Gus Azhka duduk di tepi ranjang dan fokus dengan ponselnya sembari tertawa-tawa sendiri.
“Apaan sih, Gus! Fazha bawa ke RSJ nih lama-lama!” ketus Fazha.
“Ini lho, chatan sama Erik,” jawab Gus Azhka yang tetap menatap layar ponselnya.
“Pengantin baru jangan di ganggu,” ucap Fazha lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
“Ekhem, tapi 'kan kita juga pengantin baru,” jawab Gus Azhka.
“Nggak baper!” Fazha melemparkan sebuah bantal ke Gus Azhka.
“Nggak niat bikin baper,” ucap Gus Azhka dengan ekspresi datarnya yang aslinya sedang menahan tawa.
“Iihh, tuh 'kan Gus Azhka jawab terus kalo di bilangin!” rengek Fazha.
Gus Azhka meletakkan ponselnya di atas nakas lalu merebahkan dirinya di samping Fazha.
“Sini dulu tak bilangin,” ucapnya pada Fazha dengan senyum yang mencurigakan.
“Males!” jawab Fazha lalu membelakangi Gus Azhka.
“Oh ya udah, kalo gitu saya suruh kamu hafalan 5 juz, saya kasih waktu 2 hari harus udah hafal,” ancam Gus Azhka.
“Iihh, umma … gini banget nikah sama Gus. Otak Fazha nggak kuat, Ya Allah…!! Bisa penuaan dini ini lama-lama!” ujar Fazha dengan sedikit berteriak.
“Makanya sini,” ucap Gus Azhka dengan tawa kecilnya. Fazha pun pasrah dan mendekati Gus Azhka.
“Apaan?!" ketus Fazha. Tanpa menjawabnya, Gus Azhka langsung memeluk Fazha dengan sangat erat.
“Aaaa tuh 'kan … ini jebakan…!!” teriak Fazha dengan suaranya yang melengking.
“Nggak boleh teriak!”
“Lepasin … Fazha nggak bisa napas!”
“Dah,” ucap Gus Azhka lalu melepaskan pelukannya.
“Huftt … untung nggak mati,” celoteh Fazha.
“Jangan mati dulu, nanti saya sama siapa?” ujar Gus Azhka.
“Alah pake ngomong sama siapa segala. Padahal stoknya banyak. Di WhatsApp 5, di Intagram 3, di Tweet 2,” jawab Fazha.
“Iih, fitnah!” Gus Azhka sedikit berteriak dan kembali memeluk Fazha.
“Bercanda … iya-iya, lepasin, aaaaa…!!” teriak Fazha.
“MaSyaaAllah ributnya. Ini baru berdua, gimana nanti kalo udah bertiga,” ucap Gus Azhka.
“Ih kok bertiga!! Gus Azhka mau nikah lagi?! Terus Fazha mau di poligami, gitu?! Tuh 'kan bener Gus Azhka ini punya simpanan!!” bentak Fazha di sertai kedua matanya yang melotot.
“Nggak gitu. Udah deh kalo nggak maksud diem aja,” jawab Gus Azhka di iringi tawanya.
“Iih Gus Azhka! Tak aduin ke Umma pokoknya, bodo amat!” ucap Fazha dengan air mata yang mulai membasahi pipinya sementara Gus Azhka malah tertawa terbahak-bahak.
“Ihs nggak peka,” ujar Gus Azhka.
“Ya apaan lho, Gus?!” tanya Fazha dengan sedikit membentak.
“Bertiga itu … sama anak kita nanti, Humaira…,” jawab Gus Azhka dengan suara lembutnya sembari membingkaikan kedua tangannya di wajah Fazha.
“Tapi Fazha pengennya punya anak kembar! Jadi berempat. Huu Gus Azhka kena mental…!! Makanya jangan main-main sama seorang AL-FAZHA HUMAIRA!!” teriak Fazha.
“Hiih! kamu ini bocil dari planet mana sih? Kok bisa sampe nyasar ke hati seorang MUHAMMAD AZHKA?!” tanya Gus Azhka sembari mencubit kedua pipi Fazha.
“Dari merkurius, kenapa? Mau balikin Fazha ke sana?! Fazha juga heran kenapa jodoh Fazha kok Gus Azhka,” jawab Fazha lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Gus Azhka.
“Berawal dari pingsan di halte, ya,” ledek Gus Azhka.
“Bukan, itu mah awal Fazha di pesantren. Kalo berjodoh mah berawal dari Fazha sama Risa mau pergi ke pasar!!” sahut Fazha.
“Ciee nggak lupa,” goda Gus Azhka.
“Eumm … oh iya, kalo pas saya ke kampus, biasanya kamu di rumah sama siapa?” tanya Gus Azhka.
“Ya sama Risa lah! Dia Fazha suruh dateng ke rumah buat nemenin. Ya kali sama om-om duda di kompleks sebelah!” jawab Fazha yang membuat Gus Azhka terkekeh.
************
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Halalku
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] "Fazha nggak cinta sama Gus Azhka!" elak Fazha. "Jangan bohong. Risa yang bilang ke saya!" jawab Gus Azhka. Fazha terdiam sejenak. Mulutnya serasa terkunci, ia tak tahu harus menjawab apa. "Tapi rasanya nggak adil jika han...