-"Cieee yang gak jomblo lagi." Zara menggoda Elara.
"Eh gimana ceritanya bisa jadian?" tanya Karina penasaran.
"Dia nembak gue pas di rumah sakit. Ya sudah pasti gue terimalah." jelas Elara semangat.
"Hati hati Ra, haters lu nambah." peringat Zara dengan nada bercanda.
Memang benar, tadi saat ia masuk sekolah. Semua mata tertuju kepadanya, terutama para ciwi ciwi yang merupakan para fansnnya Nathan. Elara jadi ngeri sendiri melihat tatapan mereka.
Ini semua karna Nathan yang mengpublish hubungan mereka di instagram. Dan percayalah, hal itu menjadi trending topik di SMA Elite.
TING
Notifikasi Elara masuk.
Satu hal baru yang Elara tau soal Nathan. Pacarnya itu ternyata lumayan posesif dan protektif. Tapi kenapa ia malah seneng ya?
Apa cuman Elara disini yang suka diposesifin? Suka aja gitu. Rasanya seperti dihargain dan diperhatiin.
"Ternyata Nathan bisa typing panjang dan khawatir juga?" tanya Karina tidak percaya setelah mengintip ke ponsel Elara.
"Bisa. Ini aja masih untung gue diizinin sekolah."
BRAKK
Pintu kelas mereka dibuka secara kasar. Disana kakak kelas mereka yang dijuluki "Wannabe" dari SMA Elite menatap tajam ke Elara.
"Eh lo kan cabe cabean yang deketin Nathan." ucap gadis yang lumayan cantik menurut Elara.
"Maaf lo siapa ya?" tanya Elara.
"Gue gebetan Nathan dan lo yang gak ada apa apanya ini dengan gak tau malu datang rebutin dia dari gue! Asal lo tau gue sama Nathan itu saling suka!" tangannya menunjuk tepat ke wajah Elara dengan emosi.
"Saling suka, terus kenapa gak diajak jadian?" tanya Elara santai, ia bersandar di bangkunya.
"Gue tau lo kakak kelas, tapi dimana sopan santun lo? Masuk kelas orang gaada permisi, mana main teriak teriak lagi kayak monyet kelepas dari zoo tau gak?" ucap Zara tidak suka.
"Nama lo Anna kan? Kak Anna ku yang terhormat. Silakan keluar, ini bukan pasar buat lo teriak teriak gajelas." Karina menunjuk kearah pintu. Menyuruh Anna untuk keluar.
Bahkan anak kelas lain mulai kepo mengintip ke kelas mereka.
"Gue tandain lo ya!" ancam Anna sebelum keluar.
WOOOO
WOOOOSeisi kelas menyoraki Anna. Fuh belum tau saja dia, Elara tidak takut sama sekali mau pun dia itu kakak kelas.
TING
TING
TING
"Ra hp lu bunyi terus." ujar Zara.
"EH ASTAGA SI NATHAN. Lupa gue."
"Mampus."
"Kenapa?" tanya Karina dan Zara serempak.
BRAKKK
Demi apapun, pintu kelas mereka bakal rusak kalau terus dibuka seperti itu.
Disana, seorang Nathan berdiri dan terlihat sedikit ngos ngosan.
"EH NATHAN WOI NATHAN"
"Pasti mau nyamperin Elara"
"Ternyata Nathan bisa bucin juga"
"B aja"
"Apa rasanya ya disamperin Nathan""Nathan..." Elara buru-buru samperin Nathan dan menarik pacarnya itu keluar. Gak enak diliat orang lain.
"Sorry tadi ada keributan dikit, gasempat bales chat kamu." jelas Elara.
"Kamu gakpapa? Ada yang sakit?" tanya Nathan khawatir, ia memutar mutarkan tubuh Elara mencari sebarang luka atau apapun itu.
Elara terkekeh, tangannya mengusap lembut rambut Nathan. "Aku gakpapa."
Semenjak Elara menjadi miliknya, Nathan sentiasa mengambil langkah berjaga jaga. Nathan tidak bisa dan tidak mau membiarkan musuhnya atau siapa pun itu menyakiti Elaranya.
"Syukurlah. Kabarin aku setiap 30 menit. Okay? Dan jangan deket dengan cowo lain juga." pesan Nathan.
"Iya bawel. Sana ke kelas. Bentar lagi masuk."
Nathan tersenyum tipis, tangannya mengusap lembut pipi Elara sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Teen Fiction"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)