"Tumben Haknyeon Oppa hanya membeli satu americano. Apa Anda sedang bertengkar dengan San-ssi?"
Haknyeon mendengarnya hanya tertawa karena mendengar perbedaan penyebutan namanya serta San, tetapi kemudian menggeleng pelan. "Tidak, kami oke. Dia belakangan tidak di rumah sakit di jam seperti ini."
"Apa Haknyeon Oppa tidak berbohong kepadaku sekarang?"
"Hahaha ... apa untungnya aku berbohong kepadamu, Gaeul?"
Perempuan yang menjadi kasir di salah satu gerai kopi—yang rasanya cabang gerai ini seperti setiap belokan ada—hanya mengangguk dan memproses pesanan Haknyeon. Jika tidak ada antrian di belakang Haknyeon, pasti dirinya akan diajak berbicara oleh perempuan tersebut tentang banyak hal.
Meski Haknyeon tahu topi utamanya tidak akan pernah jauh dari buku, deadline dari editor untuk cerita onlinenya, dan San. Hal yang Haknyeon ingat dari perempuan ini adalah 3 bulan pertama mereka berkenalan dan sering berbicara seperti orang yang sudah mengenal begitu lama, lalu menyadari bahwa dirinya bahkan tidak tahu namanya. Hal yang sering membuat Haknyeon diomeli oleh San karena bisa-bisanya menjadi begitu ramah kepada orang asing, tetapi tidak memiliki niatan untuk mengetahui nama orang tersebut.
Kemudian, Haknyeon menghela napas panjang karena kembali mengingat nama San. Karena belakangan Haknyeon memiliki banyak pemikiran yang berlebihan tentang hubungannya dengan San selama ini, lalu berakhir berkesimpulan bahwa dirinya memang harus mengatur jarak.
Haknyeon tahu akhir dari kisahnya dengan San. Hal yang menurut Haknyeon seperti candaan yang tidak lucu, karena dirinya bahkan tidak yakin kapan mereka benar-benar memulainya.
"Haknyeon Oppa...," panggilan Gaeul membuatnya menoleh dan tersenyum saat diberikan pesanannya, tetapi kemudian mendengar, "kalau ada masalah dengan San-ssi, kalian bisa membicarakannya."
"Gaeul, berhenti memanggil San dengan -ssi. Kamu juga bisa memanggilnya dengan Oppa."
"Haknyeon Oppa tidak akan paham alasannya."
Haknyeon mendengarnya hanya tersenyum dan Gaeul bergerak cepat untuk memanggil nama orang lain, memberitahukan bahwa pesanannya sudah siap. Mungkin satu hal—yang sebenarnya dari berbagai hal—yang tidak dimengertinya adalah San dan Gaeul seperti hendak mencakar satu sama lain setiap bertemu. Entah apa yang terjadi sehingga membuat keduanya seperti itu, tetapi lebih baik Haknyeon tidak tahu.
Karena Haknyeon tahu saat tahu, maka dia harus berpihak. Hal yang tidak dikehendakinya lantaran Haknyeon tahu akan memberikan keberpihakannya kepada siapa, meski kepalanya tahu siapa yang sebenarnya pantas untuk mendapatkan hal tersebut.
Saat berjalan masuk ke gedung rumah sakit yang menuju tempat praktiknya, Haknyeon menyapa perawat serta dokter yang berpapasan dengannya. Sesekali juga menyapa anak-anak yang sedang berjalan-jalan di rumah sakit karena dirawat inap. Meski Haknyeon tahu jika melakukan ini akan membuatnya harus berhenti berjalan selama beberapa saat untuk mendengarkan cerita anak yang disapanya, lalu berpamitan untuk pergi.
Namun, saat Haknyeon berada di persimpangan yang bermuara pada lobi rumah sakit yang terbuka dan luas, dari kejauhan dirinya bisa melihat San tengah berbicara dengan beberapa dokter senior. Biasanya Haknyeon akan menghampiri San, menyapa lelaki itu serta orang-orang yang tengah bersamanya, dan kemudian pamit karena tidak mau terlambat tiba di ruang praktiknya.
Kenyataanya, Haknyeon menghela napas panjang dan memutuskan untuk melalui jalan memutar untuk tiba di ruang praktiknya. Meski itu akan membuatnya terlambat dan harus menjelaskan berkali-kali kepada pasien yang mengantri—yang kebanyakan adalah pasien-pasien yang berulang datang kepadanya—dan setelah jam praktik akan menjelaskan kepada perawat yang berjaga.
Haknyeon tahu jika San melihat sikapnya akan membuatnya mendapatkan omelan dan diam dari lelaki itu selama beberapa saat. Namun, Haknyeon rasa dirinya memang harus mulai membiasakan hal tersebut dan mungkin mulai melatih jika pada akhirnya mereka berakhir menjadi asing satu sama lainnya.
"Haknyeon Euisa, tumben datang terlambat." teguran perawat senior Park saat Haknyeon tiba di depan ruang praktiknya hanya membuatnya tersenyum.
"Aku terlalu lama mengobrol dengan Gaeul dan anak-anak yang kutemui di lorong rumah sakit tadi."
"Haknyeon Euisa seharusnya sedikit lebih tegas kepada anak-anak. Anda bisa mengatakan akan terlambat kalau terlalu lama bersama mereka."
Haknyeon hanya tersenyum dan perawat senior Park hanya menghela napas. Perawat senior yang tegas dan ditakuti oleh anak-anak di sini. Bukan cerita yang baru kalau Haknyeon selalu mendengarkan aduan dari anak-anak yang berada di ruangan praktiknya kalau mengadukan perawat Park.
Namun, Haknyeon tahu kalau perawat Park sebenarnya hanya menjalankan tugasnya. Apalagi jika berhadapan dengan anak-anak yang terlalu keras kepala dengan kombinasi orang tua yang tidak bisa tegas kepada anaknya karena takut memperparah sakitnya.
Tiga jam waktu praktiknya cukup menguras tenaganya karena entah kenapa hari ini semua anak-anak yang bersikap keras memutuskan untuk menguji Haknyeon. Kalau tidak ada perawat senior Park—serta beberapa perawat baru yang selalu bergantian menemani pertawa senior Park—mungkin Haknyeon secara tidak sadar akan memberikan kendali emosinya untuk bersikap dan bukan kepalanya.
Saat suara pintu ruangannya terbuka, Haknyeon pikir itu adalah perawat senior Park. Haknyeon baru mau mengatakan ajakannya kepada semua perawat yang membantunya untuk makan siang bersama, saat mendengar helaan napas serta decakan yang dikenalinya. Membuatnya yang mengadahkan kepalanya sembari memejamkan mata di kursi, segera terbuka dan memandangi lelaki yang tengah bersedekap di depannya.
Haknyeon hanya tersenyum, yang membuat San mengubah sikapnya menjadi berkaca pinggang. "Kamu ... wah aku benar-benar tidak tahu harus mulai marah dari mana, Haknyeon."
"Kamu punya waktu setengah jam untuk melakukannya, San."
San mengernyit dan Haknyeon mendorong kursi yang didudukinya ke belakang, kemudian berdiri. Merapikan jas dokternya, Haknyeon bisa mendengar gerutuan San, "Haknyeon kenapa menjadi aneh? Padahal yang marah harusnya aku."
"Mau ikut makan siang denganku dan para perawat?" tanya Haknyeon yang melihat reaksi San yang meloncat sembari memekik kaget dan melangkah mundur beberapa langkah ke belakang. Pada akhirnya, Haknyeon tidak bisa menahan tawanya dan membuat San cemberut. Setelah itu, Haknyeon mengaduh karena kepalanya ditoyor oleh San. "Jadi bagaimana? Mau ikut makan siang denganku?"
"Tidak tahu!"
Haknyeon hanya bisa menggelengkan kepalanya, tetapi tidak bisa menghilangkan senyumannya. Pada akhirnya, Haknyeon memberikan permen yang ada di kantongnya dan menarik salah satu tangan San, berkata, "Aku tidak melarangmu marah, tapi tidak di depan perawat. Aku tidak bisa membantumu jika rumor tidak menyenangkan menghampirimu."
"Siapa bilang aku marah?!?"
"Iya ... iya, kamu tidak marah. Hanya kesal kepadaku, San."
San berdecak dan Haknyeon tertawa. Kemudian dia membuka pintu ruang praktiknya dan melihat perawat senior Park. Tetap menawarkan ajakannya kepada semua perawat yang bertugas untuknya dan setidaknya mereka mau menerima. Meski Haknyeon hanya bisa tersenyum dan pura-pura tidak mendengar bisikan para perawat muda saat San ikut makan bersamanya.
"Kalau kalian tidak memilih menu makan siang kalian, aku anggap kalian tidak mau makan," tegura perawat senior Park membuat perawat-perawat muda yang belum memesan makanan menjadi panik, "dan Haknyeon Euisa, saya sudah bilang seharusnya Anda lebih tegas dalam bersikap."
Haknyeon tersenyum mendengarnya, kemudian berkata, "Saya akan mengingat itu, Park Ganhosa."
San melirik Haknyeon dan perawat senior Park secara bergantian, lalu hanya bisa menghela napas. Di satu sisi, perkataan perawat senior Park memang benar, tetapi di sisi lain San kesal karena setiap dirinya mengatakan hal itu hanya dijawab dengan tawa. Lalu saat orang lain mengatakannya, Haknyeon baru merespon dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]
FanfictionApakah benar akhir bahagia itu eksis? Saat dunia San yang mulai berjatuhan karena melepaskan semua topeng sandiwaranya. DISCLAIMER: • Ateez, SF9 & The Boyz Fanfiction [Minsan, Hwisan & Haksan] • Multiple chapters • Untuk NaNoWriMo 2022 • Start: 01/1...