“Saya terima nikah dan kawinnya Al-Fazha Humaira binti Hafidz Maulana dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.” Gus Azhka mengucapkan ijab qobul dengan lantang di hadapan penghulu, para saksi serta kedua orang tua Fazha yang telah datang.
Sementara Fazha langsung tak sadarkan diri selang beberapa detik setelah ijab qobul berlangsung.
•
•
•Fazha membuka matanya dan berusaha menetralkan penglihatannya. Ia sedang terbaring di sebuah ranjang dan melihat ke sekeliling kamar yang nampak asing baginya.
“Ini bukan di asrama, bukan di kamar Ning Salwa juga. Terus di mana?” gumam Fazha.
“Kamu di sini, Humaira,” sahut seseorang yang tak lain adalah Gus Azhka.
“Aaaaaa … Umma, Fazha di culik. Tolong……!!!” teriak Fazha. Gus Azhka langsung membungkam mulut wanita yang kini telah menjadi istrinya itu.
“Ini saya, Humaira!” ucap Gus Azhka.
“Gus Azhka?!” pekik Fazha dengan nafasnya yang terengah-engah.
“Gus Azhka ngapain?!!”
“Kamu lupa? Kamu adalah istri saya sekarang.”
Fazha menghela nafasnya panjang.
“Jadi bukan mimpi,” lirih Fazha dengan matanya yang berkaca-kaca. “Maaf, Gus. Ini … gara-gara Fazha,” imbuhnya.
“Ini udah takdir, Humaira. Bukannya kamu mencintai saya? Lantas, kenapa kamu sedih?” tanya Gus Azhka dengan halus.
“Fazha nggak cinta sama Gus Azhka!” elak Fazha.
“Jangan bohong. Risa yang bilang ke saya!” jawab Gus Azhka.
Fazha terdiam sejenak. Mulutnya serasa terkunci, ia tak tahu harus menjawab apa.“Tapi rasanya nggak adil jika hanya Fazha yang mencintai Gus. Pasti Gus Azhka juga udah punya pilihan lain, 'kan?! Tinggalkan Fazha, Gus. Nikahilah wanita yang Gus Azhka cintai,” ujar Fazha yang hendak melangkah pergi namun Gus Azhka mencegahnya.
“Tapi kalo ternyata wanita yang saya cintai itu kamu, gimana?” tanya Gus Azhka dengan santai. Ia menghadapkan tubuhnya pada Fazha dan menatap Fazha dalam-dalam.“Jangan bercanda, Gus. Fazha orangnya nggak humoris! Jangan mengatakan cinta jika hanya di dasari oleh rasa kasihan. Fazha nggak butuh dikasihani sama Gus Azhka,” jawab Fazha dengan tersenyum smirk dan memalingkan wajahnya.
“Demi Allah, saya mencintai kamu, Humaira! Bahkan jauh sebelum kamu mencintai saya!”
“Izinin Fazha buat ke asrama, Gus,” ucap Fazha lalu melangkah pergi.
“Ba'da isya kamu belom kembali ke sini, saya cari kamu di asrama!!” jawab Gus Azhka dengan sedikit berteriak.
•
•
•Fazha pun kembali ke kamarnya di asrama.
“Guys…” Fazha menangis dan menghampiri kedua sahabatnya.
“Aaaa Fazha … selamat, ya. Semoga rumah tangga kamu Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Ciee yang udah dapetin Gus Azhka, padahal baru aja semalem aku bilang ke kamu kalo jodoh nggak akan tertukar. Emang, ya, takdir Allah nggak akan pernah bisa kita duga,” ucap Qayla dengan hebohnya.
“Tapi aku nggak bahagia sama pernikahan ini,” tangis Fazha.
“Za! Buka mata kamu. Ini Gus Azhka lho, Za! Bukannya selama ini dia itu laki-laki yang kamu idamkan?!!” tanya Risa.
“Tapi aku takut, Ris! Aku takut Gus Azhka nggak cinta sama aku. Aku nggak mau menjalani rumah tangga kaya gitu, Ris!!”
“Gus Azhka cinta sama kamu, Za! Percaya sama aku. Kalo kamu pengen tau, kamu jangan menghindar dari dia. Dia pasti bakal buktiin cintanya ke kamu! Lagipula semua orang nggak ada yang tau kalo kamu nikah sama Gus Azhka karena kesalahpahaman. Bahkan santri-santri di sini pun nggak ada yang tau, Za! Mereka taunya kalian menikah karena emang udah diniatkan.” Risa berusaha meyakinkan Fazha.
“Sana pulang, nggak baik bantah sama suami,” timpal Qayla.
“Nggak mau! Aku udah izin!” jawab Fazha.
“Btw, Abi sama Umma kamu masih di sini?” tanya Risa yang di angguki oleh Fazha.
“Untungnya mereka percaya sama Gus Azhka,” ucap Fazha.
“Alhamdulillah…” jawab Risa dan Qayla bersamaan.
•
•
•Jam menunjukkan pukul setengah 8 malam. Gus Azhka yang baru saja pulang dari masjid langsung menuju ke kamarnya namun ia tak mendapati Fazha di dalam.
“Tuh 'kan belom pulang, tadi di masjid juga nggak ketemu,” gerutu Gus Azhka. Ia menuju ke dapur untuk mencari istrinya itu, namun di dapur pun hanya ada Umma Fazha dan Nyai fatimah.
“Hmm Ummi, Humaira nggak di sini?” tanya Gus Azhka.
“Lho? Emang Fazha dari tadi nggak sama kamu?!” sahut Suci yang kembali bertanya.
“Enggak, Ummi. Tadi … dia malah balik ke asrama,” jawab Gus Azhka.
“Bener-bener, ya, tuh anak,” ujar Suci.
“Udah biarin aja dulu. Mungkin Fazha masih kaget, dia belom terbiasa sama ini semua, tunggu aja, dia hanya butuh waktu,” jawab Nyai Fatimah.
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Halalku
Ficção Adolescente[Follow sebelum membaca] "Fazha nggak cinta sama Gus Azhka!" elak Fazha. "Jangan bohong. Risa yang bilang ke saya!" jawab Gus Azhka. Fazha terdiam sejenak. Mulutnya serasa terkunci, ia tak tahu harus menjawab apa. "Tapi rasanya nggak adil jika han...