sudah berhenti bekerja dan kembali ke Jeju dan sekarang menghadapi solusi yang seolah-olah itu yang terbaik untuknya.
"Dia mengirimiku pesan untuk bertemu dengannya di sini dan mengatakan aku bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali kepadamu, San." Ucapan Mingi itu membuat San memejamkan mata karena kepalanya benar-benar pusing. "Tapi aku tahu kamu tidak menginginkan itu. Karena yang kamu inginkan...."
San bahkan tidak peduli jika sekarang melakukan hal yang tidak disukainya, memotong pembicaraan dengan berkata, "Berhenti berbicara."
"Apa?"
Mingi jelas tersinggung karena San memotong perkataannya dan menyuruhnya berhenti, akan tetapi Youngkyun khawatir dengan San yang memejamkan mata. Karena sejak di rumah sakit, Youngkyun menyadari ada yang salah dengan San dan dirinya menduga itu berhubungan dengan Haknyeon.
Akan tetapi, Youngkyun tidak merasa kesal dengan hal itu.
"San, kamu...?"
"Aku bilang diam!" San menggebrak meja dan membuka matanya. Tatapannya kesal dan akhirnya menghela napas panjang. Meski itu tidaklah bisa membuang kekesalan yang ada pada dirinya saat ini. "Ju Haknyeon sialan! Aku benar-benar membunuhnya saat bertemu dengannya!"
San segera berjalan keluar dari ruangan. Tidak peduli saat membuka pintu membuat pelayan tersentak kaget dan San menyenggol salah satu di antara mereka. Karena San tidak punya waktu untuk memikirkan reaksi orang lain kepadanya saat ini dengan segala isi kepalanya yang begitu berantakan.
"Kepala Pelayan, aku harap kamu tahu alasanku meneleponmu."
Sepertinya kepala pelayan sudah terbiasa dengan sikap San ini, hanya menjawab, "Baik Tuan Muda San. Saya menyiapkan pesawat menuju Jeju untuk Anda. Hati-hati di jalan, Tuan Muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]
FanfictionApakah benar akhir bahagia itu eksis? Saat dunia San yang mulai berjatuhan karena melepaskan semua topeng sandiwaranya. DISCLAIMER: • Ateez, SF9 & The Boyz Fanfiction [Minsan, Hwisan & Haksan] • Multiple chapters • Untuk NaNoWriMo 2022 • Start: 01/1...