-"Gimana kemarin? Berhasil gak?" tanya Karina penasaran.
"Berhasil dong." jawab Elara sombong.
"Eh btw lo ada hubungan apa sama Theo?" tanya Zara ke Karina.
"Hah? Maksud lo?"
"Gue liat dia ada komen di postingan ig lo." jelas Zara. Walaupun Theo cuma meninggalkan komentar emoji "😏" tapi sudah cukup membuat instagram Karina penuh dengan netizen yang kepo. Termasuk Zara sekali.
"Demi apa?! KOK GUE GAK TAU?!" heboh Karina lalu buru buru mengambil ponselnya untuk memastikan. Dan ternyata bener.
"OMG. ZARA! ELARA! Gue excited tapi bingung. Kok bisa? Mau nya apa? Ih kok gue seneng? Tar gue banyak haters gimana? Yaampun apakah jaman jomblo gue bakal berakhir disini?" celoteh Karina sembari menarik narik baju Elara dan Zara secara gantian.
"Santai woi jangan narik narik." Zara menepis tangan Karina, bajunya bakal robek kalau dibiarin.
"OH GUE TAU!" pekik Elara membuat Karina dan Zara kaget seketika.
"Apaan anjir. Jantungan gue gak lama." geram Zara.
"Lo deketin aja si Theo, sekalian tolongin gue deketin Nathan. Dia kan deket tu sama si Theo." saran Elara.
"Ogah. Masa gue duluan deketin si Theo. Mana si Theo tu makhluk dingin, sebelas duabelas sama si Nathan. Entar gue ditolak lagi."
"Pulang sekolah gue mau samperin Nathan lagi." ucap Elara dengan yakin tangannya dikepalkan ke udara. "Gue harus putus asa jangan semangat."
"Kebalik nyet."
"Eh salah maksudnya, gue harus semangat gak boleh putus asa."
-
Nathan duduk menatap keluar jendela dimana pemandangannya terhubung dengan korridor.
Kenapa coba harus belajar sejarah? Kenapa gak pelajarin masa depan saja? Aneh.
Matanya tidak sengaja melihat keseberang, dimana Elara yang tersenyum lembut menatapnya sebelum kembali berlari bersama temennya yang lain.
DEG DEG DEG DEG DEG DEG DEG"Sialan ni jantung kenapa sih." batinnya, tangannya bergerak memegang bahagian dimana jantungnya berdetak laju.
Mungkin karna sudah beberapa hari ini dia tidak ke gym buat olahraga. Makanya jantungnya suka gak karuan. Fikir sang Nathan berusaha positif.
Memang bener ya gais, berusaha positif sama bego itu gak jauh beda.
-
KRINGGGGGGGGGG
Bel berbunyi menandakan sudah waktunya pulang.
Elara buru buru mengemas tas nya dan berlari untuk menunggu Nathan seperti kemarin.
Setelah menunggu lebih kurang 5 menit, sosok yang ia tunggu sudah keliatan.
Eh tapi tunggu. Kok dia malah belok ke kanan? Mana mereka arah area terlarang itu lagi. Atau jangan jangan dia mau ke ruangan hari itu?
Pengen samperin tapi Elara malu karna Nathan lagi bareng geng Black Rumble yang lain.
No! Gak boleh malu, malu itu belakangan. Yang penting dia harus ke Nathan.
Menarik nafas panjang, Elara bergerak perlahan mengikuti Black Rumble dari belakang.
"Eh adik manis. Ada apa nih ngikutin abang." Devan mencolek hidung Elara tanpa permisi.
"Ih apaansih pegang pegang. Gak sopan lo." ketus Elara, tangannya mengelap kasar hidung nya, seolah olah baru saja disentuh oleh kuman.
"Adik manis nyari abang kah?" tanya Aditya yang hampir saja memegang bahu Elara sebelum Nathan bersuara.
"Mau apa lo?"
Elara tersenyum manis lalu mendorong Aditya yang menghalang jalannya. Alhasil Aditya malah tersungkur ke tanah bareng Devan karna Aditya malah narik Devan sekali.
"Pulang bareng yuk. S—"
"Gak. Gue sibuk." tolaknya.
"Gue tun—"
"Stop gangguin gue bisa gak? Risih gue lama lama." ucap Nathan lalu pergi meninggalkan Elara yang terdiam.
"Nama lo siapa?" tanya Adlan.
"E-elara." jawab Elara, ia berusaha tidak menjatuhkan air mata dihadapan mereka. Matanya menatap punggung Nathan yang semakin menjauh.
"Saran gue, kalau lo mau deketin Nathan buat hilangin rasa bosan. Mending gausah." ucap Adlan serius.
Devan dan Aditya yang kebetulan pinter membaca situasi pergi meninggalkan mereka berdua.
"GUE SERIUS!" bentak Elara tidak terima.
"Bagus kalau lo memang punya niat serius. Tapi butuh kesabaran besar buat deketin Nathan. Gue kenal dia dari kecil. Perbuatan lo yang kayak tadi dan kemarin gak bakal bisa bikin dia luluh."
"Gue gak akan stop sampai dia sadar kalau gue serius." tekad Elara, matanya menatap Adlan dalam seolah ingin memberitahu ucapannya tadi tidak main main.
"Okay gue suka semangat lo. Tapi satu saat nanti ketika lo tau sosok Nathan yang sebenarnya. Gue harap lo gak berpaling dari dia." ucap Adlan kemudian pergi menyusul mereka. Meninggalkan Elara yang kebingungan.
Maksud Adlan apa coba? Sosok Nathan yang sebenar?
Jangan bilang si Nathan bukan manusia?
Ini nih akibatnya terlalu lama habisin masa di dunia oren. Imaginasinya setinggi langit. Mirip sama yang lagi baca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Teen Fiction"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)