Tiga puluh sembilan|39

7 3 0
                                    

Happy reading!
...

"Pandangannya tuh ke depan, jangan nunduk. Badannya tegap Lea, tegap." Ucap Lyn sambil memperagakannya.

Alea memicingkan matanya, "cerewet lo."

"Lo minta saran sama gue, tapi lo kayak gini." Ujar Lyn kesal. "Katanya biar gak ketahuan habis nangis."

"Ya-ya tapi gak gini juga. Apaan pakai segala tegap tegap badannya, pandangan ke depan. Pegel leher gue, enakan nunduk." Sahut Alea.

"Gini ya." Jelas Lyn menjeda. "Pertama, kalau lo nunduk, Kenzo bakal tebak kalau lo habis nangis, lo gak percaya diri nunjukin muka lo yang jelek, plus mata lo yang udah kayak panda. Kedua, kalau badan lo gak tegap, Kenzo juga makin percaya, kalau lo gak percaya diri sama kayak point pertama. Ketiga, lo itu seharusnya terima saran gue, karena awalannya lo nanya saran di gue."

"Bacot ah. Ingus gue nih, keluar masuk dengar ocehan lo." Ucap Alea.

"Suruh siapa nangis." Ucap Lyn kembali. Membuat Alea mengecutkan bibirnya.

Ujian hari kedua, semua mata pelajaran hari ini lumayan enak. Membuat kedua manusia ini sedikit bersantai.

"Lo tau dari mana Kenzo udah sembuh?" Tanya Alea kepo.

"Reno." Sahut Lyn. "Katanya sih hari ini sekolah."

Alea mengangguk, "mata gue masih bengkak ya? Ketara banget ya?"

"Iya, jelek banget." Sahut Lyn, sambil mengejeknya.

"Jelek-jelek gini, Kenzo suka gue." Ucap Alea tersenyum bangga.

"Sekarang sih lebih milih Jemima, yakin gue. Mana mau dia sama lo, cewe cerewet, tukang nangis, tukang marah-marah, ih mana mau si Kenzo." Ejek Lyn sambil tertawa.

Alea mengecutkan bibirnya, "lo ah gak seru. Jangan gitu dong, gue emang marah sama Kenzo, tapi gue gak sudi kalau Kenzo sama Jemima. Gak mau putus gue, Lyn bantu dong."

"Aelah, semalem gaya-gayaan marah. Sok sokan." Ucap Lyn.

"Ish kan spontan," sahut Alea sambil menunduk.

"Yaudah deh, nanti gue bantu biar gak musuhan lagi." Ujar Lyn tersenyum. "Gue ke kelas dulu ya, bye!"

"Iya. Makasih Lyn, muah, cium banyak-banyak." Sahut Alea sambil melambaikan tangannya.

...

"Lyn, gue pulang naik apa ya?" Tanya Alea sembari menunggu hujan reda. "Gojek mana ada yang lewat kalau hujan badai begini."

Ujian hari kedua mereka, Alhamdulillah berjalan lancar. Mata pelajarannya tidak begitu sulit, jadi keduanya mampu mengerjakannya dengan cepat selesai sebelum waktu habis.

"Minta anter Kenzo, lo kan punya pacar." Sahut Lyn, tapi pandangannya masih fokus di handphone.

"Ish, lo lupa gue musuhan sama dia?" Tanya Alea bersikap dada.

Lyn menatapnya malas, "suruh siapa lo marah-marah."

"Lah, kan dia duluan yang buat gue marah." Ucap Alea tidak terima disalahkan. "Masa gue baru ketemu sama Rio sekali aja, dia udah marah-marah gak jelas, nyindir-nyindir pula tuh. Sedangkan dia sama Jemima gimana, lebih parah."

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang