12. Gus Azhmi

7.3K 274 0
                                    

“Tidur, ya. Saya tinggal sebentar,” ujar Gus Azhka lalu keluar dari kamarnya.

“Gus Azhka nyebelin juga, ya! Ini kalo aku di asrama pasti kerjaannya lagi ngehalu bareng Qayla sama Risa. Seru malahan, nggak ada yang ngatur-ngatur! Ya Allah … pengen kabur!” gerutu Fazha.

“Ekhem, se-nyebelin itukah saya?” tanya Gus Azhka yang tiba-tiba kembali masuk.

“H-hah? Gus Azhka denger?!” batin Fazha.

“Kayanya kamu nggak nyaman banget, ya, kalo saya ada di deket kamu?”

Fazha hanya terdiam dan memalingkan wajahnya.
Gus Azhka menghela nafasnya dan kembali keluar karena tak ingin membuat Fazha merasa canggung.

“Ya Allah, kenapa rasa cinta ini kayanya malah hilang pas Gus Azhka udah jadi suamiku. Padahal dulu berharap banget sama dia,” ucap Fazha dalam hati.

Di sisi lain…

Gus Azhka pergi ke lantai dua rumahnya lalu duduk di balkon belakang. Sebenarnya ia hanya ingin Fazha tidur lebih dulu agar keduanya tidak merasa canggung.

“Kayanya Humaira memang nggak cinta sama saya,” batin Gus Azhka. Ia hanya duduk melamun sembari menikmati dinginnya udara malam. Tapi tiba-tiba ponselnya berdering membuyarkan lamunannya. Ia pun mengambil ponsel berlogo Apple yang terletak di atas meja.

“Azhmi,” gumam Gus Azhka saat melihat siapa yang meneleponnya. Ia pun menjawab panggilan telepon tersebut.

“Assalamu'alaikum, Az,” ujar Gus Azhka.

“Wa'alaikumussalam, hehe maaf ganggu, Mas,” jawab Gus Azhmi di seberang sana.

“Enggak kok. Emang ada apa, tumben nelpon malem-malem gini?”

“Eumm … cuma mau ngabarin, Mas. Besok Azhmi bakal ke situ. Ummi sama Abi ada di rumah 'kan besok?” tanya Gus Azhmi.

“Waah, ada kok. Kamu mau ke sini sama siapa?”

“Sendiri, Mas. Umma sama Abi nggak bisa ikut katanya. Mungkin mereka nyusul 2 hari lagi.”

“Ooh, iya-iya. Mas tunggu, ya, besok.”

“Iya, Mas. Ya udah lah nggak usah panjang lebar takut ganggu. Azmi tutup teleponnya, ya. Assalamu'alaikum, selamat istirahat dan … selamat malam pertama, ahaha.” ujar Gus Azhmi di iringi tawanya.

“Azmi!! Wa'alaikumussalam…” jawab Gus Azhka.



Keesokan harinya…

Fazha perlahan membuka matanya. Tangannya meraba-raba ke samping tempat tidurnya yang ternyata kosong.

“Gus Azhka mana?” batin Fazha saat tak melihat Gus Azhka di sampingnya. Ia menengok ke arah jam, ternyata masih jam 3 pagi.

Tiba-tiba…

“Astaghfirullah!!” batin Fazha yang langsung kembali memejamkan matanya. Ia melihat Gus Azhka yang baru saja keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk dan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sixpack.

“Aaaaaaaa kaya di novel-novel, Ya Allah…” ucap Fazha dalam hati. Ia terus memejamkan matanya dan berpura-pura tidur.

“Huuffttt … stay cool, Fazha! Harus keliatan bener-bener tidur! Lagian tuh orang niat banget mandi jam segini, apa nggak beku badannya?” batin Fazha.

“Bangun, Humaira. Kita tahajjud,” ujar Gus Azhka.

“Pliss, Fazha udah bangun, Gus…” ujar Fazha dalam hati. Fazha membuka sebelah matanya.

“Tungguin, Gus!” ujar Fazha yang langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.



“Umma pulang, ya, sayang. Nanti kalo kalian mau pindah rumah kabarin Umma, ya, biar Umma dateng lagi,” ujar Suci sembari memeluk putrinya.

“Iya, Umma,” jawab Fazha. Tak bisa di bohongi, lagi-lagi air mata mengalir dari pelupuk matanya.

“Titip Fazha, cintai dan sayangi dia! Dia putriku satu-satunya!” tegas Hafidz sembari memegang bahu Gus Azhka.

“Iya, Abi…” jawab Gus Azhka.

Setelah berpamitan dengan Kiyai Faqih sekeluarga, Hafidz dan Suci pun pulang dengan meninggalkan Fazha di sana.

“Sumpah ini rasanya kaya mimpi. Aku masih 20 tahun, pliss. Padahal dulu pas ngehalu bareng Qayla bsama Risa, target nikahku umur 25-an,” ucap Fazha dalam hati. Ia terus memandangi mobil Abinya yang telah melaju jauh.

“Ayo masuk,” ujar Nyai Fatimah.

“Eumm … kalian aja, ya. Abi mau langsung ke pesantren,” jawab Kiyai Faqih.

“Ooh ya udah. Ayo Fazha sama Azhka masuk.”

“Iya, Ummi.”

“Ummi, semalem Azmi nelpon Azhka, dia bilang mau dateng hari ini,” ujar Gus Azhka.

“Oohh sama siapa dia dateng?” tanya Nyai Fatimah dengan wajah sumringah.

“Katanya sendiri, Ummi,” jawab Gus Azhka.

“Siapa Azhmi?” batin Fazha yang sebenarnya ingin bertanya tapi malu.

                          **************

Gus HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang