21. Pilu

5K 232 0
                                    

1 bulan kemudian…

Hari demi hari berlalu. Gus Azhka dan Fazha tetap tabah menjalani rumah tangga mereka walau di hantam ujian sana-sini. Terlebih lagi tentang Naura, seseorang di masa lalu Gus Azhka yang kini datang lagi untuk merebut Gus Azhka.

Sebuah hinaan, cacian, bahkan sumpah serapah yang keluar dari mulut Naura seakan-akan telah menjadi makanan sehari-hari bagi Fazha. Ia tetap santai dan tak pernah meladeni Naura karena ia yakin bahwa Gus Azhka mana mau dengan perempuan seperti itu.



“Yakin mau pergi sendiri? Udah malem, lho?” tanya Gus Azhka yang saat itu Fazha sedang berpamitan hendak ke supermarket untuk membeli beberapa snack, katanya.

Belum sempat Fazha menjawabnya, tiba-tiba sudah terdengar suara klakson motor dari luar.

“Bestie … ayok otw…!!” teriak seseorang dari luar. Ya, siapa lagi kalau bukan Risa. 

“Nahh, itu dia udah dateng. Fazha pergi, ya. Boleh, ya … 'kan deket tempatnya. Nanti Fazha langsung pulang kok! Fazha cuma mau pengen nyari jajanan aja,” ujar Fazha dengan wajah memelas.

“Ya udah … tapi yang deket-deket sini aja, ya, jangan jauh-jauh. Inget, nanti langsung pulang! Bilang ke Risa suruh hati-hati bawa motornya. Kalo ada orang nyuruh brenti, labas aja terus jangan brenti, pura-pura nggak denger aja. Apa lagi kalo orangnya laki-laki,” jawab Gus Azhka panjang lebar.

“Iya … ya udah, Fazha berangkat. Assalamu'alaikum,” ucap Fazha lalu mencium punggung tangan Gus Azhka.

“Seneng banget kalo masalah jajan,” gumam Gus Azhka dengan terkekeh.



“Kok perasaanku nggak enak, ya,” ucap Risa dalam hati.

“Jangan ngelamun, Ris, perhatiin jalan!” Fazha dengan menepuk pelan pundak Risa.

“Aku nggak ngelamun,” jawab Risa.

Tiba-tiba….

“Woy!!”

Terdengar suara bentakan seseorang yang membuat Risa langsung menghentikan motornya mendadak.

“I-itu pasti hantu, Ris!! Masa iya ada perempuan malem-malem gini berdiri di pinggir jembatan!! Ayo, Ris, buruan jalan lagi!!” teriak Fazha dengan hebohnya.

Lokasi mereka sedang berada di jembatan yang memang suasananya agak sepi, hanya ada beberapa pengendara yang melintas dan tak ada satu pun rumah warga di dekat situ.

“Enak aja, lo pikir gw setAn?!” bentak orang tersebut lalu mendekati Fazha dan Risa.

“Naura?!” pekik Fazha.

“Oh jadi ini si pelak0r itu,” batin Risa.

“Ada perlu apa?” tanya Risa dengan ekspresi menantang, ia langsung turun dari motornya.

“Oh, lo adeknya Erik, 'kan?” jawab Naura yang kembali bertanya.

“Nggak usah basa-basi!” jawab Risa.

“Tapi maaf, gw bukan ada perlu sama lo. Tapi sama cewek ini,” ujar Naura sembari menunjuk Fazha.

“Ada apa?” tanya Fazha singkat. Tanpa menjawabnya, tiba-tiba Naura langsung mendorong Fazha dengan keras hingga Fazha jatuh tersungkur.

“Woy!! Nggak punya otak, lo, ya!!” bentak Risa yang langsung membantu Fazha berdiri.

“Ya Allah, kok sakit banget, ya,” lirih Fazha yang meringis kesakitan.

Gus HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang