Sebelas|11

24 12 0
                                    

Happy reading!
...

"Assalamualaikum!"

Lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi!

Alea muak mendengar suara Kenzo, walaupun candu ahay!

"Waalaikumsallam!" Seru Celinne senang, sambil berlari menghampiri Kenzo yang di depan pintu.

Pandangan itu tak luput dari Keenan, menatap Kenzo seperti musuh bebuyutan. Sebenarnya anak kandung nya siapa sih? Keenan, atau Kenzo?

Saat Keenan pulang atau pun pergi sekolah, gak pernah seperti itu mamanya kepada Keenan.

Kalau pulang ya sekedar 'waalaikumsallam' habis itu Keenan yang nyamperi lalu cium-cium manja.

"Dih!" Ketus Keenan tak senang.

"Bang." Sapa Kenzo.

"Siapa lo, gak kenal gue. Gak usah SKSD lo sama keluarga gue!" Sarkas Keenan.

Kenzo menelan ludahnya payah, "izin antar Alea ya bang."

"Yaudah lo antar sono, itung-itung antar jemput gratis." Sahut Keenan santai.

"Kak, jangan gitu lah." Tegur Aksa. "Anak tengil ini kan udah selamatin nyawa Alea, berterima kasih kamu."

"Nama nya Kenzo Yah." Ucap Celinne tak terima.

"Udah ih, ayo Kenzo kita otw." Ucap Alea melerai.

"Om, izin ya om. Tante izin. Bang, izin juga." Pamit Kenzo kepada seluruh anggota keluarga.

"Hati-hati ya sayang." Ucap Celinne memeluk Kenzo dan Alea. "Bekal kamu udah di bawa? Mama bawa dua, satu buat Kenzo ya!"

"Iya Ma iya." Sahut Alea.

Setelah berpamitan, Alea dan Kenzo pergi ke sekolah diikuti dengan Keenan di belakang membuntuti mereka berdua.

...

"Makasih Kenzo." Ucap Alea tersenyum.

Ah! Siapapun tolong Kenzo! Dia sepertinya sudah terbang ke atas awan yang empuk!

"Sama-sama cantik!" Sahut Kenzo bersemangat.

Tak mau menanggapinya lagi, Alea pergi ke kelas sendiri. Semua pasang mata menatapnya intens, sebenarnya mereka ada hubungan apa sih?

Sesampainya di kelas, sudah di suguhi Edellyn yang siap berteriak ke arahnya.

"STOP!" Keburu Alea yang berteriak menatap Edellyn dari pintu masuk kelas.

Tentu saja satu kelas yang tadinya ribut, langsung senyap mendengarkan suara Alea.

Alea menahan malu ketika masuk, dia menggaruk tengkuknya yang jelas-jelas tidak gatal. Itu gaya tambahan, supaya menahan malu.

"Ah lo gak asik! Seharusnya gue duluan yang teriak!" Ketus Edellyn tak terima.

"Suka-suka gue!" Sahut Alea menyolot. "Gue tau, pasti lo mau nangisin karakter fiksi-fiksi lo yang udah pada mati itu kan?"

"Ih, meninggal Alea! Bukan mati! Kasar banget lo!" Sahut Edellyn ketus, menatap Alea sinis. "Gue ada berita penting!"

"Apa?" Sahut Alea malas. "Awas saja kalau gak berbobot."

"Ituloh, ada anak baru hari ini juga." Ucap Edellyn semangat, "semoga cowo deh."

Pletak!

"Lo udah punya cowo masih aja kegatelan!" Tegur Alea. "Nanti Reno sama cewe lain lo nangis-nangis ke gue! Kayak waktu itu, pake segala ingus keluar masuk, kan gue jadi inget itu mulu."

hate so loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang