-HIKS HIKS
Mata Elara bergelinang dengan air mata. Sedari tadi ia keliling komplek mencari kucing kesayangannya yang hilang dari sore sampai malem.
Elara duduk di tanah layaknya gembel, kantong matanya yang bengkak karna sedari tadi ia terus terusan menangis, dengan rambut yang lumayan berantakan, sendalnya juga hilang satu gara gara dikejar anjing.
Dasar anjing.
Anjingnya be like "salah gue apa..."
Elara menarik nafas dalam, tangannya ia kepalkan. "Tunggu mama nak, mama bakal cari kamu sampai dapat."
Elara kembali berjalan, berusaha mencari lebih jauh lagi.
"Eh lu cewe yang tadi kan?" tanya seorang pria yang kebetulan keluar dari minimarket dimana Elara mencari kucingnya.
Elara menatap wajah pria itu. Kayak kenal, tapi siapa ya?
"Gue yang lo dorong tadi siang sampe jatuh sama Devan."
Oh... Dia...
"Oh sorry gue gak sengaja tadi. Btw nama lo?" tanya Elara canggung.
Yaampun Elara pasti kelihatan kayak...
"...gembel"
"EH LU KATAIN GUE GEMBEL?!" pekik Elara tidak terima. Walaupun kenyataannya memang seperti gembel tapi tetap saja gaboleh ngatainnya.
"Lo ngapain keluyuran di tempat gelap gini?" tanya Aditya penasaran. Bisa dibilang, daerah ini adalah area pengawasan Black Rumble.
"Nyari Koi..." jawab Elara dengan nada lesu.
"Hah? Koi? Ngapain cari ikan koi disini ?" bingung Aditya.
"Ih bukan ikan koi geblek. Tapi Koi, kucing gue."
"Aneh banget punya kucing namanya koi."
"Suka suka gue lah mau namain kucing gue apa."
"Dit."
Panggilan untuk Aditya sontak membuat Elara menoleh ke arah suara tersebut.
"Siapa tuh?"
"Cewe yang tadi Nat." Ya pria yang memanggil Aditya barusan adalah Nathan.
Tolong bunuh saja Elara. Kenapa Nathan bisa ada disini, apalagi disaat penampilannya seperti ... ah sudahla. Dimana Elara harus menaruh wajahnya.
Siapapun pinjem kresek, lindungi Elara.
Nathan menatap Elara datar. Sedangkan Elara sudah gak karuan, mukanya memerah.
"G-Gue pulang dulu..." pamit Elara, tidak ingin berada disitu terlalu lama.
"Gue anter." Nathan menghentikan Elara.
Walaupun dia kurang suka dengan Elara, tetapi Elara tetaplah seorang cewe. Kawasan yang bahaya dan gelap sudah pasti kurang selamat baginya. Apalagi mengingat ini teretori Black Rumble. Musuhnya juga pasti ada di mana-mana.
OMG?! Ini beneran si Nathan nawarin buat hantar gue? Koi terima kasih nak, berkat kehilangan kamu sebentar lagi kamu bakal punya papa.
"Eh gak usah, gue gak mau ngerepotin." Elara pura pura menolak, padahal aslinya mau. Lagi jual mahal aja.
"Oh yaudah"
Lah? Apaan? TAWARIN LAGI KEK SEKALI. Masa gitu aja terus diiyain. Gak bisa diajak basa basi dikit.
"Anjir Nat, berhati perut dikit napa. Bareng gue aja mau?" Aditya nawarin untuk menghantar Elara.
"Eh beneran, gue gak papa. Gue bisa pulang sendiri." ucap Elara sembari melirik Nathan.
"Udah naik aja, nih mumpung gue punya helm lebih." Aditya langsung menarik tangan Elara dan memakaikannya helm.
"Lucu" batin Aditya. Ia tersenyum melihat kelucuan Elara saat ini. Bibirnya yang manyun, baju tidur hagemaru, rambutnya yang berantakan.
"Nat lo duluan aja, tar gue nyusul." ujar Aditya yang dibalas dengan anggukan oleh Nathan.
Setelah beberapa menit, mereka tiba dirumah Elara.
"Makasih. Maaf ngerepotin." ucap Elara sembari tersenyum kikuk. Tidak lupa ia mengembalikan helm Aditya juga.
"Santai. Gue cabut dulu."
"Hati-hati."
-
Aditya tiba di markas mereka. Tempat yang bisa dibilang rumah kedua anggota inti Black Rumble.
"Dari mana Dit?" tanya Adlan.
"Anterin Elara." jawabnya.
"Elara teh saha?" tanya Devan.
"Cewe yang tadi siang." jawabnya lagi.
Aditya melepas helm nya lalu duduk disamping Nathan. Pria itu hanya diam menatap ponselnya.
"Nat, cewe tadi lucu juga yah." ucap Aditya tiba tiba.
"B aja."
"Buat gue bisa gak?" tanya Aditya.
"Ngapain tanya gue?"
"Yaa siapa tau lo suka sama dia. Soalnya gue liat dia tertarik sama lo." jelas Aditya.
"Ambil aja."
Yahhh padahal Aditya cuman mancing. Siapa tau Nathan bisa mengakhiri masa jomblonya dengan gadis lucu seperti Elara.
Kalian jangan salah paham, Aditya sama sekali gak tertarik dengan Elara. Hanya saja Elara mengingatkannya dengan adiknya yang sudah lama meninggal.
Ia sedikit kangen...
"Bercanda Nat, mana minat gue cewe kek gitu. Gue minat yang kayak Nicki Minaj. Pehhhh gede depan belakang." tangan Aditya memperagakan seolah ia lagi meremas.
Tanpa mereka sadari, Nathan sempat berkerut tidak suka saat Aditya menunjukkan ketertarikan kepada Elara. Ntah kenapa, dia juga bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Teen Fiction"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)