Satu|01

60 16 3
                                    

Happy reading!
...

"ALEANA KATELYN JOVANKA!"

Suara toa menggelegar, Alea menghela nafas.

"Sekolah-nya alay." Ucapnya menggerutu.

"ALEAAA, Lo punya masalah apa lagi?" Tanya Edellyn. "Bermasalah mulu lo!"

"Lyn, gue cuma bolos kok gak lebih." Sahut Alea.

Edellyn Gabriela, teman dekatnya Alea. Edellyn tau segalanya tentang Alea, masa lalu, kisah percintaan, keluarga, dan pertemanan. "Sono Lo pergi ke BK, nanti nama Lo menggelegar lagi."

Dengan langkah malas, Alea menuju ke ruangan BK.

Pak Jeno sudah bersikap dada di depan pintu ruangan BK. "Aleaaaaa, sini kamu!"

"Iya pak," sahut Alea.

Dua manusia berbeda umur ini, sudah duduk di sofa bermuatan satu orang. Jadi, masing-masing duduk di satu sofa.

"Kamu tau, kamu salah apa?" Tanya pak Jeno.

"Bolos doang kok pak," sahut Alea santai.

Pak Jeno menahan amarah sebentar, "catatan bolos kamu sudah terlalu banyak Lea."

"Ya udah deh pak, besok gak lagi." Sahut Alea dengan jari membentuk huruf v.

"Halah, alasan kamu aja itu." Ucap Pak Jeno tak percaya.

Pasalnya, Alea selalu mengucapkan kata-kata itu sewaktu di interogasi oleh Pak Jeno. Pak Jeno juga mungkin sudah muak dengan kata 'ya udah deh pak, besok gak lagi.'

"Beneran pak, saya gak bohong. Capek juga lama-lama pak, ya udah saya permisi dulu pak." Sahut Alea, langsung menyelonong keluar.

Pak Jeno sudah tidak heran dengan sikap yang di tunjukan seperti tadi oleh Alea.

"Saya ingin memberi kamu skors Alea, tapi kamu pintarnya kelewatan batas." Ucap Pak Jeno sendiri.

kini Alea sudah sampai di kelasnya. Memang jarak ruangan BK dengan kelasnya tidak terlalu jauh. Hanya melewati lima kelas saja.

Edellyn menatap Alea, "udah?"

Alea mengangguk, "Uda dong. Pak Jeno udah bestie forever sama gue."

"Rada geli gue dengarnya." Sahut Edellyn meringis. "Kantin yuk."

Alea mengangguk, "ya udah."

Sesampainya di kantin, mereka duduk di meja ujung. Pesanan mereka juga sudah sampai beberapa menit lalu.

Alea menatap handphonenya meringis ngeri, "eh anjir!"

Edellyn yang posisinya sedang memakan bakso, tiba-tiba tersedak. "BANGSAT! Minum woi."

Dengan cepat Alea memasukan air putih ke dalam mulut Edellyn.

"Uhuk uhuk," berhenti sejenak.

"Udah?" Tanya Alea.

Edellyn mengangguk, "kenapa Lo? Sampai kaget gue."

Alea menunjukan handphone-nya kepada Edellyn, sontak Edellyn tertawa terbahak-bahak.

"Kocak tuh kakel, sok iya." Ucap Edellyn.

"Kok, gue ngeri ya?" Tanya Alea mengelus-elus kedua tangannya. Bulunya berdiri, bergidik ngeri.

"Lo sih, trauma-nya terlalu besar. Coba deh Lo pacaran lagi, banyak loh yang mau sama Lo." Sahut Edellyn.

Alea menatap Edellyn malas. "Gue gak mau Lyn, takut gue. Gila aja, gara-gara itu hampir mati muda gue."

"Tau deh," sahut Edellyn malas.

...

Bel pulang berbunyi, Alea dan Edellyn masih setia di dalam kelas. Cuaca mendung, gerimis rapat ini membuat Alea dan Edellyn malas untuk keluar.

"Dingin banget." Ucap Alea mengelus kedua telapak tangannya.

"Butuh kehangatan Lo. Untung gue ada pacar, jadi pakai jaket pacar." Sahut Edellyn sambil memamerkan jaket sang pacar.

Alea menatap Edellyn sengit. "Idih, tai."

"Makannya punya pacar." Ucap Edellyn mengejek. "Eh, Lo gak mau pulang?"

"Ya mau." Sahut Alea, "tapi masih dingin."

"Ya udah Lo pakai jaket gue." Ucap Edellyn, dan memberi jakenya. "Gue pakai jaket Reno."

"Ya udah deh." Sahut Alea, "lo mau pulang sekarang?"

Edellyn mengangguk, "gak lo lihat gue udah pakai jaket dan jas hujan?"

"Oh iya," sahut Alea dengan cengiran.

Alea juga sudah bersiap-siap ingin pulang, dia memakai jaket Edellyn dan jas hujan tak lupa helm.

Sesampainya di parkiran, Alea memanaskan motor-nya. Lain hal-nya dengan Edellyn, kini dia sedang berbincang hal hal random oleh Reno.

Kebetulan sekali, Reno juga barusan ingin pulang. Reno wakil kepala Osis, jadi maklumlah kalau pulangnya lama.

Dan memang sekarang ini parkiran sudah sepi, mungkin hanya ada beberapa kereta anak Osis.

"Alea, gue duluan ya!" Ucap Edellyn melambaikan tangan.

Alea mengangguk malas, "ya."

Dua motor berdampingan pun keluar dari parkiran menuju arah jalanan yang padat.

Kini Alea masih sibuk mengecek handphone-nya, sambil menunggu hujan lebih reda lagi.

'Stt, Lo tau gak? Katanya ada anak baru cuy.'

'Pindahan dari mana?'

'Kalau gak salah, Bandung ya?'

'Ganteng cuy, gila sih. Gue udah liat fotonya, keren abis.'

Alea tak sengaja mendengar bisikan-bisikan itu, ia menoleh ke-belakang.

Tak mau ambil pusing, siapa yang mau pindah. Yang penting dia sudah tidak sengaja mendengar kata akan ada anak baru yang datang.

Dengan perlahan, dia keluar dari area parkiran dan berlaju ke arah jalanan yang padat.

...

Vote and coment yaa

Vote and coment yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang