-Elara memeluk erat pinggang Aditya, pria itu membawa motor seperti orang kesetanan yang membuatnya sedikit takut.
"Ra udah sampe." Aditya turun terlebih dulu sebelum membantu Elara turun.
Elara mengusap keringat yang bercucuran didahinya. Sebelum matanya terbuka lebar, kaget. Kenapa tangannya berlumuran darah?! Elara yakin ini bukan darahnya. Karna Elara tidak merasakan sakit dimanapun.
"Uhuk... Nghh..." Aditya terbatuk lalu terduduk di lantai sembari memegang perutnya.
"ADITYA!" pekik Elara panik. Astaga kenapa Elara begitu bodoh? Ia sama sekali gak perasan luka dibahagian perut Aditya. Apalagi mengingat Elara memeluk pria itu lumayan erat tadi.
"D-Dit ini k-kenapa. G-Gue harus apa hikss..." Elara berusaha menutup luka Aditya dengan tangannya karna darah itu terus saja keluar.
Ini bahaya! Aditya bisa kehilangan banyak darah kalau gak dirawat sekarang.
"M-Masuk kedalam Ra, ini ku-kuncinya. Tunggu didalem sampai Nathan ke sini." Aditya mengeluarkan kunci dari sakunya dan ia serahkan kepada Elara.
"Dit kita ke rumah sakit aja okay? Gue gak mungkin tinggalin lo dalam keadaan begini." Elara ingin meraih ponsel Aditya tapi langsung ditahan oleh laki-lakit itu.
"Gue masih kuat Ra, gue mohon masuk sekarang sebelum ada anak Aodra yang liat lo disini." Aditya berusaha berdiri, mengabaikan rasa sakit bekas tikaman diperutnya.
Elara menangis, merasa bersalah dan gak sanggup tapi tetap mengikuti arahan Aditya. "Hati-hati Dit. Janji sama gue lo bakal balik lagi nanti."
Aditya tersenyum, tangannya mengusap perlahan kepala Elara layaknya seorang kakak dan adik sebelum menaiki motornya dan pergi menyusul anak Black Rumble yang lain.
-
BUGH
BUGH
BUGH
"BANGSAT! MATI AJA LO!" Nathan terus-terusan menumbuk Max yang babak belur bahkan sudah tidak sedarkan diri.
"NATHAN SUDAH BANGSAT, DIA BISA MATI." Devan menarik kasar Nathan yang hilang kendali. Devan gak mau Nathan sampai membunuh Max.
"Nat kawal diri lo, kita balik ke markas sekarang." ujar Adlan sambil berusaha mengatur nafasnya karna lumayan lelah setelah menghabiskan beberapa anggota Aodra.
Nathan menendang Max buat terakhir kali sebelum keluar dari markas itu diikuti Devan dan Theo.
"ADITYA!"
Teriakan Devan membuat Nathan mengikut arah pandangan Devan dimana Aditya tergeletak dilantai tidak lupa dengan darah yang berlumuran.
"ADITYA?! Telfon ambulans sekarang." perintah Nathan ke salah satu anak Black Rumble.
"Dit jangan tutup mata lo." Theo menepuk pelan pipi Aditya, berusaha membuat sahabatnya itu agar tetap tersadar.
"E-Elara d-di mark-as..." ucap Aditya terbata-bata menahan sakit sebelum hilang kesadaran.
"ADITYAAAAAAAAAA"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Teen Fiction"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)