-"Sepertinya Dad kenal dengan orang tua kamu." ucap Dominic kepada Elara.
"Eh serius om kenal papa mama saya?" tanya Elara kaget.
Dominic, Tiffany, Nathan dan juga Elara sedang duduk bersama di meja makan. Temen mereka yang lain sudah pulang. Nathan dan Elara berencana untuk menginap diapartment ini untuk satu malam.
"Dad Elara, bukan om." peringat Dominic. Seperti Tiffany, Dominic juga ingin Elara memanggilnya dengan panggilan Daddy. Agar terkesan lebih akrab. Lagipula Elara pacarnya Nathan, bukan orang asing.
"Eh iya maksudnya dad kenal dengan orang tua Elara?" tanya Elara sekali lagi.
Dominic mengangguk "Iya, kalau gak salah beberapa minggu yang lalu kita ada meeting bareng di Australia." jelasnya.
"Kabar papa mama Elara gimana dad? Mereka keliatan baik-baik aja kan?" tanya Elara.
"Loh? Kok tanya kabar mama papa kamu ke dad sih?" bingung Dominic. Tiffany juga ikut bingung. Berbeda dengan Nathan yang diam menggenggam tangan Elara dibawah meja.
"Udah 2 bulan mama sama papa gak jenguk Elara." ucap Elara lirih seraya menundukkan kepalanya, berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Papa mama kamu baik baik saja, kamu gak perlu khawatir sayang." ucap Tiffany menenangkan.
"Syukurlah." ucap Elara lega.
"Mom Dad, Nathan mau tunangan sama Elara." ujar Nathan tiba-tiba.
Membuat Dominic yang baru saja minum menyemburkan airnya tepat di muka Elara.
"DAD!" pekik Nathan kaget dan buru-buru melap muka sang kekasih. Papanya juga satu, kenapa harus main sembur orang sih?
"Nat kamu ngomong apaan sih." Elara menjauhkan tangan Nathan dari mukanya.
"Nathan kamu serius nak?" tanya Tiffany sedikit tidak percaya. Anaknya ini belum pernah pacaran, sekalinya punya pacar langsung mau diajak tunangan. Apa gak terlalu terburu-buru?
"Muka aku keliatan seperti bercanda?" tanya Nathan dengan muka datarnya atau bisa dibilang mukanya yang serius.
"Tapi kamu masih SMA nak." kata Dominic mengingatkan.
"I know for sure that I'm still SMA tapi aku serius dengan hubungan kami." jawab Nathan serius.
Elara hanya mampu terdiam, berusaha mencerna omongan Nathan. Elara juga serius dengan hubungan mereka tapi apa tidak terlalu cepat? Mereka berdua juga masih sekolah.
Masih banyak perlu mereka berdua kejar dalam hidup ini. Elara tidak mau salah satu dari mereka bakal ada yang menyesal dengan keputusan terburu-buru ini.
Dominic menghela nafas, ia tau persis bagaimana seorang Nathan. Anaknya ini memang keras kepala dan apa saja yang diinginkannya harus dituruti.
"Nathan, mom setuju kamu tunangan sama Elara tapi keputusan ini melibatkan dua pihak nak. Melihat dari reaksi Elara. Mom yakin kamu sama sekali belum bicara soal ini sama Elara kan?" tebak Tiffany.
Nathan menoleh ke Elara yang hanya diam sedari tadi. "Sayang kamu mau kan jadi tunang aku?" tanya nya.
Elara menatap Nathan "G-Gak tau. Papa mama aku gimana?"
"Soal itu, aku, dad dan mom akan ketemu ortu kamu. Asalkan kamu setuju dan mau jadi tunang aku." tegas Nathan.
Elara akhirnya mengangguk setuju. Tidak ada salahnya kan? Hanya tunangan belum nikah juga...
"Kamu cukup tau kan apa yang akan jadi kalau kamu berstatus tunangan? Dad harap kamu tidak lupa dengan janji kita dulu." ujar Dominic mengingatkan.
"Jangan khawatir aku masih ingat."
Dominic mengangguk mengerti. Baguslah kalau Nathan tidak lupa kalau sebaik saja dirinya itu berstatus "engaged", Nathan barus mengambil alih 20% daripada perusahaan Dilhar sebagai tanda Nathan sudah sedia memikul tanggungjawab.
Sementara Elara mengernyit kebingungan tidak mengerti. Janji apa yang dimaksudkan mereka? Elara menatap Nathan meminta penjelasan.
"Nanti aku jelasin." ucap Nathan sambil mengusap lembut rambut gadisnya itu seakan mengerti dengan tatapan bingung Elara.
"Ahh mom jadi excited. Mom ke kamar dulu, mau cari design interior tempat tunangan kalian." Tiffany langsung meninggalkan mereka begitu saja.
Astaga padahal jumpa orang tua Elara saja belum. Kenapa Tiffany terlalu semangat?
-
"WHAT?! TUNANGAN?" Zara tanpa sengaja berteriak heboh.
"SHHH jangan teriak anjir." Elara membekap mulut Zara dengan tangannya.
"Gila kapan lo tunangan?" tanya Karina kaget.
"Belum tau. Ortu Nathan bakal ketemu mama papa gue dulu." jelas Elara.
"Ih gue seneng banget akhirnya sahabt gue ini bakal jadi bini orang." ujar Zara sembari menghapus air mata pura-puranya.
"Lebay lo. Baru tunangan kali." Karina menoyor kepala Zara.
"Tapi gue rada takut." ujar Elara.
"Takut kenapa?" tanya Karina bingung. Apa yang perlu Elara takutkan?
"Gimana ya kalau Jungkook tau soal ini." lirih Elara tanpa rasa bersalah.
"BANGSAT GUE KIRA APAAN!"
"Gue bakar juga gak lama album BTS lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)