-
Elara merutuki kebodohannya. Ia tidak membawa payung dan hujan turun begitu lebatnya membasahi bumi. Sebelum Elara keluar rumah juga langit telah menunjukkan tanda-tanda bahwa hujan bakal turun beserta angin yang bertiup kencang.
Tapi Elara terlalu mager dan berkata jika ia hanya pergi ke minimarket sebentar saja dan gak bakalan lama.
Dan disinilah dirinya yang terjebak karna hujan. Salahkan sticker BTS yang ia temukan di minimarket itu. Membuatnya menghabiskan masa lebih kurang 30 menit fangirling karna sticker BTS yang menurutnya lucu dan imut. Huft...
"Huftt males banget gue. Mana handphone gue dirumah lagi."
Elara membuka banana milk nya dan duduk diam dikursi kosong yang kebetulan ada didepan minimarket itu.
Elara hanya duduk diam menatap kakinya. Sesekali menyanyikan lagu-lagu yang ia suka.
VROOM VROOM
Lebih kurang 5 lelaki berjas hitam membawa motor berenti tepat dihadapan minimarket itu. Sepertinya mereka belum sadar dengan kehadiran Elara. Elara juga hanya diam. Berfikiran positif mungkin mereka mau beli sesuatu.
"Eh ada cecan." ujar salah satu daripada anak motor itu yang kemudiannya mendekati Elara.
Elara langsung duduk tegak menatap pria itu gugup. Semoga saja mereka gak bakalan ganggu dia.
"Nungguin siapa cantik?" tanya pria itu.
Elara hanya tersenyum kikuk, enggan membalas pertanyaan itu. Yatuhan kapan hujan nya berenti? Elara pengen pergi dari sini secepatnya. Ia tidak nyaman.
"Jangan digangguin anak orang. Inget ini area Black Rumble." salah satu daripada pria itu memperingati.
Elara tanpa sadar menggigit bibirnya takut. Jangan bilang mereka juga anak motor? Apalagi mereka kenal Black Rumble. Atau jangan-jangan mereka musuh Black Rumble? Seingetnya, Aditya pernah bilang kalau ini area Black Rumble.
"Eh bentar kok gue liat muka lo kayak gak asing ya?" ujar pria yang menegur nya tadi, tangannya memegang kepalanya seolah-olah memutar kembali ingatannya.
Elara langsung gelagapan. Ia menarik rambutnya untuk menutupi mukanya. "A-apaan salah orang kali." gugup Elara.
"Minggir." ucap salah satu pria yang Elara tebak adalah ketua mereka. Soalnya pria itu memiliki karisma dan aura yang berbeda daripada temennya yang lain.
Pria itu menatap Elara dari hujung rambut sampai hujung kaki mu semua nya aku suka (malah nyanyi, maaf author lagi nostalgia group winxs).
"Lo pacar Nathan kan?"
DEG
Tamatlah riwayatnya seorang Elara.
"Kalau iya emangnya kenapa?" tanya Elara memberanikan diri. Ia berdiri menghadap pria itu. Ketinggian mereka jauh beda. Elara hanya sebatas dadanya.
"Cantik. Gue Max Zayden." Max memperkenalkan dirinya sambil tangannya memainkan hujung rambut Elara.
"Gausah pegang-pegang." ketus Elara, tangannya menolak kasar tangan Max.
"Wow galak kesukaan lo kan Max yang modelan gini?"
Mereka semua tertawa kencang.
Bodo amat. Tidak peduli dengan hujan yang masih lumayan deras. Elara menginjak kaki Max kemudian berlari sekuat tenaganya. Membiarkan makanan yang ia beli tadi tergeletak begitu saja.
"KEJAR WOI!"
Dengan nafasnya yang semakin melaju, pandangannya juga sedikit buram karna hujan masih saja turun begitu deras. Elara memilih untuk sembunyi dibelakang pohon. Untung lampu di area sini mati, jadi keadaan yang gelap ini sedikit sebanyak bisa membuat dirinya tidak keliatan.
Elara menutup mulutnya rapat saat salah satu dari mereka berdiri tepat dihadapannya. Elara berusaha untuk tidak bergerak, ia tidak mau menjadi bodoh seperti orang-orang dalam film dimana mereka pasti ketahuan karna keinjek ranting lah, jatuhin barang atau apapun itu sampai ketahuan.
MEOW
Anjir kucing dari mana itu? Batin Elara.
Seketika matanya terbelalak kaget. "KOI?!" tanpa sadar Elara terpekik melihat kucingnya yang tiba-tiba muncul. Demi tuhan Koi, kenapa kucingnya itu bisa sampai kesini? Apa tadi Koi diam-diam mengikutinya?
"MAMPUS!" batin Elara saat pria tadi langsung berlari ke tempat ia sembunyi.
"BOS DIA DISINI!"
Tanpa membuang waktu lagi Elara mengangkat Koi dan kembali berlari.
BRAK
"Aww..." Elara meringis kesakitan, kakinya terkilir membuatnya jatuh.
"NAH DAPET!"
Tangannya ditarik secara kasar. Tidak peduli pada Elara yang teriak kesakitan, tubuhnya diangkat dan diletakkan dibahu pria yang menangkapnya itu, digendong layaknya karung.
Kesakitan dikakinya, hujan yang deras, fikirannya yang kalut membuat Elara jadi pusing.
"Nathan..." lirihnya sebelum hilang kesedaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Ficção Adolescente"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)