18 - Pengulangan Masa Lalu Mereka dan Melakukan Hal yang Sama untuk Kali Kedua

18 6 0
                                    

San mengerjapkan matanya saat melihat kamarnya. Karena meski ini kamarnya, tetapi semua hal yang berada di sini tidaklah mencerminkan bahwa itu adalah kamar masa kininya. Setelah melihat sekitar, San menyadari bahwa ini adalah kamarnya saat berkuliah.

Karena meski warna serta peletakkannya mendekati seperti kamar masa kininya, tetapi jarak antara satu sama lainnya yang berbeda. San mengernyit, karena kenapa San berada di apartemen ini? Apartemen yang Jongho pinjamkan kepadanya karena dihadiahkan oleh Ibunya saat Adik tirinya berusia 17 tahun—yang sebenarnya adalah hal yang tidak pernah diduga semua orang mengingat sikap Ibunya yang sering diam jika bersama lelaki paling muda di rumah keluarga Choi—dan kemudian mengerjapkan matanya saat melihat dirinya memegang ponsel.

Meski saat San membaca nama grup pesan yang tengah terbuka, dia merasa gelisah. Meski tahu ini telah terjadi, tetapi rasanya tetap tidak menyenangkan untuk mengulangi merasakan hal yang telah terjadi pada masa lampau.

Katanya, seseorang tidak akan bisa membaca tulisan atau mengingat hal-hal dalam perangkat ponsel saat bermimpi, tetapi nyatanya San mengingat semuanya dengan jelas. Bahkan San saking mengingat mimpinya dengan jelas, setiap terbangun maka dia akan menuliskan di buku agenda yang selalu berada di samping tempat tidurnya. Menuliskan semuanya dan meski tidak masuk akal, San tidak peduli.

Beberapa berakhir menjadi cerita yang dituliskan oleh Seonghwa dan menjadi novel populer di toko buku. Namun, kebanyakan San hanya simpan sendiri karena terlalu personal dan merasa tidak bisa membiarkan orang-orang untuk mengetahui dirinya yang sebenarnya.

"Haknyeon?!?" tanya San kepada diri sendiri, tetapi getaran di tangannya membuat semuanya tidak menjadi lebih baik. "A-apa masudnya Ayahnya meninggal?!?"

Di antara gemetar karena terkejut—karena San yang baru kehilangan Ayahnya tiga bulan yang lalu—dan kemarahan karena mengetahui kabar Haknyeon dari penanggung jawab kelas yang diminta oleh profesor yang mengampu kelas psikologi ini untuk menyampaikan berita duka. San bisa melihat beberapa orang yang menyebutkan namanya seperti hendak mengkonfirmasi, tetapi apa yang bisa dilakukannya saat tidak diberitahukan oleh Haknyeon?

San teringat terakhir kali menangis adalah 3 bulan yang lalu, saat berada di rumah duka untuk penghormatan terakhir Ayahnya. Meski saat itu San berusaha kuat karena Ibunya serta kedua Kakak kembar perempuannya—Sulli dan Hyojung—yang menangis, pada akhirnya pertahanannya runtuh saat Haknyeon datang. Bukan di depan Mingi—yang notabene adalah pacarnya selama dua tahun belakangan—atau di depan kedua teman dekatnya yaitu Wooyoung dan Seonghwa.

Mungkin karena sejak awal, Haknyeon yang benar-benar membuat San merasa aman dan bisa menjadi dirinya sendiri.

Namun, apakah hanya San yang merasa demikian?

Karena ... kenapa Haknyeon tidak memberitahukan San?

Pada akhirnya, San pergi ke kampus meski dengan mata sembab. Bukan untuk menghadiri kelas, tetapi untuk pergi ke bagian kemahasiswaan untuk menanyakan alamat Haknyeon di Jeju. Meski perempuan yang menatap San dengan aneh—dan bukannya segera mengatakan alamat yang diminta olehnya—yang kemudian tampak meremehkannya.

"Apakah saya bisa meminta alamat Ju Haknyeon dari fakultas kedokteran?" tanya San yang berusaha untuk mengontrol suaranya untuk tidak terdengar membentak.

Meski itu memang hal yang ingin dilakukannya sejak tadi karena perempuan yang hanya perlu mengatakan yang dimintanya, justru sengaja untuk menguji emosinya. Namun, San mencoba untuk tetap tenang meski kepalanya kusut dan meski sebenarnya bisa menggunakan koneksi keluarganya untuk segera mendapatkan alamat Haknyeon.

Alasan San tidak melakukannya hanya karena tidak mau mendapatkan tanya dari Ibunya atau ejekan dari Sulli yang notabene Kakak perempuan tertuanya. Namun, harusnya San melakukannya meski dengan resiko tersebut daripada membuang waktunya seperti ini.

Shake You Down | Hwisan, Minsan & Haksan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang