28. Mimpi Buruk

4.2K 201 0
                                    

“Ma-masuk, Yan,” ujar Risa.

“Nanti, Ris, 'kan di dalem nggak ada siapa-siapa,” jawab Riyan.

“Duh … umma sama abi kemana, sih? Nggak tau jantung anaknya mau copot, nih. Berdetak 5 kali lebih cepat dari biasanya! Tau gini mending tadi aku pergi ke pesantren aja,” batin Risa.

Tak lama kemudian, sebuah mobil terlihat melaju menuju rumah Risa.

“Alhamdulillah … akhirnya mereka pulang,” ucap Risa dalam hati.

“Lho, ta-tapi kok … ada 2 mobil?” gumam Risa yang masih bisa terdengar.

“Itu … mama sama papaku,” jawab Riyan.

“Apa ini…,” batin Risa.



Di sisi lain….

“Gus Azhka!!” teriak Fazha sembari menepuk bahu Gus Azhka.

“Apa, sih?!” tanya Gus Azhka yang hampir tersedak minumannya.

“Risa lamaran?!”

“Yang bener?!”

“Iya bener! Nih, liat storynya!”

Gus Azhka langsung merebut ponsel yang di pegang Fazha.

“Wahh, iya. Sama Riyan ini?” tanya Gus Azhka yang di angguki oleh Fazha.

“Tapi dia nggak pernah cerita apa-apa ke Fazha. Nggak Qayla nggak Risa sama aja pas mau nikah nggak ngomong-ngomong,” ujar Fazha.

“Ah, ayok siap-siap, bentar lagi penerbangan,” jawab Gus Azhka lalu bangkit dari duduknya.

Saat ini kedua pasangan itu sedang berada di bandara. Mereka akan pergi ke Istanbul, Turki untuk honeymoon katanya. 



Pagi itu Gus Azhmi dan Ning Salwa lari pagi di sekeliling kompleks. Cukup lama mereka berlari-lari kecil, kini Gus Azhmi sedang beristirahat di sebuah taman, sementara Ning Salwa pergi membeli minuman.

Tiba-tiba….

“Azhka!” bentak seorang pria yang berjalan menghampiri Gus Azhmi.

“Maaf, saya Azhmi,” ujar Gus Azhmi lalu bangkit dari duduknya.

“Azhmi? Lo kira gw bakal percaya,” jawab pria itu dengan tersenyum smirk.

“Ya saya memang Azhmi, kembarannya mas Azhka. Anda siapa?” tanya Gus Azhmi dengan menaikkan salah satu alisnya, ia merasa heran dengan pria asing di hadapannya.

“Nggak usah ngelak, lo!” bentak pria itu yang langsung memukul Gus Azhmi tepat di dadanya.

“Astaghfirullah! Anda punya masalah apa sama mas Azhka?! Udah saya bilang, saya ini Azhmi!” bentak Gus Azhmi. Pria itu benar-benar menguji kesabarannya.

“Mas Azhmi…,” teriak Ning Salwa yang berlari kecil menghampiri Gus Azhmi.

“Anda denger, 'kan? Nama saya Azhmi!” ujar Gus Azhmi.

“Kasih tau di mana Azhka?!” tanya pria itu.

“Dia di Turki sama istrinya,” jawab Gus Azhmi.

Pria itu menatap Gus Azhmi dan Ning Salwa cukup lama sebelum akhirnya melangkah pergi.

“Siapa, Mas?” tanya Ning Salwa.

“Nggak tau, tuh, nggak jelas banget. Dateng-dateng tiba-tiba ngamuk, punya masalah apa sama mas Azhka,” jawab Gus Azhmi.

“Ngeri banget, kaya mau copot matanya!” gerutu Ning Salwa.

“Jangan gitu,” tegur Gus Azhmi.



1 bulan kemudian….

Kini 1 bulan sudah Gus Azhka dan Fazha berada di negeri orang. Mereka menyewa sebuah villa di sana.
Ini adalah momen berharga bagi keduanya. Menghabiskan waktu berdua dan melepas rasa penat, refreshing kalau kata Fazha.

____

“Astaghfirullah!” pekik Gus Azhka yang langsung terbangun dari mimpi buruknya. Jantungnya berdetak kencang tak beraturan, serta keringat dingin yang bercucuran di keningnya. Ia merasa seperti orang linglung, dan tiba-tiba menangis.

“Gus Azhka kenapa?!” tanya Fazha yang ikut terbangun. Gus Azhka tak menjawabnya dan langsung memeluk istrinya itu.

“Mimpi buruk, ya?” tanya Fazha yang di angguki oleh Gus Azhka.

“Pasti tadi nggak baca do'a dulu,’ ujar Fazha.

“Tolong telepon Salwa,” lirih Gus Azhka. Tanpa berkata-kata lagi, Fazha langsung mengambil ponsel di atas nakas hendak menelepon Ning Salwa.

____

“Assalamu'alaikum, Ning,” ucap Fazha.

“Wa'alaikumussalam warahmatullah. Ada apa, ya, Mba?” jawab Ning Salwa di seberang sana.

“Ini Gus Azhka mau bicara,” ujar Fazha lalu menyerahkan ponselnya pada Gus Azhka.

“Salwa,” panggil Gus Azhka.

“Iya, Mas?” jawab Ning Salwa.

“Kamu baik-baik aja, 'kan?” tanya Gus Azhka.

“I-iya, Salwa nggak kenapa-napa. Emang kenapa, Mas?” jawab Ning Salwa yang kembali bertanya.

“Hmm nggak papa, sih. Mas Azhka … cuma kangen aja.”

“Alah tumben amat. Pasti ada sesuatu, nih.”

“Nggak ada kok, Sal. Ya udah, Mas Azhka tutup teleponnya, ya. Assalamu'alaikum, eh, jangan lupa tahajjud, ya.”

“Iya, Mas. Wa'alaikumussalam.”

_____

“Mimpiin Ning Salwa, kah?” tanya Fazha.

“Iya,” lirih Gus Azhka dengan tatapannya yang sendu.

“Perasaanku kok nggak enak, ya,” imbuh Gus Azhka.

“Ya udah, mendingan siap-siap, kita tahajjud,” jawab Fazha.

                                  ************





Gus HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang