Dua puluh empat|24

19 8 0
                                    

Happy reading!
...

Deg!

Alea meneguk ludahnya kasar, dadanya bergemuruh. Dia kembali!

Kenzo mengepalkan tangannya, matanya memanas menatap cowo di depannya ini.

"Kalau lupa, kenali." Ucapnya menjeda. "Gue, Rio."

Sambil menjulurkan tangannya, ia menyebutkan nama nya.

Tidak ada yang menanggapi tangannya, membuat Rio kembali memasukan tangannya di saku celana kanan.

"Oh, lo disini juga ternyata. Lo siapanya yang punya cafe?" Tanya Rio. "Atau Lea pembantu sini ya?"

"BANGSAT! MULUT LO DI JAGA!"

Sudah tidak tertahan, Kenzo maju satu langkah menyisakan Alea yang masih mematung di tempat yang sama.

Seakan masa lalu memutar di kepalanya, ketika bajunya yang hampir terbuka membuat tangan kecilnya menutupi tubuh pentingnya.

Rio mundur juga satu langkah, "oh iya, masalah kita belum selesai ya."

Kenzo memiringkan senyumnya, "jadi untuk itu lo kembali? Lelaki juga lo ya."

Rio ikut tersenyum miring, "bukan karena itu gue Kembali."

"Terus?" Tanya Kenzo. Tapi kini ia kembali mundur satu langkah, sejajar dengan Alea di sampingnya.

Tangannya kini menggenggam Alea, seakan memberi tau kepada Rio kalau wanita itu miliknya.

"Dia." Tunjukan itu menuju ke Alea.

Dengan cepat Kenzo membawa Alea keluar, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kenzo tidak tau ada apa dibalik semuanya ini, apa Rio kenal dengan Alea atau bahkan mempunyai masa lalu yang sama.

"Pelan Kenzo." Bantah Alea kesakitan.

Dengan sedikit di percepatkan lagi, Kenzo memakaikan helm lalu naik ke motor, hal itu diikuti dengan Alea yang naik ke atas motor.

Di perjalanan yang gerimis dan sudah hampir Maghrib ini, keduanya terdiam. Tidak ada satupun yang membuka percakapan.

Setelah beberapa menit, sampai di rumah Alea. Kenzo berpamitan kepada Celine dan Aksa.

Lalu keluar bersama Alea, ia menatap lekat di seluruh wajahnya.

"Lo punya masa lalu dengan Leo?" Tanyanya perlahan.

Alea mengangguk, "panjang ceritanya. Maaf belum sempat gue ceritain semua ke lo."

Kenzo mengangguk mengerti, "apapun itu harus tetap percaya sama gue ya."

Alea tersenyum kecil, "pasti. Lo juga ya."

"Iya," sahut Kenzo. Lalu memakai helmnya. "Minggu gue jemput, kita ke cafe lagi, lo harus merasakan minuman terenak buatan gue, khusus buat lo."

Alea tertawa lebar, "iya Kenzo iya. Hati-hati ya."

Kenzo mengangguk, lalu melajukan motornya. Setelah tidak terlihat lagi motor Kenzo, Alea langsung saja menutup gerbang lalu masuk ke dalam rumah.

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang