Tiga puluh delapan|38

6 4 0
                                    

Happy reading!
...

Brak!

"DIMANA LO SIALAN!"

"GAK USAH JADI PENGECUT!"

"Lo cari gue?"

Sahut seseorang yang duduk di atas balkon, sambil menyesap sepuntung rokok.

Badannya bersandar di dinding, kakinya lurus layaknya orang yang sedang bersantai.

Rio, menoleh, menatap Kenzo yang sedang menghidupkan api-api nya. Dadanya naik turun, nafasnya terdengar kuat, matanya menatap tajam ke arahnya.

Rio tau, kejadian ini pasti terjadi. Karena, dia juga tau, Kenzo melihatnya sewaktu Rio dan Alea berada di tempat dan waktu yang sama.

Saat kejadian itu, dari sudut mata Rio, dia melihat Kenzo di sebalik pohon yang menatap mereka dengan tatapan sulit diartikan.

Jadi kesimpulan, Rio tau hal ini akan terjadi.

"Mau lo apa bangsat!" Gertak Kenzo maju beberapa langkah, sehingga tepat di depan Rio.

"Lo gak mau nyebat dulu?" Tanya Rio dengan nada santai.

Dengan cengkaman Kenzo, tubuh Rio sedikit terangkat. Rio masih saja santai, dengan rokok yang di hisapnya.

"Rokok mahal, yakin lo gak mau?" Tanya Rio sekali lagi meyakinkan. "Bukannya lo ujian hari ini?"

Bugh!

Satu bogeman tepat mengenai tubuh Rio, sang empu membuang rokok miliknya, lalu meringis.

"Mau lo apa? Lo mau rebut Alea, layaknya lo rebut Jemima dari gue seperti dulu?" Tanya Kenzo. "Kali ini gak akan gue biarin anjing!"

"Lo yakin, gue yang rebut Jemima dari lo?" Tanya Rio kembali.

Kenzo melepaskan cengkraman nya. "Kalau bukan lo, siapa lagi?!"

Rio berdiri tegak, sambil merapihkan kerah bajunya yang sudah berserakan akibat ulah Kenzo. "Lo gak tau Jemima dibelakang lo kayak gimana, lo gak tau kan?"

Kenzo terdiam sejenak, "maksud lo apa?"

"Ayah dia, bos gue." Jelas Rio. "Dia bisa suruh-suruh gue selayaknya babu! Dia, dia yang goda gue duluan! Gue nolak, karena gue tau lo pacaran sama Jemima, dan posisinya gue udah pacaran sama Alea, lo tau itu kan?"

"Bohong lo! Kapan lo kerja, lo gak ada bilang sama kita kalau lo kerja, lo anak orang kaya." Sahut Kenzo.

"Lo gak tau dalam hidup gue yang sebenarnya." Ucap Rio tersenyum getir, "gue kerja buat diri gue sendiri. Gue masih punya Ayah, tapi gue gak mau anggap dia sebagai Ayah. Dia pemain Kenzo, gue malu ngakuin dia sebagai Ayah. Lo gak tau fakta itu kan? Lo cuma taunya, gue anak konglomerat, gue bahagia. Nyatanya gak! Mama gue sengsara di rumah! Gara-gara bokap kalau pulang selalu mabuk! Nyokap gue selalu di pukul! Gue gak tahan, gue keluar, gue cari kerja demi itu. Dua hari gue pindah, nyokap meninggal. Gue hancur! Tiba-tiba muncul masalah baru, tim bubar, semua bubar! Gue gak tau mau cerita dimana lagi! Rumah kedua gue hilang, termasuk lo!"

Damn!

"Maksud lo? Tante Ayu, tante udah meninggal?" Tanya Kenzo dengan nada yang berubah. "Lo kenapa gak cerita!"

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang