37. Khayalan Yang Menjadi Nyata

4.2K 181 1
                                    

Keesokan harinya….

“Kamu yakin nggak papa kalo saya tinggal?” tanya Gus Azhka yang saat itu hendak pergi ke kampus.

“Yakin. Udah sana berangkat. 'Kan ada Risa yang jagain Fazha,” jawab Fazha.

“Gus Azhka tenang aja, Risa siap jadi pengawal Humairanya Gus Azhka!” ujar Risa.

“Apaan sih, Ris!” sahut Fazha.

“Ya udah, pokoknya saya titip Humaira, ya. Kalo ada apa-apa segera hubungi saya,” ujar Gus Azhka.

“Iya … Gus Azhka hati-hati, ya. Kalo nyetir jangan sambil ngelamun, fokus sama jalan. Nggak usah kebut-kebutan juga! Terus kalo di kampus jangan lupa jaga jarak! Nggak usah diladenin kalo ada cewek-cewek caper,” ujar Fazha yang membuat Gus Azhka terkekeh.

“Iya-iya. Humaira juga, jaga diri baik-baik, ya, selama saya nggak ada. Saya bakal langsung cepet-cepet pulang kok kalo tugas saya udah selesai,” jawab Gus Azhka.

“Iya, jangan mampir-mampir, ya!”

“Iya … Humaira.”

“Ya udah, saya berangkat, ya, Assalamu'alaikum,” ucap Gus Azhka.

“Wa'alaikumussalam,” jawab Fazha dan Risa bersamaan.

“Ris, titip Fazha, ya!” ucap Gus Azhka sebelum masuk ke mobil.

“Iya, Gus,” jawab Risa.

“Gus Azhka…!” teriak Risa yang membuat Gus Azhka kembali membuka pintu mobil.

“Happy birthday…!!” teriak Risa dan Fazha bersamaan.

“Thank you so much!” jawab Gus Azhka dengan tersenyum simpul. Ia kembali masuk ke mobil dan akhirnya berangkat. 



Kini tinggal ada Fazha dan Risa yang di rumah berdua. Risa juga hampir setiap hari pergi ke rumah Fazha jika ditinggal oleh Riyan yang bertugas di rumah sakit.

Mereka berbincang-bincang hal random, hingga tak terasa, jam telah menunjukkan pukul 11 siang.

“Za, kamu inget nggak sih pas kita habis wisuda dulu, terus kita ngerayain bertiga di pantai,” ujar Risa.

“Ih, iya! Aku inget…!!” teriak Fazha dengan hebohnya.

“Dah, jangan di inget-inget! Aku malu!” imbuh Fazha yang membuat Risa tertawa.

__________
*Flash_Back_On

Sore itu ada 3 orang gadis yang sedang bermain-main di tepi pantai. Suara gelak tawa terdengar di segala penjuru pantai yang sepi itu.

“Kita lulus, guys…!!” teriak Qayla yang berdiri di atas sebuah karang yang cukup tinggi.

“Ya Allah … aku pengen sukses…!!” teriak Risa.

“Habis ini mau langsung nikah aja, Ya Allah…!!” teriak Fazha.

“Astaghfirullah! Aku sebagai calon ustadzah kecewa sama kamu, Za!” jawab Qayla dengan gaya sok elegant dan dramatis.

“Alah, kelakuan kamu kaya reog gitu mau jadi ustadzah!” jawab Fazha

“Yaa siapa tau, 'kan. Aku ini 'kan selalu alim dan kalem, tidak pernah aneh-aneh. Pasti kalo aku udah nikah, suami aku bangga sama aku. Aduhh jadi salting. Ah, pokoknya aku ini alim!” ucap Qayla sembari mengibaskan tangan di wajahnya.

“Iya-iya, si paling alim,” jawab Fazha.

“Kita ucapin impian kita yok, guys!” imbuh Fazha dengan wajah sumringah.

“Kaya gimana?” tanya Risa dan Qayla bersamaan.

“Ya Allah … Fazha pengen punya suami yang ganteng, cute, pinter, paham agama, baik hati, nggak pelit dan … ahh, pokoknya harus prefect kaya di novel-novel yang Fazha baca. Bila perlu, suami Fazha itu harus Gus Azhka. Ya Allah pengen Gus Azhka, persatukanlah kami, Ya Allah…!!” teriak Fazha dengan memandang laut lepas.

“Ayo, guys, giliran kalian,” imbuhnya.

“Ya Allah … Qayla pengen punya suami yang humoris, seru, nggak pernah marah, terus ganteng, mapan pula. Ahh, pokoknya berikan yang terbaik menurut Engkau, Ya Allah…!!” teriak Qayla.

“Ya Allah … Risa pengen kaya, pengen sukses, terus kalo nikah, Risa pengen honeymoon di Swiss, negara impian dari SD, Ya Allah…!!” teriak Risa dengan suara paling keras.

Fazha dan Qayla langsung tertawa mendengar harapan sahabat mereka yang satu itu.

“Halu dikit nggak papa, 'kan?” tanya Risa dengan tertawa lepas.

“Yap! Karena mengkhayal adalah salah satu cara membahagiakan diri versi aku,” jawab Fazha.

“Tapi jangan kebanyakan mengkhayal, nanti gila,” timpal Qayla diiringi tawanya.

“Guys,” lirih Fazha.

Qayla dan Risa menengok ke arah Fazha tanpa menjawabnya.

“Janji, ya, kita bakal sama-sama terus. Suatu saat, khayalan kita ini bakal jadi nyata, guys,” ucap Fazha dengan matanya yang berkaca-kaca.

“Aduhh, jangan nangis,” jawab Qayla yang langsung memeluk sahabatnya itu, di ikuti oleh Risa.

“Aku terharu tau!” ucap Fazha dengan sewot.

“Kita juga udah janji bakal susah seneng bareng-bareng, 'kan?” tanya Risa yang tak dapat menahan tangis harunya.

“Kalo kalian udah pada sukses, jangan lupa sama aku. Inget, kita pernah berjuang bareng,” ucap Qayla.

“Huaaa…!!” Fazha menangis bak anak kecil yang kehilangan ibunya.

“Fazha! Apa-apaan, sih!” ucap Risa dengan sewot.

“Aku terharu…!!” teriak Fazha.

“Si paling terharu,” sindir Qayla.

*Flash_Back_Off
_________

*Flash_Back_Off _________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“Aaa, pengen nangis!” Risa berteriak kecil setelah mengingat kembali masa-masa itu.

“Dan sekaran Qayla beneran dapet suami yang humoris, dan aku beneran dapetin Gus Azhka,” ucap Fazha.

“Aku juga udah tercapai, honeymoon di Swiss sama ayang,” jawab Risa diiringi tawanya, sementara Fazha merasa geli dengan perkataan sahabatnya itu.

“Aku ke dapur dulu, ya,” ucap Fazha lalu bangkit dari duduknya dan melangkah menuju dapur untuk mengambil minum.

“Duhh … kok sakit, ya,” rintih Fazha sembari memegangi perutnya.

“Ris, Risa…!” teriak Fazha.

          ******




Gus HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang