Tiga puluh lima|35

10 4 0
                                    

Happy reading!
...

Hari ini, ujian telah dimulai. Semua sibuk sendiri, menyiapkan peralatan demi peralatan. Yang termasuk kartu ujian, benda paling terpenting.

Hari ini masih ada saja yang sempit-sempittan guna mengambil kartu ujian. Padahal sudah jauh-jauh hari diberi aba-aba untuk mengambil kartu ujian segera juga.

Cuaca juga gerimis, membuat mereka sedikit malas. Ditambah hari senin, hari dimana melaksanakan semuanya terasa sedikit malas.

"Lo gak jenguk Kenzo?"

Alea yang sedari tadi melamun, kini menatap Edellyn dengan raut wajah bingung.

"Lo gak tau, Kenzo demam?" Tanya Edellyn. "Udah dua hari gak turun, mulai dari hari sabtu udah demam dianya."

"Sabtu?" Monolog Alea. "Sabtu dia hujan-hujanan buntuti gue sampai rumah, sukurin sih."

"Kok bisa? Bukannya gue suruh dia anterin lo? Kok malah buntuti lo?" Tanya Edellyn.

"Guenya gak mau." Sahut Alea acuh.

"Jahat lo Le." Cerca Edellyn.

Hal itu membuat Alea menghela nafas, "kapan lo mau jenguk?"

"Nanti." Sahut Edellyn sambil menyiapkan beberapa peralatan ujian di meja Edellyn, sebelum dia harus pergi ke mejanya sendiri.

Karena ujian, nama mereka juga jauh, Edellyn jadi terpencar di kelas sebelah.

"Gue ikut." Ucap Alea.

"Gue tunggu di parkir, telat dua menit lo gue tinggal." Pinta Edellyn lalu pergi begitu saja dengan meninggalkan tas nya dengan kancing terbuka.

"Ini tas lo gak dibawa?" Tanya Alea sedikit kuat.

"Gak, gue udah bawa peralatannya disini semua." Sahut Edellyn memekik, sambil menunjukan yang dibawanya.

...

Ujian hari ini selesai, tiga mata pelajaran sekaligus membuat kepala Alea seperti sedang mengepulkan asap-asap di atasnya.

"Muka lo masih jelek, gue gak mau ajak lo." Ketus Edellyn, melihat Alea yang masih misuh-misuh gak jelas.

"Tai lo." Umpat Alea.

"Makannya senyum!" Ujar Edellyn. "Nah mobil Reno udah dateng."

Setelah mengatakan itu, Edellyn masuk diikuti dengan Alea, di tempat duduk tengah.

Di sepanjang perjalanan awalnya biasa-biasa saja, kaki Alea bergoyang ketika mendengar iringan lagu santai yang di putar oleh Reno.

Sampai di pertengahan Alea sudah sedikit jengah dengan keadaan. Macet total, ditambah lagi melihat kemesraan kedua manusia yang tidak memikirkan nasib Alea di belakang.

Seolah-olah tidak ada orang, mereka asik mengobrol berdua bahkan sampai berpegangan tangan.

Helow!

Ini dibelakang masih ada orang lho!

Tak lupa sesekali tangan Reno yang mengusap-usap pucuk kepala Edellyn, membuat si empu menggeliat sambil tertawa.

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang