Tiga puluh enam|36

7 4 0
                                    

Happy reading!
...

"Anjir?!"

Keduanya menoleh termasuk Alea yang baru saja duduk pun ikut menoleh. Banyak aneka macam makanan ringan di meja persegi, ruang tamu.

"Lo ambil makanan dimana? Perasaan tadi, lo cuma bawa satu kantong kresek doang." Tanya Kenzo.

Reno menunjuk kulkas yang berada tidak jauh dari sana.

"Buangsat! Ini namanya gue yang rugi! Pulang aja sono! Dateng ke rumah orang sakit, bukannya bawain makanan, malah ambil makanannya. Goblok!" Ucap Kenzo.

Membuat Edellyn meringis menatapnya, "besok gue ganti deh."

Kenzo menatapnya tajam, "besok besoknya lagi besok lagi besok seterusnya, iya kan?"

Ucapan Kenzo membuat Lyn tertawa, "iya lah. Lo kan kaya."

"Kaya monyet." Spontan Alea mengatakannya.

Disambut dengan gelak tawa Lyn dan Reno secara bersamaan. Kenzo mengumpat pada saat itu.

Ia berjalan ke arah dapur, mengambil tiga jus jeruk, lalu disuguhkan di meja persegi.

"Kenapa gak dari tadi, udah keselek, baru lo kasih." Ucap Reno, lalu meneguk jus nya sampai tidak tersisa. "Egi, Ogik, Arga mau dateng sebentar lagi."

"Mau ngapai?" Tanya Kenzo, sambil duduk di samping Alea.

Alea menggeser duduknya, dengan segera Kenzo menahan. Lalu menatap Alea dengan mengintimidasi. "Kalau lo menghindar terus, masalah gak selesai. Gue tau gue yang salah, tapi jangan kayak gini juga. Gue tau lo kecewa, lo tau tentang gue dari mulut orang lain, tapi lo juga harus hargai gue, karena memang pada dasarnya gue belum siap untuk cerita ke lo. Bukan, gak mau cerita ke lo. Lo harus bisa bedain antara dua itu."

Alea terdiam sejenak, lalu kembali duduk ke posisinya semula, tanpa menyahuti ucapan Kenzo.

Reno yang tadi ingin menjawab, mengurungkan niatnya, lalu kembali makan beberapa makanan disana.

"Gue nanya lo, mau ngapai mereka datang?" Tanya Kenzo menatap Reno yang masih sibuk makan. "Lo kayak gak dikasih makan sama Bokap lo, rakus."

"Ck, ya mana gue tau mereka mau ngapai." Sahut Reno tanpa memperdulikan ucapan Kenzo mengenai, 'rakus'

"Lo ada bilang kalau gue sakit?" Tanya Kenzo.

Reno mengangguk.

Lemparan bantal tepat mengenai Reno, membuat si empu menatapnya dengan tatapan tajam. "Main lempar-lemparan aja lo!"

"Lo ngapai bilang gue sakit anjay?!" Ucap Kenzo.

"Ya, mereka nanya, gue jawab." Sahut Reno santai.

Kenzo mengumpat kesal, bakalan habis semua isi kulkasnya. Apalagi sirup-sirup yang tersedia di lemari sirup.

"Kenapa? Takut habis isi kulkas lo? Katanya kaya, kok takut jatuh miskin." Ucap Reno menohok.

"ASSALAMUALAIKUM!"

"Iya gue tau, masuk aja kan?" Tanya Ogik tertawa kencang, dan masuk begitu saja tanpa ada sahutan dari Kenzo si pemilik rumah.

Untungnya Aremi dan Leon masih diluar rumah, dan Kenza kerja kelompok di tempat temannya.

Lalu disusul dengan Egi yang menenteng dua plastik kresek dengan sedikit kesusahan.

Arga yang si paling normal, masuk dengan santai dan mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Bawa apa lo?" Tanya Reno.

Egi berusaha menyembunyikan dua kreseknya dengan kesusahan.

"Pelit matinya sulit." Ejek Reno.

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang