-Gak kerasa beberapa hari lagi menuju ujian akhir dan bakal menamatkan waktu SMA mereka. Meninggalkan tempat dimana beribu memori tercipta.
Waktu SMA adalah waktu terindah, ada yang pahit juga ada yang manis. Melewatkan masa bersama penuh canda tawa dan air mata. Bakal dirindukan...
Setelah kejadian Klarissa waktu itu, hubungan Nathan dan Elara semakin membaik dan mereka berencana langsung menikah setelah lulus.
Terlalu pantas bukan? Tapi itu semua karna kemahuan Nathan. Ia tidak sabar menjadikan Elara miliknya seutuhnya.
Nathan tidak sanggup membiarkan Elara sekolah di kampus berlainan dengan status sebatas tunangan.
Gimana kalau ada yang godain Elara? Walaupun sudah tunangan, tidak menjamin gak bakal ada yang gangguin Elaranya kan?
Huftt Nathan tipikal pacar yang overthinking. Meninggalkan Elara 10 menit aja, dia udah kayak cacing kepanasan. Gak bisa tenang.
Walaubagaimanapun, setelah menikah mereka tetap harus melanjutkan study mereka di Canada atas permintaan Tiffany dan Dominic sendiri.
Mereka tidak mau karna kebelet nikah, segala hal berkaitan masa depan mereka malah diabaikan.
Tentu saja Nathan menyetujuinya, toh dia juga bakal bersama Elara di Canada walaupun tidak sekampus.
"Sedih banget gue bentar lagi kita lulus. Pasti semuanya bakal sibuk sama dunia masing-masing." ujar Zara sedih.
"Santai, yang penting jangan ada yang left group wa ya." peringat Adlan.
"Sesekali bisa kali kita ketemu terus hangout bareng." saran Karina.
"Boleh juga tu." Theo mengangguk setuju.
Elara menatap sedih sahabat-sahabatnya, ia bakal kangen momen dimana mereka nongkrong bersama setiap hari.
Bertahan untuk 2 tahun saja. Elara pasti bisa. Setelah selesai di Canada, ia janji bakal balik lagi ke Indonesia bersama Nathan.
"Lo sama Devan gak ada niatan mau tunangan? Atau enggak saran gue lo cari pacar baru aja. Yang enggak bikin darah tinggi." saran Karina membuat Devan melotot tidak terima.
"Zara sayangnya sama gue. Enak aja nyuruh pacar gue cari yang lain." Devan langsung memeluk erat Zara dari samping.
"Urus noh hubungan lo sama si Theo. Gue liat-liat dia lumayan tertekan pacaran sama cewe bar bar kayak lo." sambung Devan menunjuk Theo dengan mulut nya.
Theo langsung menatap Karina. Bodoh sekali si Devan ini. Si curut itu mau buat Karina jadi marah ke dia atau gimana?!
"Bener kamu tertekan sama aku?"
Tuh kan bener apa yang dipikir Theo. Pasti Karina buat itu jadi salahnya.
"Aku dari tadi diem loh Karina." ucap Theo tenang. Tangannya meraih tangan Karina. "Jangan di denger monyet ngomong okay?"
Mood Karina kembali membaik mendengar ucapan Theo. Bener jugaaa.
"Kapan kalian berangkat ke Canada?" tanya Adlan, tangannya sibuk memainkan rambut Aditya yang kebetulan lagi baring dipahanya.
Bukan homo ya gais. Hanya saja mereka iri melihat temennya yang lain pada punya pasangan. Sementara mereka berdua.... jones abadi.
"2 minggu setelah nikah." balas Elara, tangannya memainkan cincin yang terpasang indah di jarinya. Cincin yang menunjukkan bahwa ia telah berpunya.
"Widih. Nat nanti skipidapap nya diceritain ya prosesnya." goda Aditya.
Pipi Elara memerah. Apa apaan! Sementara Nathan tersenyum miring. Tangannya mengusap kepala gadisnya ini. Manis sekali dengan pipi kemerahannya.
Semakin hari rasa sayangnya ke Elara bukannya berkurang. Malah bertambah.
Entah pelet apa yang gadis ini gunakan. Tapi yang jelas Nathan sudah jatuh terlalu dalam dengan pesona seorang Elara. (spill peletnya Ra)
"Gue liat-liat lo semakin berisi ya Ra?" ujar Zara mengamati tubuh Elara yang memang kelihatan sedikit berisi dia area-area tertentu.
Tubuh Nathan mengeras. Astaga kenapa Zara bilang begitu! Sudah dipastikan Elara bakal mogok makan nanti!
Dan benar saja, ketika dia menatap Elara, tunangannya itu sudah cemberut memeluk tubuhnya sendiri.
Karina menyenggol Zara yang blak-blakan. Seolah mengerti ia salah ngomong, Zara langsung menutup mulutnya. Apalagi mendapat tatapan tajam dari Nathan.
"E-Eh maksud gue bukan gemuk Ra. Tapi lo keliatan makin cantik. Tubuh lo tumbuh dengan bener. Gitu..." lirihnya diakhir kata.
Zara tidak sanggup menatap mata Nathan. Melihat itu Devan langsung menutup mata Zara dengan tangannya. "Jangan gitu juga kali Nat tatapin cewe gue yang imut ini."
"DEVAN TANGAN LO BAU!" Zara menolak kasar tangan Devan.
Mendengar itu, Elara langsung tertawa melupakan ucapan Zara tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE NATHAN (COMPLETED)
Teen Fiction"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definisi she fell first but he fell harder. (Penggemar minim konflik mari merapat)