27. Riyan & Arisa

4.5K 214 0
                                    

“Katanya Gus Azhka cinta sama Fazha, tapi kenapa pernah pacaran,” gerutu Fazha yang masih bisa terdengar. Saat itu mereka sedang berada di teras belakang rumah.

“Nah, iya, Ning! Dulu itu semua perempuan di kampus kayanya mantan Gus Azhka semua! Tapi Gus Azhka nggak cinta sama mereka, mereka cuma si jadiin pelampiasan doang buat ngelupain satu cewek yang bahkan nggak pernah jadian sama dia!” sahut Erik yang tiba-tiba muncul.

“Apaan, sih?! Tiba-tiba muncul!” pekik Gus Azhka.

“Teleportasi,” jawab Erik dengan mengatupkan kedua tangannya lalu menunduk, bak seorang goblin yang sedang teleportasi.

“Emang … siapa cewek itu?” tanya Fazha diiringi tawanya.

“Ya Ning Fazha!” sahut Erik.

“Iih, Erik! Mending kamu pergi, ngerusak suasana aja, deh!” ketus Gus Azhka.

“Tau nggak, Ning? Dulu itu Gus Azhka gamon berat sama seseorang, padahal nggak pernah jadian. Aneh, 'kan? Untung aja sekarang orang itu udah jadi istri Gus Azhka, kalo enggak, mungkin Gus Azhka udah gila!” ujar Erik. 

“Erik…!!” teriak Gus Azhka.

“Malu, yaa,” ledek Erik.

“Bia*ab! Muka kamu nyebelin banget, Rik, pengen rasanya kubuang ke tengah laut!” ucap Gus Azhka.

“Ih, jangan … nanti bestie Fazha jadi janda,” sahut Fazha yang membuat keduanya tertawaan.

“Jadi, Ning, Gus Azhka itu dulu cinta banget sama Ning Fazha, bahkan jauh sebelum Ning Fazha kenal sama Gus Azhka,” ujar Erik.

“Kali ini saya setuju sama omongan kamu. Sekali-kali kalo ngomong tuh yang bener, jangan malu-maluin saya terus!” lirih Gus Azhka.

“Oh, seorang Erik tidak pernah sesad, Gus,” jawab Erik dengan pedenya.

“Iihh, kalian ini apa-apaan, sih?! Berantem mulu perasaan, inget umur!” ujar Fazha.

“Tau nih si Erik,” gerutu Gus Azhka sembari menyenggol Erik dengan sikunya.

“Jangan gitu, Gus. Ini tuh bakal jadi moment yang paling dirindukan tau!” jawab Erik.



“Riyan!” panggil Risa yang langsung berlari menghampiri Riyan.

“Iya?” jawab Riyan disertai senyumnya.

“A-aku … aku udah maksud kata-kata kamu tadi pagi,” lirih Risa.

“Ngerti, 'kan?” tanya Riyan, dan Risa hanya mengangguk pelan.

Riyan kembali bertanya, “Besok orang tuamu ada di rumah?”

“A-ada,” jawab Risa yang terus menunduk.

“Besok aku dateng jam 7 pagi, ya.”

“Eumm … mau apa?”

“Mau menculikmu.”

Riyan melangkah pergi setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya.

“Dia psikopat?” batin Risa dengan polosnya.



Keesokan harinya….

“Ya Allah … bosen banget. Mau mandi tapi males,” ujar Fazha. Saat itu ia sendiri di rumah, karena kedua orangtuanya ada keperluan di luar katanya.

“Fazha sama Gus Azhka baru aja berangkat honeymoon, mas Erik sama mba Qayla pergi liburan, lah aku? Jaga rumah! Gini banget nasib jomblo, Ya Allah…!” rengek Risa.

Ia memaksakan kakinya agar mau melangkah ke kamar mandi, meskipun rasa malas sedang menyelimutinya.

“Kenapa di dunia ini harus ada mandi? Kenapa kita semua harus mandi? Merepotkan!” gerutu Risa lalu menutup pintu kamar mandi dengan kasar.

Beberapa menit kemudian….

Risa keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan ritual mandinya. Ia lalu mengenakan abaya serta khimar berwarna senada.

“Ah, cantik banget hari ini. Ahay, percaya diri itu harus!” gumam Risa yang sedang melihat pantulan dirinya di cermin.

“Karokean asyik kali, ya? Mumpung di rumah nggak ada siapa-siapa,” batin Risa.



“My self….”

“Talking to the moon…….”

“Tryng to get to you…….”

Risa terus asyik bernyanyi dengan musik full bas tanpa mempedulikan suaranya yang fals dan cempreng. Mungkin jika ada orang yang mendengarnya langsung emosi.

“Huuftt….” Risa menghela nafasnya panjang dan merebahkan tubuhnya di ranjang setelah selesai bernyanyi.

“Kok aku kaya kelupaan sesuatu, ya,” ucap Risa dalam hati. Ia menengok ke arah jam yang ternyata sudah menunjukkan jam 9 pagi.

“Astaghfirullah!!” pekik Risa yang langsung berlari menuju halaman rumah dan membuka gerbang rumahnya.

Nampak sebuah mobil berwarna hitam yang berparkir tepat di depan gerbang.

“Assalamu'alaikum,” ucap Risa sembari mengetuk kaca mobil hingga kaca pun terbuka.

“Wa'alaikumussalam,” jawab seseorang di sertai senyumnya.

“Ah, Ri-riyan,” ujar Risa yang salah tingkah.

“Ka-kapan dateng?” imbuh Risa.

“Ekhem, belom lama kok. Sekitar jam 7 tadi. Mau masuk tapi takut ganggu artis yang lagi nyanyi,” jawab Riyan dengan menahan tawanya.

“Aduh, Risa…!!” ucap Risa dalam hati.

                                ***********

Gus HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang