°Gais maaf banget, untuk cover, judul dan deskripsi cerita di ubah. Untuk isi cerita 💯% isinya sama, gak ada sedikit pun yang diubah. Alurnya juga masih nyambung dengan judul baru kok°
Jangan terlalu membenci seseorang, nanti menjadi cinta. Seperti...
'Bangsat!' Umpatnya, sekali lagi mengatakan kata bangsat.
Ternyata Kenzo, cowo tengil bin songong. Tertera enam pesan dari Kenzo. Alea tak kunjung membukanya, dia berburu bangkit mandi dan menikmati sarapan pagi nya.
Sesudah mandi, Alea turun kebawah.
"Sudah keluar dari singgasana nya ya Nak." Sindir Celinne.
Alea menatap Mama nya malas, lalu beralih menatap Ayahnya yang sedang duduk di atas karpet depan televisi, dengan secangkir kopi teh hangat dan dua roti bantal.
Keenan?
Masih tidur!
Alea baru sadar, minggu ini dia bangun sedikit cepat. Biasanya dia bangun jam sepuluh, sekarang masih jam delapan.
"Mau ikut gak?" Tanya Celinne ke anaknya.
Alea mengangkat alisnya bingung, "kemana?"
"Ya jalan-jalan aja." Seru Celinne. "Ada waktu kan Mas?"
Aksa menatap sang istri, lalu mengangguk.
"Apaan nih ribut-ribut?" Tanya Keenan tiba-tiba sudah di samping Celinne dengan mulutnya yang mengunyah tempe tepung goreng.
"Ayo kak, kita jalan-jalan!" Seru Celinne.
"Asik tuh." Sahut Keenan.
"Mumpung masih pagi, jalanan sunyi buruan siap-siap sana." Perintah sang Mama.
"Ay-ay capt!" Teriak Keenan dan Alea bebarengan.
Segera Alea berlari ke atas, memilah-milah baju yang akan di pakainya.
Ting!
Lagi dan lagi dia melihat tertera nama Kenzo di layar handphone nya. Dengan ogah-ogahan Alea membuka isi chatnya.
Seakan mata Alea mau keluar, dia terkejut bukan main melihat isi chatnya.
Lalu memalingkan wajahnya ke arah jam di atas pintu. Jam sembilan? Berarti?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.