Happy reading!
..."Assalamualaikum."
Celinne dengan terburu membukakan pintu. Ia mematung sejenak, "nak Rio?"
"Maaf mengganggu malam-malam, saya mau ajak Alea mengobrol sebentar boleh?" Tanya Rio.
Memang, Rio sudah menjelaskan secara detail ke anggota keluarga Alea atas kejadian yang sesungguhnya.
Dan, Alea juga belum pernah di cobanya sama sekali. Hanya saja, hampir. Karena pengaruh obat tersebut.
Dan, Celinne juga tau, Kenzo juga terlibat. Sampai sekarang Aksa juga sedang berusaha menjebak dalang sesungguhnya, yaitu Jemima si otak licik nan busuk.
Bukan, bukan berarti mereka lemah. Hanya karena lama sekali menanggapinya. Yang pasti, mereka tidak mau gegabah, apalagi Rio.
"Ada masalah ya, sama Alea?" Tanya Celinne. "Masuk dulu, udah mau hujan. Kamu gak pakai jaket? Bawa jas hujan, gak?"
Rio masuk, kepalanya menggeleng pelan. "Aduh, Tan. Lupa bawa jas hujan, hehe."
"Emang anak muda tuh suka begitu, sebentar Tante ambil jas hujan buat kamu. Jaga-jaga mana tau kamu pulang, tiba-tiba hujan." Sahut Celinne.
Rio hanya mengangguk sambil tersenyum ramah.
Setelah menunggu beberapa menit, Celinne pun terlihat sambil menenteng setelan jas hujan.
"Alea udah tidur ya, Tan?" Tanya Rio ketika tidak melihat keberadaan Alea.
"Lagi siap-siap mau turun ke bawah." Sahut Celinne. "Ini jas hujannya. Eh tapi ngomong-ngomong kamu ada masalah sama Alea ya?"
"Gak ada deh perasaan, Tan." Sahut Rio sambil mengingat-ingat. "Emang si Alea kenapa?"
"Dari pulang, nangis melulu." Sahut Celinne, lalu ia mendekatkan kursinya di depan Rio. "Pulang-pulang matanya udah sembab. Tante aja bingung, dia kenapa. Kamu tau gak, penyebabnya?"
"Aduh, kita berdua baik-baik aja kok. Atau mungkin masalah pertemanan?" Tanya Rio.
"Gamungkin lah, orang aman-aman aja kok." Sahut Celinne. "Atau sama Kenzo ya?"
"Mungkin aja, Tan." Sahut Rio. "Hem, Kenzo tuh cemburuan, dia cemburu sama saya. Terus juga Alea gak terima dong, secara kita juga udah temanan biasa. Jadi, Alea juga ikut-ikutan cemburu sama Jemima. Tante kenal Jemima kan?"
"Jemima yang jebak kamu sama Kenzo?" Tanya Celinne terkejut.
Rio mengangguk mantap. "Seratus buat tante."
"Ngomongin gue ya?!" Ketus Alea ketika berada di anak tangga ke dua dari bawah.
"Nah, Alea nya udah datang. Tante ke dapur dulu ya." Ucap Celinne sambil memegang tangan Rio dengan hangat.
Setelah kepergian Celinne. Alea duduk sambil membuang mukanya. "Perlu apa?"
"Kalau bicara itu, lihat muka yang diajak bicara. Gak sopan, kalau begitu." Ucap Rio.
Alea berdecak kecil, "yaudah apa?"
Rio menutup mulutnya, matanya menyipit. Tawanya yang terdengar, walaupun sudah ditahannya.
"Lo ngetawain gue?!" Pekik Alea. "Pulang aja deh lo!"
"Demi apapun gue syok!" Ucap Rio kembali tertawa. Kini tawanya sudah tidak ditahannya kembali. "Muka lo kayak panda! Pft, HAHAHA."
"Bangke lo!" Ketus Alea sambil melemparkan bantal tepat ke arah Rio.
"Kalau panda terlalu imut." Ucap Rio sambil menahan tawanya, "muka lo lebih mirip boneka chucky! HAHAHA."
![](https://img.wattpad.com/cover/330529277-288-k442406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hate so love
Teen Fiction°Gais maaf banget, untuk cover, judul dan deskripsi cerita di ubah. Untuk isi cerita 💯% isinya sama, gak ada sedikit pun yang diubah. Alurnya juga masih nyambung dengan judul baru kok° Jangan terlalu membenci seseorang, nanti menjadi cinta. Seperti...