59 - Bahkan Imajinasi TerliarnyaTidak Pernah Siap dengan Momen ini

5 2 0
                                    

Sejak dahulu, San tidak pernah percaya dengan ucapan Haknyeon bahwa waktu bisa berlalu seperti kedipan mata. Karena bagi San, setiap waktu yang terlewati itu selalu terasa dan menurutnya semakin bertambah usianya, waktu yang terlewati entah kenapa semakin lama.

Akan tetapi, San tidak pernah merasa waktunya saat bekerja hari ini bisa akan benar-benar terasa selama itu. Rasanya begitu menyuksa dan batasan yang membuat San tetap duduk di ruangannya untuk menerima pasien hanyalah mengingat Haknyeon yang membenci orang yang tidak kompeten.

Bukankah terasa ironi?

Saat San yang merasa bagai di neraka karena waktu yang berlalu begitu lambat untuknya bekerja karena pikirannya kepada Haknyeon. Akan tetapi, Haknyeon pula yang membuat San tetap menyelesaikan hari pertamanya untuk bertemu pasien-pasiennya. Menolong jiwa-jiwa yang selama ini merasa tidaklah dimengerti oleh masyarakat.

Beberapa berhadapan dengan San untuk pertama kalinya—yang kebanyakan berubah menjadi pertemuan-pertemuan rutin—dan kebanyakan adalah pertemuan rutin untuk mengulas yang terjadi selama rentang waktu yang telah disepakati. Beberapa tidak perlu obat, akan tetapi lebih banyak yang membutuhkan obat untuk membantu jiwa orang tersebut untuk memproses dunia ini.

Meski rasanya, sekarang San yang perlu ditolong dan mungkin membutuhkan obat untuk menenangkan kepalanya yang benar-benar seperti buntalan benang kusut. Hal yang San tidak pernah pikirkan akan terjadi kepadanya, bahwa seorang dokter jiwa akan mengalami masalah-masalah di jiwanya.

"Haah, dunia memang gila." Gumam San dan saat melirik ponselnya, kemudian tiba-tiba ada panggilan masuk. San mengernyit karena nama Youngkyun yang terpampang dan membuatnya mengangkat telpon lelaki itu. "Hai, Youngkyun. Ada apa?"

"Apa kamu sibuk hari ini, San?"

"Aku...," ucap San yang menggantung ucapannya, sebenarnya hendak menolak tawaran untuk bertemu. Akan tetapi mendengar suara ribut di sekitar Youngkyun yang familiar, membuat punggung San merasa tegang dan berkata, "kenapa ada Mingi bersamamu? Apa dia melakukan sesuatu yang buruk kepadamu?"

"Aku tidak apa-apa, San."

Tentu San tidak bisa mempercayai perkataan Youngkyun. Karena orang yang tengah dibicarakan ini adalah Mingi dan mengharapkan untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk itu adalah kemustahilan.

Bagaimana jika Mingi melakukan...?

"San, aku benar-benar tidak apa-apa." Suara Youngkyun kembali terdengar, seolah menyakinkan bahwa ini bukanlah apa-apa. Akan tetapi, justru itu yang membuat San semakin tidak yakin karena Youngkyun sering bersikap seperti ini untuk menutupi kenyataan. "Aku hanya membicarakan beberapa hal tentangmu dengan Mingi."

"Aku dan dia sudah putus!"

"Aku tahu, San." Youngkyun seperti hendak mengatakan sesuatu, tetapi mendengar Mingi yang mengatakan bahwa Youngkyun hanya berputar-putar sejak tadi yang membuat San semakin tidak tenang. Saat San hendak menyela, tiba-tiba Youngkyun berdeham dan kemudian berkata, "Bagaiaman jika kita makan malam bersama? Kita yang kumaksud itu juga bersama Mingi."

Sebenarnya mereka merencanakan apa?

Tepatnya, Mingi melakukan apa sehingga Youngkyun seperti ini?

"San, aku tahu kalau...."

"Kalau kamu tahu hal yang sedang dihadapi, harusnya kalian tidak bersama saat ini!" San memotong perkataan Youngkyun, kemudian mengusap wajahnya karena membiarkan emosinya lepas kendali. "Maaf, Youngkyun."

Rasanya aneh saat San tidak menjelaskan alasan permintaan maafnya. Seolah-olah sekarang dia melakukan hal yang sama seperti Haknyeon lakukan selama ini, semudah itu mengucapkan maaf sehingga tidak memiliki makna lagi.

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang