Tiga puluh tiga|33

9 4 0
                                    

Happy reading!
...

"Makasih ya Reno, kartu ujian gue udah lo ambilin." Ucap Alea dengan tersenyum ramah.

Reno mengangguk, kembali tersenyum. "Lo makasih ke Kenzo gih, dia yang ambil kartu lo soalnya."

"Gak jadi terima kasih." Ketus Alea, lalu ia kembali duduk di tempatnya.

Roster ujian sudah di bagikan. Kini Alea sibuk mencari refrensi pelajaran yang akan di ujian kan pada hari senin mendatang.

Edellyn dan Reno sudah pergi entah kemana. Karena sudah mendekati ujian, dua hari ini akan menjadi hari free bagi anak-anak murid, tidak dengan guru.

Jadi, sekarang semuanya sedang berkeliaran dari habitat asalnya.

Gak heran kalau bisa keluar tanpa seizin guru, karena memang guru-guru kan lagi pada sibuk semuanya, tanpa terkecuali.

Huft!

Hembusan nafas Alea sedikit terdengar. Matanya sudah tidak tahan sangking
mengantuknya, ia memejamkan matanya sejenak lalu menidurkan kepalanya di meja.

Ini membuatnya nyaman. Hari yang mendung dan gerimis, membuat suasana kelas menjadi dingin. Membuatnya menjadi nyaman untuk tidur.

...

Kenzo terus memandang wajahnya. Wajah yang nyaris sempurna, mampu membuatnya semakin terpesona.

Alea, masih tertidur sampai jam pulang sekolah. Kelas sudah kosong, tersisa hanya mereka berdua saja.

Edellyn sudah berupaya membangunkan Alea dari tidurnya, tapi nyatanya nihil, Alea juga belum bangun.

Kenzo masuk tanpa aba-aba lalu duduk di sampingnya, matanya menatap Alea yang masih nyenyak dengan tidurnya.

Tangannya mengusir Edellyn agar keluar, pulang duluan saja dengan Reno.

Edellyn pun mengangguk dan memberi perintah untuk menjaga Alea, dan menghantarkannya sampai di rumah dengan selamat.

"Wajah lo kalau begini, damai."

"Shit! Lo tidur aja cakep!"

"Gak kebayang, bangun tidur di pagi hari, menatap lo yang tidur di samping gue dengan keadaan wajah yang kayak begini."

Damn!

"You're very beautiful"

"Gila, gue makin gila lihat lo."

Kenzo mengangkat tangannya, ia menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya, membuat kecantikannya tertutup.

Kenzo semakin mengembangkan senyumnya, dengan tangan yang terlipat dan kepala yang di rebahkan di meja sambil menatap Alea.

Sudah sedari tadi dia mengamati wajah Alea.

Eugh

"Hoah!" Teriak Alea sambil membuka mulutnya.

Ia menatap ke arah sekeliling nya, kosong!

"Udah pulang ya?" Monolog nya sendiri, belum sadar kalau Kenzo ada di sampingnya, dengan posisi yang masih sama seperti tadi.

"Ck, udah jam segini, gojek ada gak ya? Pakai segala hujan lumayan deras." Ucapnya sendiri lagi.

Alea bangkit lalu menenteng tasnya dan segera berjalan.

"Tunggu, sama gue aja."

"EH AYAM!" Pekiknya, Alea menoleh kebelakang, sejak kapan Kenzo ada di sini? "Masih berani, lo menampakkan wajah di depan gue."

Kenzo menghela nafas pasrah. "Pulang sama gue aja kali ini. Awannya makin mendung, hujan juga."

"Gak." Tolak Alea mentah-mentah. Dengan segera ia melepaskan tangannya yang di cekal oleh Kenzo.

Setelah terlepas, ia berlari menuju ke halte bus.

Kenzo juga mengejarnya, tapi tidak untuk menahan tangannya lagi. Karena diyakini Alea bakalan meng-reog saat itu juga.

Ketika sampai Alea menaruhkan tasnya di samping, lalu mulai mengotak-atik handphone di tangannya.

Di lain sisi, Kenzo juga ikut duduk di bawah sambil mengamati Alea dari kejauhan.

Setelah beberapa menit, hujan semakin deras. Sedangkan Alea masih mondar-mandir memikirkan pulang naik apa nantinya.

Gojek pada menolaknya, alasan utama hujan.

Dan, mana ada bus jam segini yang lewat untuk mengangkut anak sekolah. Karena jam sudah menunjukan pukul enam lewat.

Bus juga akan mengira, anak sekolah mana lagi yang akan pulang jam segitu.

Kenzo masih di posisi yang sama, tidak peduli dengan kakinya yang sudah kesemutan berjongkok. Akibat tempat duduk nya tadi sudah basah dan menjadi becek karena air hujan yang mengalir.

Mau gak mau, gak ada pilihan lain. Alea menyetop angkot (angkutan umum) lalu masuk ke dalam nya.

Dengan segera Kenzo keluar dari persembunyian dan melajukan motornya mengikuti angkot yang ditumpangi Alea, dari belakang.

Tubuhnya kini basah kuyup, gigi nya sesekali bergoyang seperti orang yang sedang menggigil.

Lama kelamaan Alea menyadarinya, matanya membulat kala melihat Kenzo yang terus membuntutinya dari belakang.

Terlihat semenjak perempatan jalan. Kenzo pun menyadari, kalau Alea menatapnya.

Dengan senyuman tipis, tangan kirinya melambai ke arah Alea.

Dengan malas, Alea membuang muka, mencari ke arah sudut pandang lain tanpa membalas lambaian tangan Kenzo.

Tidak masalah dengan Kenzo, dia terus membuntutinya sampai Alea tiba di rumahnya.

Setelah melihat Alea masuk dan menutup pagarnya, Kenzo berbalik dan melaju ke arah rumah.

Setidaknya fikirannya sedikit lega dikala melihat Alea yang tidak kenapa-kenapa saat jalan pulang. Dan selamat sampai rumahnya.

...

Vote and coment yaa

Vote and coment yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang